Mohon tunggu...
Faizal Chandra
Faizal Chandra Mohon Tunggu... Relawan - Guru Matematika

terus belajar dan terus belajar untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Waspadai Tontonan Anak

17 Maret 2018   23:59 Diperbarui: 18 Maret 2018   00:12 3670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dewasa ini dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mempunyai beberapa dampak yang positif dan juga negatif terhadap perkembangan anak, dampak positifnya ialah semakin mudahnya orangtua dalam mengenalkan angka, huruf, nyanyian serta pengetahuan lainnya kepada anak, namun juga terdapat dampak negatif yang ditimbulkan oleh perkembangan teknologi yaitu kemudahan mengakses internet membuat tidak adanya batasan seseorang (anak-anak) untuk mencari ataupun melihat sesuatu, seperti yang terjadi baru-baru ini tersebar video berdurasi sekitar satu menit yang menampilkan seorang anak perempuan berusia 5 tahun menonton video porno. 

Mirisnya anak tersebut menonton video porno secara bebas di antara orang dewasa, yang tampaknya tidak mengetahui aktivitas anak tersebut. Kini kasus tersebut sedang diselidiki kepolisian untuk mencari tahu identitas anak dan orang tuanya.

Lalu mengapa hal tersebut bisa terjadi?

Setiap orangtua pastinya menginginkan buah hatinya tumbuh sebagaimana usianya, dengan akal dan pikiran sehat tanpa terkontaminasi virus pornografi. Segala upaya pun dilakukan orangtua demi menjaga agar anak-anak mereka terhindar dari tayangan yang bisa merusak moral. Upaya tersebut bukanlah hal yang mudah. Sebab setiap hari di sekeliling anak kita bertebaran perangkap yang dapat menghancurkan masa depannya. Perangkap itu bisa dalam bentuk teman, buku bacaan, dan teknologi.

Kejadian anak perempuan yang berusia 5 tahun tersebut bisa terjadi karena hal-hal berikut, antara lain:

1.Kurangnya pegawasan orangtua


Karena orangtua terlalu sibuk membuat mereka kurang megawasi anak mereka dalam hal tontonan apa yang mereka lihat dan juga terkadang mereka juga cuek dengan apa yang ditonton oleh anaknya, asalkan anaknya diam dan duduk manis, dalam pikiran mereka apasih yang bisa ditonton oleh anak pastinya kartun seperti spongebob, kiko, ataupun Thomas and friend. Mereka tidak tau akan bahaya yang bisa mengancam anaknya.

2. Lingkungan pertemanan yang salah

Kesalahan dalam memilih teman bisa saja membuat anak anda dapat menonton video porno, tidak menutup kemungkinan jika teman anak anda telah terpapar pornografi dan memperkenalkan pornografi kepada anak anda.

3. Rasa ingin tahu

Rasa ingin tahu dan penasaran anak terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pornografi adalah salah satu penyebab kenapa anak menonton video porno.

4. orangtua menyimpan video tersebut

Kejadian anak yang menonton video porno bisa saja terjadi ketika orangtuanya menyimpan video tersebut, terkadang anak tidak sengaja mengklik dan menonton video yang terdapat dalam handphone orang tuanya.

Lantas apa yang harus dilakukan orangtua jika mendapati anaknya menonton video porno?

1. Jangan panik

Perasaan shock dan sedih itu sudah pasti ada. Namun sebagai orangtua, sedapat mungkin bisa bertindak bijak dan tenang saat menghadapi kepanikan. Jangan panik, karena bila panik, maka biasanya disertai dengan sikap emosional yang tidak pada tempatnya. Anak yang dimarahi dengan emosi tingkat tinggi cenderung akan semakin menutup diri dan tak mau terbuka menyampaikan perasaannya.

Saat anak ketahuan menonton video porno, ada kemungkinan akan mencoba berani berbohong demi menyelamatkan dirinya. Tentu ia tak ingin orangtuanya tahu sepak terjangnya baik di dalam maupun di luar rumah. Oleh karena itu, hindarilah meluapkan kekesalan dengan kalimat yang menyakitkan. Hal tersebut hanya akan melukai perasaan anak dan ia akan semakin jauh dari kontrol orangtuanya. Bila merasa kesal, mau marah, maka kuasailah diri kita dahulu sampai kita merasa lebih tenang.

2. Bicara pada anak seperti layaknya kepada sahabat

Setelah kita merasa mampu menguasai diri, barulah ajak anak untuk bicara dari hati ke hati.Tanyakan bagaimana perasaan anak, apakah yang ia pikirkan sejak melihat video tersebut. Biarkan anak bicara sampai selesai, jangan dipotong. Namun, bila anak terlihat bingung, rangkul dia sehingga menjalar magnet positif yang mendamaikan dari orangtuanya.

