Mohon tunggu...
Fakhryah Salsabila
Fakhryah Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Trisakti School Of Management

Hello!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Menerapkan Budaya Risiko Sebelum Pembelajaran Tatap Muka di Masa Pandemi Covid-19

18 September 2021   19:44 Diperbarui: 18 September 2021   19:47 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

     Sejak akhir tahun 2019, dunia sedang dihadapkan bencana wabah pandemi Corona Virus Disease 2019, yang biasa dikenal dengan Covid-19, dimana hampir seluruh negara di dunia telah melaporkan kasus positif Covid-19 dengan jumlah kasus global sebanyak 219 juta dan jumlah korban meninggal mencapai 4,55 juta jiwa didunia.  Indonesia kini menunjukkan angka kasus yang cukup tinggi, yaitu sebanyak 4,18 juta  jiwa terpapar covid19, dengan jumlah korban meninggal sebanyak 140 ribu jiwa. Pemerintah di berbagai negara menerapkan kebijakan pengetatan aktivitas untuk mencegah kerumunan manusia yang bisa menyebabkan penyebaran virus Corona ini dengan adanya testing (pengujian), tracing (penelurusan kontak), dan vaksinasi pun terus digencarkan.

     Sejak diberlakukannya masa darurat Covid-19  pada tanggal 16 Maret 2020, hampir seluruh sekolah di Indonesia mengambil keputusan untuk pembelajaran via daring atau disebut dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Dalam pembelajaran jarak jauh banyak sekali keterbatasan kemampuan,sarana dan prasarana yang dirasakan siswa dan juga guru seperti tidak memiliki handphone,laptop, jaringan yang kurang memadai ,dan kemampuan siswa yang masih terbatas.

   Direktur Sekolah Dasar Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Ristek Sri Wahyuningsih mengatakan apabila berbicara standar keamanan sekolah dari risiko penularan Covid-19  maka pembelajaran tatap muka baru bisa dilakukan saat pandemi covid ini selesai. Dan Sri sendiri menekankan saat ini semua pihak tidak tahu kapan pandemi Covid-19 akan berakhir.

"Kita harus berupaya memberikan yang terbaik agar anak-anak kita tidak jadi generasi rebahan, generasi yang laptopnya nyala untuk belajar daring tapi mereka sambil tidak fokus. Ini kan merupakan dampak dari pandemi," Ucap Sri

     Saat ini pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) menurun di level 3, sehingga pemerintah memutuskan untuk mengizinkan pembelajaran tatap muka secara bertahap di masa pandemi.  Dalam hal ini, pemerintah menegaskan masyarakat khususnya siswa,orang tua siswa, dan guru guru untuk menerapkan budaya risiko. Dengan adanya budaya risiko masyarakat menyadari bahwa perilaku dan persepsi mereka terhadap risiko akan berpengaruh pada bagaimana risiko-risiko tersebut dikelola. Memahami risiko pembelajaran tatap muka menjadi penting. Pemahaman itu mesti dilengkapi dengan manajemen risiko yang baik.

     Budaya risiko adalah istilah yang menggambarkan nilai-nilai, keyakinan, pengetahuan dan pemahaman tentang risiko secara bersama oleh sekelompok orang dengan memiliki tujuan yang sama. Salah satu unsur budaya risiko adalah sejauh mana individu memahami bahwa risiko dan kepatuhan terhadap aturan  berlaku untuk semua orang karena terkait dengan tujuan agar tercapai.

     Pada masa penularan virus corona belum sepenuhnya terkendali seperti sekarang, pelaksanaan pembelajaran tatap muka harus dipersiapkan secara matang oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dinas pendidikan, sekolah, dan instansi terkait lain agar tidak memunculkan klaster penularan baru.

     Pembelajaran tatap muka hanya diperbolehkan untuk sekolah yang telah memenuhi daftar periksa yaitu ketersediaan sarana seperti toilet bersih, mempersiapkan sabun untuk cuci tangan,air mengalir, hand sanitizer dan juga disinfektan. Selanjutnya,mampu mengakses fasilitas pelayanan kesehata,kesiapan menerapkan masker dan memiliki alat pengukur suhu badan.

     Agar terhindar dari paparan virus corona, maka ketika berada di ruangan saat melaksanakan pembelajaran tatap muka, kelas harus ada ventilasi udara yang baik. Supaya percikan yang menempel pada benda akan terserap oleh sirkulasi udara.

     Kegiatan selain pembelajaran tidak boleh dilakukan,dan tetap mengikuti protoool kesehatan,seperti menggunakan masker kain tiga lapis atau masker bedah sekali pakai,cuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer, menjaga jarak dan tidak melakukan kontak fisik,dan menerapkan etika batuk/ bersin untuk mencegah penularan covid-19.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun