Pelajaran Penting: Membangun Ketahanan Strategis
Kegagalan Ottoman untuk membangun aliansi regional yang kuat, dan kebergantungan berlebihan kepada satu kekuatan besar, menjadi titik krusial kejatuhannya. Pelajaran ini menjadi sangat relevan hari ini, ketika dunia Islam terfragmentasi oleh kepentingan nasional sempit dan kekurangan visi geopolitik bersama hingga sangat bergantung kepada Negara-negara besar seperti Russia dan Tiongkok .Dr. Yasir Qadhi, cendekiawan Muslim asal AS, dalam diskusinya di Oxford Forum 2023 mengatakan: "Muslim countries must learn from the fall of the Caliphate. Political naivety and lack of unity turned a global civilization into scattered states." ("Negara-negara Muslim harus belajar dari kejatuhan Khilafah. Kenaifan politik dan kurangnya persatuan mengubah peradaban global menjadi negara-negara yang tercerai-berai.")
Â
Kesimpulan
Ketika dunia kembali berada dalam bayang-bayang konflik global, sejarah Ottoman menjadi pelajaran penting tentang bagaimana peradaban besar bisa runtuh jika gagal membaca peta dunia dan tidak membangun ketahanan internal. Kini, dunia Islam dan negara-negara nonblok harus membangun narasi politik yang mandiri, aktif, dan strategis.Jejak Ottoman di Perang Dunia I bukan hanya cerita kekalahan, tetapi peringatan geopolitik. Dunia Islam harus berhenti menjadi objek politik global dan mulai bertindak sebagai subjek strategis. Dalam dunia yang "kembali memanas", sejarah bukan untuk dikenang semata---tetapi untuk dipelajari agar tidak diulang.
Wallahu'alam bissowab
Â
Sumber Refrensi Artikel :
Rogan, Eugene. The Fall of the Ottomans: The Great War in the Middle East, 1914--1920. Basic Books, 2015.
Fromkin, David. A Peace to End All Peace: The Fall of the Ottoman Empire and the Creation of the Modern Middle East. Holt Paperbacks, 1989.
Kissinger, Henry. World Order. Penguin Press, 2014.
Haass, Richard N. The World: A Brief Introduction. Penguin, 2020.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!