Mohon tunggu...
Faiz Dawami
Faiz Dawami Mohon Tunggu... Full Time Blogger - gitu aja.

'faux naif'

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pola Pikir Apa yang Harus Ditanamkan dalam Kehidupan Saat Ini?

21 Februari 2020   18:51 Diperbarui: 21 Februari 2020   18:53 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Anthony Tran on Unsplash 

Bicara soal pola pikir, mungkin kita semua sudah mengetahui dengan jelas, bahwa tiap orang memang memiliki pola pikir yang berbeda.

Dengan adanya Pola Pikir, kita bisa mengetahui bagaimana seseorang bersikap, ataupun bertindak saat menghadapi masalah.

Bahkan kita juga bisa menilai seseorang lewat pola pikir mereka. Apakah mereka dewasa, atau masih memiliki alur berpikir yang sangat pendek ketika menghadapi masalah? Yap, itu semua bisa kita identifikasi lewat bagaimana cara mereka berfikir.

Lalu, apakah saya adalah seorang yang paling benar dalam memiliki pola pikir sehingga saya mudah menghakimi mereka? Tentunya tidak! Saya pun masih dalam tahap belajar menerapkan beberapa pola pikir baru, seperti berikut ini.

Berhenti Membicarakan HASIL Ketika Memulai Sesuatu

Sedikit cerita,

"Saya pernah memulai sebuah perkumpulan para Blogger, untuk membangun sebuah main site yang berisikan banyak topik dan juga artikel. Namun, ditengah jalan, banyak teman-teman saya yang akhirnya pergi, ketika tidak mendapatkan hasil dari hal tersebut".

Sedih? Tidak, Kecewa? Sedikit, Rugi? Tentu, saya mengeluarkan banyak biaya untuk jajanin mereka ketika berkumpul. Namun, hebatnya ada satu sahabat saya yang masih bertahan hingga akhirnya kita sama sama memiliki website yang dikelola masing-masing, dan sering berdiskusi bersama.

Apa maksud dari cerita tadi? Kok gak nyambung!

Begini, saya sendiri pernah mengatakan kepada sahabat saya yang bertahan "Tolong ya, jangan tanya hasilnya dulu, jangan tanya kamu akan dapat berapa rupiah dari website ini, kita belajar sama-sama dulu, ya".

Buat saya, sahabat saya itu adalah orang yang mau mengerti dan mau belajar. Ia tak perduli berapa lama ia berproses, namun ia tak lepas mentargetkan dirinya untuk mendapatkan sesuatu dari apa yang ia pelajari.

Sampai akhirnya? Kini kita sama-sama terpisah. Saya menjadi seorang Copywriter (pemula) di kantor, dan sahabat saya? Ia sibuk mengurus website yang ia bangun. Tapi, kita masih sering berkumpul untuk diskusi bersama.

Kesimpulannya apa? Ketika anda memulai sesuatu, baik itu bersama sahabat ataupun yang lain, cobalah untuk menikmati prosesnya, lakukan pembelajaran itu sepenuh hati, jangan bicara hasil, sebab hasil yang kalian bicarakan, tergantung bagaimana kalian berproses.

Banyak Mendengar, Sedikit Berbicara

Tak mau dipungkiri, rasanya sub point diatas sudah sering digunakan ketika berhadapan dengan orang yang lebih tua atau berpengalaman, bukan?

Yap, hal ini memang benar adanya. Namun, dengan kalian banyak mendegarkan orang-orang yang lebih berpengalaman, terlebih mereka yang memiliki ilmu yang lebih baik dari kalian, itu bisa menjadi salah satu cara untuk menyerap ilmu yang diberikan, dan juga menghormati mereka.

Saya sendiri lupa, saya sempat membaca sebuah kutipan yang kurang lebih seperti ini :

"Orang-orang yang senang memotong pembicaraan, adalah orang yang sombong"

Kurang lebih seperti itu, jika tidak salah. Dan dari sinilah, saya mulai mencoba untuk lebih banyak mendengarkan. Dan jika memang memungkinkan untuk bertanya, biasanya saya akan terlebih dahulu menunggu lawan bicara saya selesai. Itu lebih menunjukkan kamu punya attitude yang baik, lho!

Upgrade Gelasmu, Bukan Kosongkan Gelasmu

Saya pernah mendengar kalimat ini ketika sedang di Interview di sebuah perusahaan. Pada saat itu, saya diminta untuk mengerjakan jobdesk yang memang belum saya mengerti (ini dari perusahaan ditukar posisi, lho). 

Semenjak saya mendengar kalimat itu, saya baru mengerti setelah beberapa bulan bekerja.

Ternyata, gelas yang dimaksud adalah pengetahuanmu.

Jadi, yang ingin saya sampaikan disini adalah : jangan takut untuk mencoba hal baru, kamu tidak akan kehilangan apa yang sudah menjadi keahlianmu.

Dari situlah kamu harus lebih meng-expand isi fikiran mu lebih luas, untuk mengisi nya dengan hal baru yang belum kalian ketahui.

Dengan hal inilah, hidup dan fikiran mu akan lebih berwarna.

Akhir Kata

Mungkin, itu saja yang bisa saya bagikan di artikel pertama saya di Kompasiana ini. Sisanya, tinggal bagaimana kalian mau mengubah pola pikir yang menurut kalian salah, dan memperbaikinya menjadi lebih baik lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun