Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Freelancer - Pelaku Pasar Modal, Pengamat Pendidikan, Jurnalis, Blogger, Writer, Owner International Magazine

Menulis sebagai sebuah Kebahagiaan dan Kepuasan, bukan Materi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bule Sontoloyo

26 November 2022   20:09 Diperbarui: 26 November 2022   20:24 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bule (pic: freep.com)

Menceritakan hubungan cinta wanita Indonesia dengan pria warga negara asing yang putus di tengah jalan akibat si bule pengangguran. Setelah putus, cinta beralih ke wanita lain hingga bermuara ke jenjang pernikahan, namun cinta kembali berakhir, bukan karena bule menganggur, tapi karena perselingkuhannya dengan pembantu, waduh!

Hari kian senja ketika aku melangkah di sepanjang lorong hotel itu. Banyak kenangan  menari-nari di antara lorong-lorong, kenangan bersama Richard, pria bule yang sontoloyo.

Entah mengapa aku merasa pria bule ganteng yang sangat digilai teman-teman wanitaku itu sebagai sontoloyo. Bagaimana tidak, saat aku berusaha berulangkali untuk memutuskan cintanya, namun entah kenapa dia tak pernah mau diputuskan hingga aku merasa jengah sendiri. Bahkan teman-temanku sering menudingku gendeng sebab  selalu mati-matian berusaha memutuskan cinta pria bule yang tampannya melebihi Tom Cruise itu.

Mungkin benar aku gendeng seperti yang ditudingkan teman-temanku karena yang kusukai saat awal mengenal Richard adalah wajah tampannya, bukan yang lain-lain. Membayangkan perbaikan generasi berikut dengan kelahiran anak anak kami seandainya jadi menikah dengannya. Namun tenyata angan-anganku terlalu melambung ke angkasa, impian tak seindah kenyataan, sebab ternyata Richard adalah pria bule pengangguran yang tak punya penghasilan.

Kabarnya dia kabur dari rumah orangtuanya di Wales, Inggris akibat dijodohkan  dengan teman bisnis ayahnya yang raja judi. Hmm..... kurasa cukup kaya raya, tapi Richard lebih memilih kabur, dan pilihan negaranya adalah Indonesia' alasannya karena biaya hidupnya rendah. Alamaaaak.... dan dengan biaya hidup yang katanya rendah toh sekarang dia pengangguran, entah seperti apa dia menjalani hidupnya.

Aku yang terlanjur jatuh cinta dengan ketampanannnya. Hingga lima bulan menjalani hubungan bersamanya, penuh keceriaan karena kami sama-sama penghobbi kucing, dia selalu menunjukkan perhatian lebih pada kucing yang kami jumpai. Awalnya kukira dia hanya pura-pura menyukai kucing karena demi mencari perhatianku, namun ternyata memang dia juga sehobi denganku, menyayangi kucing.

Setelah hampir satu tahun menjalin cinta dengannya, bukan hal mengherankan bila kedua orangtuaku menginginkan hubungan kami meningkat ke jenjang yang lebih tinggi lagi, yakni pernikahan. Bahkan seperti yang kuduga sebelumnya, orangtuaku terus mendesakku untuk segera menikah dengan Richard, meskipun aku tak menginginkan hal tersebut, sebab aku tahu, meskipun ganteng namun pria bule itu hanya pengangguran.

Dan sudah kuduga, akhirnya orangtuaku tak pernah lagi mendesakku untuk menikah dengan Richard, karena mereka telah tahu tenyata pria bule ganteng itu pengangguran. Kini desakan berikutnya berganti menjadi desakan agar aku memutuskan hubungan percintaan, yang menurut mereka tak ada masa depan.

Sebagai anak perempuan patuh pada orangtua, aku sangat mempercayai bahwa segala apa yang direstui orangtua adalah yang tebaik untuk masa depanku,ndan yang tidak direstui adalah kendala bagiku, aku tak mau melukai hati keduanya.

Sebulan kemudian, aku mengucapkan kata putus untuk Richard, lalu beranjak pergi meninggalkannya. Tak menyangka dia sedemikian histeris meneriakkan namaku hingga matanya berkaca kaca. Bagai film-film Bollywood, aku memerankan cewek matrealistis tetap melangkah pergi meninggalkannya tanpa sedikitpun menoleh ke belakang. Langkahku kuat, aku harus meninggalkan pria tanpa masa depan itu.

Namun kata putus itu tak menyurutkan langkah Richard untuk terus mengejarku. Berbulan-bulan dia tetap berusaha teguh menyambung kata putus menjadi nyambung kembali. Dan gilanya lagi, aku bukan tipe perempuan yang mudah tersentuh dengan pengorbanan pria, aku tetap tak mempedulikannya. Dan usahanya yang terus-menerus tanpa henti mengejarku justru membuatku kian membencinya, hingga menjulukinya sebagai bule sontoloyo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun