Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Freelancer - Pelaku Pasar Modal, Pengamat Pendidikan, Jurnalis, Blogger, Writer, Owner International Magazine

Menulis sebagai sebuah Kebahagiaan dan Kepuasan, bukan Materi

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Brigadir J Menjadi Korban akibat 'Hal Itu' dan Deolipa Bukan LGBT

13 Agustus 2022   12:47 Diperbarui: 14 Agustus 2022   13:10 4653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deolipa dan kasus Brigadir J (pic: tribunnews.com)

Bahkan boleh jadi 'hal itu' juga berkaitan dengan ajudan-ajudan Jendral yang lain, terutama Brigadir RR, sehingga demi menjaga harga diri dan kehormatan bersama, tentu saja harus ada cara agar hal itu tidak bocor ke publik, apalagi sampai diketahui oleh sang istri Jenderal, yang tentu saja selain memalukan, juga akan sangat melukai.

Tetapi masih patut diduga, P sebagai istri FS, mungkin sudah pernah mengetahui 'hal itu' sebelumnya, atau bahkan mungkin baru tahu dari Brigadir J saat di Magelang, sebab dari raut muka dan kesedihannya saat ditemui wartawan ketika membesuk FS di Mako Brimob, nampak P terlihat sangat terpukul.

Mata P yang  bengkak, menunjukkan dia telah banyak mengeluarkan air mata, langkahnya yang gontai, isak tangisnya, tampak menunjukkan luka paling dalam akibat mengetahui 'hal itu', dan mungkin Brigadir J adalah teman berbagi cerita pahit dari 'hal itu.'

Tampaknya tak ada hal yang patut dicurigai ataupun dibenci dari P, sebab sebagai istri seorang Jenderal yang pernah sangat dihormati dan disanjung keluarga dan rakyat Indonesia, tentu saja dia harus berupaya menjaga kehormatan dan harga diri suaminya, meskipun harus mengorbankan diri sendiri. 

Meskipun yang dialami P dibantah sebagai trauma oleh para psikolog, namun sebetulnya yang dialami P adalah bisa juga masuk dalam kategori trauma, sebab dia kehilangan teman yang dianggap anak sendiri karena selalu setia mendengarkan keluh kesahnya, yakni Brigadir J. Jadi akan sangat aneh bila memang terjadi pelecehan di Magelang, namun ternyata Brigadir J tetap dibiarkan dalam satu rombongan bersama P saat kembali ke Jakarta.

Selain trauma, P tentu saja sangat sedih, sebab saat kejadian penembakan, dia berada di tempat yang sama. Mungkin dia sangat shock karena tidak menyangka orang kepercayaannya harus mati dengan cara sadis akibat 'hal itu.'

P sepertinya adalah tipe istri setia, tabah, bersedia mengorbankan jiwa dan raga, bahkan kehormatannya sendiri demi membela suami. Mungkin baginya semua itu adalah juga untuk menjaga kehormatan keluarga, anak-anak, menantu, dan cucunya kelak. Mungkin karena itulah dia kemudian membuat pengaduan kasus pelecehan yang dilakukan Brigadir J terhadapnya, namun ditolak polisi karena FS telah mengakui skenario yang sebenarnya.

Laporan pengaduan yang diajukan P ke kepolisian atas pelecehan yang pernah dilakukan Brigadir J terhadap dirinya sudah pasti sebagai upaya menjaga harga diri dan kehormatan suaminya, meskipun mungkin hal tersebut bukan keinginan murni P.

Kasus ini akan sulit terungkap dengan segamblang-gamblangnya, dan seandainya pun terungkap, maka hanya akan terlihat dari pemberian hukuman setimpal kepada pelaku-pelakunya, namun motif sebenarnya tidak akan terbuka secara lebar, sebab sudah pasti menyangkut harga diri dan kehormatan banyak pihak. Adanya keterkaitan satu sama lain seperti jalinan benang, bukan hanya harga diri dan kehormatan FS, tapi juga keluarganya, istrinya, keluarga istrinya, keluarga FS sendiri, bahkan boleh jadi institusi besarnya.

Kasus ini memang harus terungkap secara gamblang  secepatnya, sebab rasanya tak elok bila Brigadir J yang ternyata telah mengabdi secara baik sekian waktu di kepolisian, tiba-tiba bukan hanya telah meninggal dengan cara mengenaskan, namun tercatat dalam sejarah menyandang nama buruk melecehkan istri pimpinannya.

Kasus Brigadir J seperti buah simalakama, jika tidak diungkap akan membuat kian besarnya tanda tanya publik, namun bila diungkap secara gamblang maka akan ada harga diri dan kehormatan yang dikorbankan serta merupakan aib. 

Kini tak ada cara selain mengamati dan menunggu penyidik selesai bekerja, hingga kemudian pengadilan memutuskannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun