Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Freelancer - Pelaku Pasar Modal, Pengamat Pendidikan, Jurnalis, Blogger, Writer, Owner International Magazine

Menulis sebagai sebuah Kebahagiaan dan Kepuasan, bukan Materi

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Resesi Seks, Kok Bisa?

30 Desember 2022   20:28 Diperbarui: 30 Desember 2022   20:32 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kerumitan pernikahan (pic: mnc.com)

Tujuan sebuah percintaan bukan hanya senang-senang semata namun juga dituntut pertanggungjawaban kepada Tuhan sebab cinta bukan hanya milik sepasang kekasih saja

Banyak orang bingung menyimpulkan mengapa resesi seks bisa terjadi. Sebetulnya hal tersebut bukan hanya mulai menunjukkan tanda-tandanya di Indonesia, namun juga seluruh dunia. Data dunia menunjukkan bahwa jumah kelahiran bayi yang menurun sebgaai pertanda resesi seks telah melanda.

Hal yang perlu dipahami adalah mengapa tiba-tiba resesi seks bukan menjadi sesuatu yang mengejutkan di saat ini. Ada beberapa alasan yang membuat kondisi tersebut bukan hal yang mengejutkan lagi, diantaranya adalah:

Kebutuhan ekonomi kian meningkat

Ketika sebuah pasangan memutuskan mengikat diri dalam pernikahan, maka kesiapan mereka dalam mengantisipasi kebutuhan hidup meningkat. Ketika hal itu terjadi maka ada dua pilihan ketika kebutuhan ekonomi kian meningkat.

Saat pertama menikah mungkin kebutuhan hidup tak terlalu mencekik leher, sebab biasanya masih ditunjang dengan bantuan finansial dari orangtua. Namun seiring waktu, kebutuhan akan kian meningkat, apalagi telah terlahir anak-anak dari pernikahan. Sehingga membuat pasangan memutuskan untuk tidak memiliki anak terlebih dahulu sampai ekonomi mereka mumpuni.

Bahkan terkadang dari kerentanan tersebut membuat pasangan enggan lagi memikirkan seks, akibatnya bisa saja menganggap seks sebagai sebuah beban karena mengakibatkan kelelahan dalam memenuhi kebutuhan ekonomi. Sehingga bisa jadi pasangan kemudian menempuh perceraian sebab menganggap seks sebagai biang kerok permasalahan.

Kehidupan seks menyimpang

Kehidupan seks menyimpang bisa juga menjadi penyebab resesi seks terjadi. Sebab yang dikejar bukan memperoleh keturunan tetapi kebutuhan seks semata. Ketika hal tersebut terjadi, tentunya penerus keturunan tak menjadi hal utama. Apalagi bila  mereka tak bisa menghasilkan keturunan kecuali dengan cara mengadopsi ataupun bayi tabung, yang tentu saja dapat mengurangi frekuens kelahiran.

Pernikahan dianggap beban

Ketika seseorang menganggap bahwa pernikahan hanyalah sebuah beban, karena banyaknya kewajiban dan komitmen yang harus dijalani. Misal adanya pembagian harta gono gini bila terjadi permasalahan, atau pembagian hak asuh anak, ataupun kelahiran anak-anak yang menuntut perhatian dan pengasuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun