Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Freelancer - Pelaku Pasar Modal, Pengamat Pendidikan, Jurnalis, Blogger, Writer, Owner International Magazine

Menulis sebagai sebuah Kebahagiaan dan Kepuasan, bukan Materi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Konflik Rusia-Ukraina Plus Amerika, Siapa yang Lebih Bisa Dipercaya?

9 Februari 2022   08:01 Diperbarui: 9 Februari 2022   11:48 997
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anggota Pasukan Pertahanan Teritorial Ukraina, unit militer sukarelawan Angkatan Bersenjata, berlatih di taman kota di Kyiv, Ukraina, Sabtu, 22 Januari 2022. Sumber: AP PHOTO/EFREM LUKATSKY via KOMPAS.com

Sebagai pedagang senjata sudah pasti dagangannya harus laku demi pendapatan negara, maka tak ada cara lain selain upaya menggelar latihan perang, ataupun mengadu domba antar negara agar dagangan senjata tetap laris manis. Sehingga tak mengherankah Ameerika sangat percaya diri dan selalu berhasil dalam propagandanya.

Isu perang dunia ketiga bukan kali ini saja. Saat Amerika memiliki konflik besar dengan China beberapa waktu lalu, hingga memicu perang dagang, isu akan terjadinya perang dunia ketiga pun merebak saat itu. Namun kemudian tenggelam dengan sendirinya saat pandemi Covid merebak tiba tiba. 

Sehingga menimbulkan pertanyaan kontroversi, mungkinkah virus covid merupakan senjata kimia biologi rahasia negara tirai bambu yang disiapkan jika pecah perang melawan Amerika, yang ternyata bocor, atau sengaja dibocorkan?

Keuntungan dan sikap Indonesia

Permasalahan Rusia dan Ukraina, memang akan membuat dunia terbelah menjadi dua opini. Opini pertama cenderung melihat Rusia sebagai negara besar yang pernah memiliki Ukraina, sehingga sudah sewajarnya bila ingin menguasainya kembali, apalagi kabarnya banyak kekayaan alam bernilai ekonomis di Ukraina. 

Opini kedua justru menyayangkan jika Ukraina kembali menjadi negara bagian Rusia, sebab perlakuan Rusia tehadap negara negara bagiannya sudah bukan kisah manusiawi.

Indonesia sebagai negara dengan alutsista tak sebesar Rusia, apalagi jika dibanding Amerika dan konco konconya di NATO, maka tak ada cara lain yang bisa dilakukan selain wait and see, syukur-syukur bisa mendamaikan dua negara besar yang sedang berseteru. 

Rusia yang ngeyel ingin merebut wilayah Ukraina kembali, dan Amerika yang ngotot membela Ukraina, pasti semua ada maunya, ada keinginan tersembunyi, sebab tak ada makan siang yang gratis.

Kita patut bersyukur dengan negara kita yang menyandang status netral, tidak ngalor, juga tidak ngidul, meskipun terkadang memang agak sedikit ngalor dan sedikit ngidul demi mengundang limpahan investasi fulus di negara kita, terutama dalam bidang infrastruktur. 

Posisi netral yang menguntungkan dapat dimanfaatkan Indonesia membawa kedamaian dunia sesuai amanat Pembukaan UUD 1945, dengan mengutus delegasi untuk berkomunikasi langsung dengan Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menggerakkan Majelis Umum, berbicara di Dewan Keamanan PBB. Siapa tahu Rusia akan terharu sehingga mengurungkan niatnya untuk kembali mencaplok Ukraina, sedangkan Amerika berhenti dengan propagandanya.

Di balik berbahayanya apabila konflik berlanjut pada tingkat kendali pikiran yang sulit dikontrol, yakni adanya perang nuklir, namun tampaknya dua negara adidaya tak akan berbuat senekat itu, sebab biaya yang dikeluarkan sangat besar, sementara posisi dua negara sedang dalam krisis ekonomi akibat pandemi.

Jika pun terjadi sesuatu dari ketegangan hubungan tersebut, maka dampak yang terasa langsung adalah pasokan gas alam Eropa, sebab 35% berasal dari Rusia. Ketika harga gas alam dan minyak meningkat akibat konflik, maka akan mendorong harga komoditas energi pengganti yaitu batu bara. Tanpa harus menjadi anak bnagsa yang matre, Indonesia sebagai pemasok komoditas energi dunia khususnya batu bara akan diuntungkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun