Tidaklah Aku (Allah) ciptakan Jin dan Manusia kecuali agar mereka beribadah hanya kepadaKu_(Q.S Adz-Dzaariyaat ayat 56)_
Semua penyebutan ibadah dalam al-Quran maknanya adalah tauhid (dilakukan demi mengesakan Allah)_ Ibnu Abbas_
Datangnya bulan ramadan bak magnet bagi manusia. Apakah ia pernah banyak berbuat dosa, sedang dosanya. Suci atau kotorkah seseorang maka seseorang itu tadi akan mendekati ramadan untuk melakukan penyucian diri dari dosa-dosa.
Berlomba-lomba lah manusia berbuat amal kebaikan semaksimal mungkin dan seminimal mungkin menghindari berbuat dosa. Bahkan ada yang ingin 'menutupi' dosa-dosanya 11 bulan yang lalu maka segala ibadah di bulan ramadan yang dianggap berpahala dan menggugurkan dosa tadi dilakukan. Terjadi lah over dosis ibadah. Umpama pepatah, " 11 bulan kemarau hilang di guyur hujan lebat 1 bulan penuh."
Manusia melakukan ibadah oleh Imam Ghazali menjadi tiga tipe.
Pertama. Beribadah seperti pembantu yang memiliki majikan. Seseorang melakukan ibadah karena ia takut akan dihukum oleh majikannya. Maka ia melakukan ibadah itu. Ibadah mental pembantu.
Kedua. Beribadah seperti pembeli dengan penjual. Ia akan beribadah tapi pilih-pilih mana ibadah yang menguntungkan dan tidak merugikan bagi dirinya. Kalau menguntungkan dengan amal pahala yang berlipat ganda dan dipuja puji manusia akan dilakukan tapi jika tak menguntungkan maka ibadah itu tak ia kerjakan. Ibadah mental pebisnis.
Ketiga. Beribadah karena Allah semata. Besar dan kecil ibadah yang dilakukan, ibadah mahdah (khusus dan sudah ditentukan caranya, waktunya dari Al-Qur'an dan Sunnah Nabi seperti yang terangkum dalam rukun Islam, shalat, puasa di bulan ramadan, zakat dan haji apabila mampu) atau ghayru mahdah (tidak khusus dan tidak ditentukan caranya, waktunya oleh Al-Qur'an dan Sunnah Nabi seperti menolong orang ekonomi lemah atau bersedekah) maka rugi atau untungkah dikerjakan ibadah itu, bukan pertimbangan utama. Ia melakukan semua itu karena Allah. Beribadah demi Allah.
Karenanya dalam agama Islam segala perbuatan (amal) dilakukan dengan menyebutkan nama Allah (bismillah) yang berbentuk doa. Ketika makan baca nama Allah, ketika bercermin sebut nama Allah, ketika mau tidur ada doanya, ketika berjalan ada doanya dan doa-doa lainnya ketika beraktivitas.
Ketika itu tidak disebutkan nama dan dilakukan demi Allah maka terputuslah berkah amalnya. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, كُلُّ أَمْرٍ ذِيْ بَالٍ لاَ يُبْدَأُ فِيْهِ بِـ : بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ فَهُوَ أَبْتَرُ “Setiap perkara penting yang tidak dimulai dengan ‘bismillahirrahmanir rahiim’, amalan tersebut terputus berkahnya.” (HR. Al-Khatib dalam Al-Jami’)
Secara bahasa, kata "ibadah" berasal dari bahasa Arab, 'abada, ya'budu, 'ibadatan, yang artinya: melayani, tunduk dan patuh. Sedangkan secara istilah yaitu suatu perbuatan dalam mendekatkan diri kepada Allah dan menyeru kebesaran-Nya dan menundukkan kepercayaan kepada-Nya dalam aturan-aturan yang telah ditetapkan Allah.
Versi kbbi.web.id, ibadah adalah perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah, yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sedangkan versi wikipedia.org, ibadah adalah suatu istilah yang mencakup segala sesuatu yang dicintai dan diridhai Allah. Baik berupa perkataan maupun perbuatan, yang tersembunyi (batin) maupun yang tampak (lahir).
Maka salat, zakat, puasa, haji, berbicara jujur, menunaikan amanah, berbakti kepada kedua orang tua, menyambung tali kekerabatan, menepati janji, memerintahkan yang baik, melarang dari yang berbuat jahat, berbuat baik kepada tetangga, anak yatim, orang miskin, orang yang kehabisan bekal di perjalanan, berdzikir, membaca Al-Qur'an dan lain sebagainya adalah termasuk bagian dari ibadah.
Menurut Abdul A'la Al Maududi kata ibadah berakar dari kata 'abd' yang berarti pelayan dan budak.
Pengertian ibadah versi M. Quraish Shihab yaitu patuh dan taat. Tetapi tidak semua kepatuhan dan ketaatan wajar dinamakan ibadah karena kepatuhan dan ketaatan yang dinamakan ibadah itu haruslah ditujukan kepada satu bentuk ketundukan akibat adanya rasa keagungan dalam jiwa seseorang terhadap siapa yang kepadanya ia mengabdi atau kepada sesuatu diyakini menguasai jiwa raga manusia yang kita sebut dengan Tuhan atau Allah.
Lanjut M. Quraish Shihab lagi ada 3 tanda seseorang itu dinamai beribadah.
Pertama. Tidak menganggap apa yang ada di dalam genggaman tangan sebagai milik sendiri tapi milik Allah. Contoh, manusia punya harta dan jangan anggap itu milik diri sendiri tapi milik Allah.
Kedua. Menjadikan dan melakukan segala kegiatan atau perbuatan hanya bertumpu kepada apa yang diperintahkan Allah.
Ketiga. Tidak menentukan akan melakukan sesuatu kecuali mengatakan "kalau diizinkan Allah."
Selamat menunaikan ibadah di bulan Ramadhan.
Taman Bacaan
kbbi.web.id
wikipedia.org
www.academia.edu
quraishshihab.com
JR
Curup
5.5.2019
