Senja tidak lagi jingga, kini berganti hujan yang mengingatkan pelukan
mendung yang menggantung masih membuatku merenungkan perpisahan
apakah kita telah benar-benar berpisah tanpa menyisakan resah dan gelisah
apakah kita hanya berusaha biasa saja atas luka-luka yang tak berdarah
---
pada wangi tanah yang sering kita rindukan ketika kehilangan arah
pada rintik air mata yang sering tak tertahan ketika kita hampir menyerah
kita tak lagi membutuhkan aksara untuk mengungkapkan lagi segala rasa
kita sudah lebih dari mengenal, mengerti dan memahami perihal jiwa dan raga
---
siapa yang bisa menolak sebuah rencana baik dan kepastian yang tepat dari tuhan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!