Mohon tunggu...
Fajar Bagus Permana
Fajar Bagus Permana Mohon Tunggu... Freelance, Blogger, Youtuber, Translator Indonesia English -

Salah satu benda bernyawa di kolong langit yang sedang mencoba kembali berdiri.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Fisika Hari Kiamat

21 November 2018   17:07 Diperbarui: 21 November 2018   17:16 2150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://www.islamicity.org/6377/the-physics-of-the-day-of-judgement/

"Maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini?" (An-Najm, 59)

Secara paradoks luasan ruang angkasa berkembang bahkan mungkin tampak lebih cepat ketika pengukuran dibuat dengan waktu lokal kita yang melambat, dan anomali ini ditemukan oleh dua kelompok astronom pada tahun 1998.

Sifat waktu adalah sedemikian rupa sehingga melambatnya waktu tidak dapat dirasakan secara lokal.

Ini tentu saja berarti bahwa dimulainya Hari Kiamat tidak dapat diprediksi dan bisa datang kapan saja.

Hanya Allah, yang berada di luar waktu kita, yang tahu tentang waktu yang sebenarnya dari Hari Penghakiman (Kiamat).

PERSEPSI WAKTU SETELAH KEMATIAN

Dalam Al Qur'an, jiwa digambarkan dengan kesadaran dan kematian digambarkan dengan tidur.

Begitu kematian menghampiri kita, tidak ada persepsi tentang berlalunya waktu dan hal berikutnya yang kita lihat adalah Hari Kiamat.

"Dan pada hari (ketika) terjadinya Kiamat, orang-orang yang berdosa bersumpah, bahwa mereka berdiam (dalam kubur) hanya sesaat (saja). Begitulah dahulu mereka dipalingkan (dari kebenaran)." (Ar-Rum, 55)

"Dan orang-orang yang diberi ilmu dan keimanan berkata (kepada orang-orang kafir), "Sungguh, kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari kebangkitan. Maka inilah hari kebangkitan itu, tetapi (dahulu) kamu tidak meyakini(nya)." (Ar-Rum, 56)

"Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa) seakan-akan tidak pernah berdiam (di dunia) kecuali sesaat saja pada siang hari, (pada waktu) mereka saling berkenalan. Sungguh rugi orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah dan mereka tidak mendapat petunjuk." (Yunus, 45)

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun