Pada akhirnya, Nabi Yusuf menjadi menteri di Mesir dan bersatu kembali dengan keluarganya.
Sampai saat ini semua orang di seluruh dunia membaca kisah Nabi Yusuf dengan penuh kekaguman dan terinspirasi.
Seandainya Nabi Yusuf mengetahui kalau akhirnya akan seperti ini, tentu akan membuat semua kesulitannya terasa jauh lebih mudah.
Namun hal ini tidak berarti bahwa Nabi Yakub dan Nabi Yusuf tidak merasakan kepedihan.
Bahkan, Nabi Yakub sangat sedih walaupun telah berlalu beberapa dekade dari hilangnya Nabi Yusuf hingga anak-anaknya mengira kalau dia akan binasa dalam kesedihan: Mereka berkata, "Demi Allah, engkau tidak henti-hentinya mengingat Yusuf, sehingga engkau (mengidap) penyakit berat atau engkau termasuk orang-orang yang akan binasa." Dia (Yakub) menjawab, "Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku. Dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui. (Al-Quran 12: 85-86).
Tidak semua orang akan dikenang seperti Nabi Yusuf, tetapi pelajarannya adalah bahwa Allah pada akhirnya memiliki rencana untuk kita masing-masing.
Kita tidak mengerti kenapa hal-hal kita anggap buruk terjadi pada kita sekarang, tetapi harus di garis bawah kita mungkin nanti akan melihat ke belakang dan baru menyadari bahwa semua cobaan itu dibutuhkan untuk menjadikan kita seseorang yang lebih baik.
Bahkan jika seseorang tidak menemukan sedikitpun sisi positif dari cobaan yang telah dialaminya dalam kehidupan ini, mereka akan dapat melihatnya di akhirat nanti.
Diuji dan melewati berbagai cobaan adalah bagian penting yang harus dilalui sebelum kita memenuhi syarat untuk memasuki surga Allah.
Al-Qur'an memberi tahu Nabi Muhammad SAW dan sahabat-sahabatnya bagaimana Nabi dan Rasul yang hidup sebelum mereka diuji: Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, "Kapankah datang pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat. (Al-Qur'an 2: 214).
Perlu diingat bahwa ayat ini diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW ketika umat Islam saat itu mengalami kesulitan.