2. Rekayasa Politik Terencana:
Bisa jadi ini diskenariokan sebagai "fake fight" untuk membuat Putin, Xi Jinping, atau Khamenei salah strategi.
Ketika dunia mengira AS dan Ukraina pecah kongsi, Rusia bisa lebih longgar, santai, lalu pas lengah --- jebret! Serangan balik dilancarkan.
Di sisi lain, Trump dapat memanfaatkan momen ini untuk menjual narasi ke pendukungnya bahwa dia tegas soal uang pajak rakyat, sementara Zelensky bisa mainkan kartu "martir internasional yang ditinggal sekutu".
3. Permainan Dalam Negeri AS:
Trump juga bisa sengaja membuat drama ini untuk menembak Biden. Dia ingin menunjukkan bahwa bantuan Biden ke Ukraina sia-sia sebab tidak mampu membuat hubungan mereka harmonis.
Zelensky di sisi lain bisa memanfaatkan hal ini untuk mencari simpati global, bahwa "tanpa bantuan, kami hancur."
So, Apa Kesimpulannya?
Kalau kita melihat rekam jejak Trump yang suka drama panggung politik, saya cenderung curiga ini bukan berantem tulus, tapi lebih ke reka adegan politis untuk bermain catur geopolitik tingkat tinggi.Â
Tapi, tetap ada potensi kalau bentrokan emosi itu real, karena dua orang ini sama-sama keras kepala dan punya kepentingan bertabrakan.
Pelajaran Pentingnya: