Mohon tunggu...
Faiz Ismail
Faiz Ismail Mohon Tunggu... Lainnya - Hanyalah Seorang Pelajar

Hanyalah Seorang Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Di Balik Murahnya Harga Tiket Pesawat Tahun 2019

22 Januari 2021   20:43 Diperbarui: 22 Januari 2021   20:52 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagaimana kita ketahui  dua tahun yang lalu, industri penerbangan bergejolak. Bagaimana tidak harga tiket pesawat domestik mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Kenaikan ini membuat harga tiket semakin tidak terjangkau oleh rakyat kecil. 

Ini membuat pemerintah turun tangan untuk menangani masalah ini. Tapi apa yang dilakukan pemerintah dan bagaimana dampaknya ke industri dan rakyat Indonesia.

Ini bermula dari tahun 2015 ketika itu harga tiket pesawat domestik sangatlah murah. Hingga-hingga harga tiket pesawat dibandingkan dengan harga tiket kereta tidak jauh. 

Ini yang membuat pemerintah mulai mengatur harga pesawat yang pada saat itu murah sekali. Yang dilakukan pemerintah adalah menetapkan harga bawah tiket sehingga membuat harga pesawat naik dan perbedaan dengan tiket kereta semakin tinggi.

Bertahun-tahun kemudian hal yang tidak disangka terjadi. Harga tiket pesawat semakin melambung tinggi. Kenaikan harga ini bervariasi antara 40 persen hingga 120 persen. 

Dari pihak maskapai beralasan tingginya harga tiket pesawat pada sekitar akhir tahun 2018 hingga 2019 disebabkan karena biaya operasional pesawat yang tidak murah. 

Seperti harga avtur yang naik pada saat itu, padahal biaya avtur menyumbang 40 persen dari biaya operasional maskapai. Ditambah lagi kurs rupiah terhadap dolar yang semakin melemah ini menyebabkan semakin keruhnya keadaan. 

Kemudian penyeledikan oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dilakukan. KPPU menemukan bahwa adanya dugaan harga tiket pesawat dimainkan oleh kartel. 

Hal ini disebutkan oleh Guntur Saragih salah satu komisioner KPPU, ini disebabkan adanya rangkap jabatan di maskapai penerbangan Indonesia yakni Garuda dan Sriwijaya.

Pemikiran serupa dilayangkan oleh Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso, ia menyebutkan bahwa harga tiket pesawat di Indonesia di mainkan oleh dua pihak saja atau yang biasa disebut praktik duopoli. Yakni antara Garuda Group dan Lion Air Group. Sebelumnya ada Sriwijaya Group tetapi saat itu Sriwijaya diisukan dekat dengan Garuda. 

Menurut Susi, kondisi pasar duopoli memunculkan kerentanan persaingan harga yang tidak sehat dalam suatu industri. Sebab, ketika pemain A melakukan kenaikan harga, maka pemain B tidak serta merta akan mempertahankan harga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun