Mohon tunggu...
Faizatunnisa Gonibala
Faizatunnisa Gonibala Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Hanya seseorang yang ingin belajar.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Mengintip Sejarah "Kode-kodean" di Museum Sandi Pertama di Asia

5 Desember 2021   22:17 Diperbarui: 7 Desember 2021   23:49 3080
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mesin sandi SR-64 yang dikembangkan oleh Dr. Roebianto Kertopati, Kepala Lembaga Sandi Negara pertama di Indonesia. (Foto oleh Faizatunnisa Gonibala)

Selain berbagai jenis mesin sandi, terdapat juga potret-potret asli yang menggambarkan kisah-kisah persandian tersebut. Anda juga dapat menyaksikan barang-barang peninggalan para petinggi "Dinas Kode" pada zamannya. Replika sepeda ontel yang menjadi kendaraan kurir intelejen Indonesia pada awal kemerdekaan pun ikut dipamerkan kepada pengunjung.

Replika sepeda ontel yang digunakan pengirim pesan rahasia pada awal kemerdekaan. (Foto oleh Faizatunnisa Gonibala)
Replika sepeda ontel yang digunakan pengirim pesan rahasia pada awal kemerdekaan. (Foto oleh Faizatunnisa Gonibala)
Tak hanya menyaksikan alat-alatnya saja, anda juga akan "bertemu" dengan mantan petinggi-petinggi Dinas Kode (sebutan untuk Badan Siber dan Sandi Negara pada awal kelahirannya). Penjelasan mengenai masing-masing tokoh dapat anda simak dari pemandu saat anda memasuki ruangan yang di dalamnya terdapat patung dan foto-foto dari seluruh mantan pejabat tertinggi Dinas Kode. 

Tentunya info ini tidak akan anda temukan di mesin pencari ataupun di luar Museum Sandi, "Mungkin, kalau mbak mau mencari info tentang pendiri Dinas Kode di google, infonya akan sangat minim. Itu karena memang seluruh info mengenai intelejen ini sangat dirahasiakan. Bahkan, keluarga dari Pak Roebianto selaku Bapak Persandian Indonesia pun baru tahu bahwa beliau merupakan petinggi Dinas Kode setelah beliau meninggal," Jelas Sasmito.

Penghargaan, alat-alat intel, serta profil dari Dr. Roebianto Kertopati yang merupakan Bapak Persandian Indonesia. (Foto Oleh Faizatunnisa Gonibala)
Penghargaan, alat-alat intel, serta profil dari Dr. Roebianto Kertopati yang merupakan Bapak Persandian Indonesia. (Foto Oleh Faizatunnisa Gonibala)
Ada sebuah fakta menarik terkait bangunan museum dua lantai ini, "Jadi mbak, museum ini kan dulunya terletak di Museum Perjuangan, lalu kemudian dipindah ke sini. Funfact nya, gedung ini sebelumnya merupakan Gedung Kementerian Luar Negeri. 

Sebelum menjadi gedung Kemenlu, gedung ini adalah rumah warga Belanda mbak, karena itu kalau dilihat dari luar masih sangat terasa interior Belanda-nya kan? Artinya memang gedung ini sudah berusia ratusan tahun," ucap Imas Aulia yang merupakan pegawai di meja resepsionis Museum Sandi. 

Berdasarkan keterangan Imas, pemerintah membangun Museum Sandi di Yogyakarta karena sejarah mencatat bahwa Dinas Kode lahir pertama kali di Yogyakarta. Meskipun sudah berusia ratusan tahun, tidak ada satupun ruangan yang terlihat lusuh. Warna warm pada dinding dan lampu di dalam museum merupakan pilihan yang sangat tepat sehingga memberikan kesan fancy dan elegan.

Beberapa koleksi mesin sandi asli yang tersimpan di Museum Sandi. (Foto oleh Faizatunnisa Gonibala) 
Beberapa koleksi mesin sandi asli yang tersimpan di Museum Sandi. (Foto oleh Faizatunnisa Gonibala) 

Tak sekedar ruang pameran, anda juga dapat menemukan perpustakaan. Tidak ketinggalan, bagi anda yang khawatir dengan waktu salat, museum ini menyediakan musala bagi pengunjung. Paket komplit untuk pelancong yang ingin menambah ilmu, bukan?

Barcode code resmi dari pengelola untuk pengunjung yang ingin melakukan virtual tour Museum Sandi. (Foto oleh Faizatunnisa Gonibala)
Barcode code resmi dari pengelola untuk pengunjung yang ingin melakukan virtual tour Museum Sandi. (Foto oleh Faizatunnisa Gonibala)
HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun