Belakangan ini ramai sekali diperbincangkan soal wacana bumi datar yang mana paham ini merupakan paham yang sangat bertolak belakang dengan mainstream kepercayaan para ilmuan dan fisikawan. Bermula dari eksperimen yang dilakukan oleh Samuel Rowbotham terhadap datarnya permukaan air di terusan/sungai Bedford.Â
Kesimpulan yang dia peroleh adalah benda yang seharusnya sudah terbenam di balik horizon namun ternyata masih nampak membuktikan bahwa bumi itu datar. Jika bumi bulat maka kelengkungan bumi itu akan membatasi kita dalam melihat benda-benda yang berada di kejauhan karena pasti benda-benda tersebut terposisikan ke bawah ke arah lengkungan bumi.
Namun pada eksperimen di sungai Bedford itu, benda-benda tersebut masih kelihatan. Salah seorang rasionalis bernama Alfred Russel Wallace mencoba menjelaskan hal tersebut dengan menganggap bahwa pembiasan cahaya oleh atmosfir bumi mengakibatkan cahaya yang berasal (atau lebih tepatnya dipantulkan) dari benda tersebut masih bisa dibelokkan mengikuti kelengkungan permukaan bumi sehingga sampai ke pengamat di kejauhan.
Tapi penjelasakan kaum rasionalis ini tak ubahnya seperti penjelasan-penjelasan semisal terhadap fenomena-fenomena yang sama sekali tidak mungkin dijelaskan, seperti penjelasan mereka terhadap sihir, atau fenomena-fenomena supranatural lain. Bagaimana menjelaskan penari kuda lumping yang makan beling?
Sepandai-pandainya kaum rasionalis menjelaskannya, maka penjelasakan mereka tidak sepenuhnya bisa memuaskan. Demikian halnya dengan eksperimen Bedford tadi. Sampai sekarang kaum bumi datar masih menganggap eksperimen tersebut sebagai salah satu bukti yang kuat dalam menopang pandangan mereka.
Oke, katakanlah bumi itu bulat, dan memang saya pribadi lebih cenderung menganggap bahwa bumi itu bulat namun tidak sepenuhnya percaya pada fakta-fakta sains yang terjadi sesudahnya. Misalnya apakah bumi itu benar berputar? Atau apakah benar manusia pernah mendaratkan kakinya di bulan? Jika semua yang diajarkan ke kita sudah benar, maka buat apa ada lagi ada kontroversi-kontroversi sesudahnya.
Bagi pembaca yang percaya bahwa NASA (lembaga antariksa Amerika) pernah mendaratkan manusia di bulan, maka  saya tidak perlu lagi berdebat dengan Anda. Yang Anda perlu lakukan hanya mencari sumber referensi terkait yang menjadi alasan mengapa hal tersebut menjadi kontroversi.
Misalnya mengapa di bulan yang tidak memiliki atmosfir itu bendera yang ditancapkan tiba-tiba berkibar ditiup angin. Mengatakan bulan memiliki atmosfir tentu akan menimbulkan pertanyaan kenapa kita (atau astronom yang pernah ke sana) tidak sekalian saja tinggal di bulan.
Jadi tulisan ini ditujukan kepada Anda yang juga skeptis seperti saya soal pendaratan di bulan tersebut. Mengapa di tahun 1969 manusia bisa melakukannya namun sekarang tidak bisa lagi. Benarkah teknologi yang digunakan tahun 1969 sudah hilang saat ini  seperti kata Astronom NASA Don Petit. Apakah NASA seceroboh itu dalam menyimpan aset-aset mereka.
Tak berhenti di situ, sekarang orang-orang mempertanyakan kebenaran tayangan yang diperoleh dari stasiun luar angkasa internasional (ISS). Tuduhan yang dilontarkan olah kaum skeptis adalah semua tayangan yang berasal dari ISS itu dilakukan dengan manipulasi komputer atau CGI (computer generated images).
Hal ini cukup beralasan jika pembaca melihat tayangan seputar hal-hal tersebut di internet (situs youtube). Misalnya bagaimana dengan rambut astronot wanita yang terlihat begitu kaku. Yang menjadi sangkaan orang adalah rambut mereka diberi pengeras untuk memberikan tampilan seolah-olah berada pada ruang yang minim gravitasi.
Belakangan ini banyak orang yang menyewa pesawat zero gravity, yang mana pesawatnya diterbangkan dan menempuh lintasan parabola. Sehingga pada puncak dan lembah dari lintasan parabola tersebut, situasi dalam pesawat seolah-olah tanpa gravitasi (seperti pesawat yang jatuh bebas). Dan banyak yang menunjukkan bahwa pada lingkungan yang minim gravitasi seperti yang terjadi pada pesawat tersebut, rambut wanita terlihat jauh lebih fleksibel dan bisa bergerak lebih leluasa tidak seperti halnya dengan rambut astronot wanita di ISS.
Jadi hal-hal yang saya sebutkan ini merupakan alasan psikologis bagi beberapa orang untuk percaya pada teori bumi datar. Bukan karena mereka mendapati bahwa bumi yang kita huni ini berbentuk piringan datar, namun lebih disebabkan banyaknya fakta-fakta sains yang dihadirkan ke kita saat ini yang sifatnya palsu.
Jika semua yang diajarkan dikurikulum  sudah benar, lantas mengapa masih ada konspirasi dalam beberapa fakta yang disebutkan di atas. Lantas mana yang benar, apakah bumi mengelilingi marahari atau sebaliknya matahari yang mengelilingi bumi seperti apa yang nampak ke kita.
Seperti yang kita ketahui bahwa dalam teori dasar fisika untuk gerak rotasi pada benda tegar (benda tegar harus dibedakan dengan udara atau air di mana salah satu cirinya adalah jarak partikel-partikel penyusunnya tetap sepanjang waktu atau tidak bisa terdeformasi).
Dalam gerak rotasi semakin jauh dari pusat rotasi maka kelajuan linear bagian dari benda tegar itu semakin besar. Sementara pada udara atau air yang berotasi hal itu tidak berlaku karena udara dan air sifatnya mudah terdeformasi (mengalami perubahan bentuk). Jadi kecepatan linear dari partikel penyusun udara atau air yang berotasi itu ditentukan oleh kelajuan partikel-partikel di sekitarnya.
Dengan demikian laju linearnya tidak akan jauh berbeda satu sama lain. Karena laju linearnya tidak berbeda, maka laju rotasinya akan berkurang seiring bertambahnya jarak dari pusat. Jadi jika bumi berotasi maka udara yang bukan merupakan  benda tegar sudah pasti akan memiliki kecepatan rotasi yang berbeda di setiap lapisan. Sehingga jika perputaran bumi adalah ke arah timur, maka kita akan mengamati tiap-tiap lapisan udara itu akan bergerak ke barat di mana semakin tinggi akan semakin menjauh dari garis vertikal di atas kita.
Awan tentu tidak akan diam di atas kepala kita akan tetapi secara perlahan-lahan bergerak ke barat meninggalkan kita (tentu di samping pergerakannya oleh faktor-faktor lain seperti yang sudah kita amati sehari-hari). Namun apakah demikian yang terjadi saat ini? Awan diam saja di atas kepala kita. Sama sekali tidak menampakkan gerak ke arah barat tersebut sesuai dengan hakikatnya yang bukan benda tegar. Jadi ini bisa jadi alasan kuat bagi kita untuk sampai pada kesimpulan bahwa bumi itu tidak berputar.
Sebenarnya masih banyak alasan yang lain, namun untuk saat ini paragraf di atas bisa  pembaca jadikan renungan. Yang lucu adalah di banyak buku para pembela saintisme (faham yang mengagung-agungkan sains di atas segalanya) mencoba menjawab tuduhan tentang bendaera yang berkibar dalam pendaratan di bulan. Orang awam mereka katakan tidak tahu bahwa bendera dipasangi tiang di tepinya agar bisa terbentang di ruang hampa sehingga seolah-olah berkibar.  Padahal bukan itu yang menjadi persoalan.
Di banyak video memang nampak bahwa bendera yang dibawa ke "bulan" itu berkibar tertiup angin (selain memang membentang oleh adanya tiang tersebut) dan tersibak begitu jauh pada sisi yang tidak dipasangi tiang penyangga. Namun inipun masih dibantah yakni, adanya inersia pada benderalah yang membuat bendera tersebut seolah-olah berkibar akibat kain bendera yang ringan mengikuti pergerakan bagian-bagian bendera lain yang terbuat dari material yang lebih keras.
Tapi apakah inersia mampu membuat kain bendera tersibak sejauh itu? Tentu hanya pihak NASA yang lebih tahu. Apalagi ketika kita ditunjukkan oleh ukuran mesin roket yang digunakan serta betapa besarnya mobil yang digunakan sebagai pengangkutnya, membuat kita seperti tidak percaya bahwa itu semua adalah kepalsuan.