Setelah anak selesai menyampaikan segala ekspresinya, berilah motivasi dan pesan-pesan moral, anak bisa kita ajak untuk lebih berpikir bijak terhadap apa yang ia lakukan. Poin-poin penting yang perlu disampaikan:

  1. Beri kesadaran bahwa perilaku itu adalah hal negatif yang dimurkai oleh Allah SWT dan harus dibuang sejak awal agar tidak menjadi bibit negatif bagi dirinya dan masa depannya sendiri.
  2. Beri kesadaran bila sering melihat aurat bisa menjadi penyakit akal dan jiwa.
  3. Ajak anak untuk berdialog apa guna Allah menciptakan mata, yaitu untuk melihat hal-hal yang baik. Kelak, mata kita akan ditanya oleh Sang Pencipta untuk apa dia digunakan.
  4. Setelah itu, ajak anak untuk beristighfar, memohon ampun kepada Allah dan berjanji untuk tidak lagi melihat video seperti itu.
  5. Buat kondisi anak merasa nyaman dengan Anda selaku orangtuanya, sampai ia tidak sadar kalau Anda sedang menginterogasinya, terlebih bila dialog itu dilakukan sambil menyantap kue kesukaan. Gunakan nada suara rendah ketika berbicara dengan anak. Hal ini untuk menyamakan gelombang alfa yang ada di otak anak, sehingga tidak timbul gap antara orangtua dan anak. Dengan kalimat yang tidak menekan si anak, tanyakan bagaimana ia bisa sampai melihat video tersebut? Apakah karena sengaja atau tidak? Jangan kaget mengapa bisa ada unsur ketidak-sengajaan, begitu banyak jebakan link video di internet yang memancing pengguna internet untuk nge-klik.

3. Beri kesibukan anak dengan kegiatan positif.

Ajaklah anak untuk lebih banyak melakukan aktivitas fisik di luar rumah, misalnya bergabung dengan klub olahraga, klub sains, klub seni untuk lebih mengembangkan minat, bakat dan kemampuan sosialisasi anak. Aktivitas permainan yang berinteraksi dengan alam juga baik dalam mengembangkan kematangan emosional anak. 

Dengan demikian lambat laun anak tidak akan sempat lagi mikir yang tidak-tidak tentang apa yang pernah dilihatnya. Jangan lupa, tanamkan pula nilai-nilai moral dan agama pada anak agar anak mulai mengembangkan diri dan mengontrol perilakunya.

4. Tingkatkan pengawasan dan perlindungan anak.

Dengan adanya peristiwa ini, maka ada beberapa hal yang perlu orangtua lakukan, diantaranya:

Rutin diskusi dengan anak tentang kualitas pertemanan. Sehingga orangtua bisa mengetahui siapa dan bagaimana sifat teman-temannya. Ajarkan bagaimana menjaga jarak (tanpa harus memusuhi) terhadap teman-temannya yang mempunyai potensi masalah.

Rutin melakukan monitoring dengan menanyakan apa saja kegiatannya selama di rumah atau saat ia bersama teman-temannya di luar rumah. Beri pengertian padanya bahwa hendaknya ia tetap bisa memegang janjinya dengan tidak mengkhianati kepercayaan orang tua.

Amankan PC atau laptop di rumah dengan menggunakan software aplikasi yang diunduh dan diinstal untuk hal yang berhubungan dengan internet dan browsing, yang telah dirancang dengan filter hal-hal yang bersifat vulgar, porno, ataupun hal-hal negatif lainnya.

Meletakkan PC yang tersambung dengan internet di ruangan yang terlihat oleh banyak orang di rumah.

Sabar mendampingi anak ketika ia menggunakan internet, sehingga kesalahan dalam "meng-klik" materi yang tidak seharusnya, bisa diminimalisir.

Menyimpan fasilitas internet ketika orangtua tidak ada di rumah, sehingga anak tidak bisa menggunakan internet tanpa pengawasan dari orangtua.

rutinlah memeriksa history tontonan anak.

Jangan segan-segan melakukan inspeksi mendadak.

lalu Bagaimana cara menghindarkan anak dari konten-konten dewasa

Seperti apa yang dijelaskan oleh ibu Uli Hartati dalam artikelnya, penulis akan menjelaskan beberapa cara untuk menghindarkan anak dari konten-konten dewasa antara lain adalah :

1.Membelikan gadget khusus untuk anak, bukan bermaksud untuk memanjakan anak, namun agar anak bisa terhindar dari konten-konten dewasa lebih baik dibelikan gadget khusus untuk memudahkan orangtua dalam mengawasi anaknya, jika anak memiliki gadget khusus anak orangtua bisa lebih mudah membatasi anaknya dalam mengunduh dan menginstal aplikasi, selain itu saat ini juga terdapat gadget yang memiliki Parental Mode yang memudahkan orangtua dalam mengawasi anak

2.Memasang Aplikasi parental Control, kalaupun gadget yang dibelikan oleh orang tua tidak terdapat Parental Mode, orangtua bisa mengunduh dan menginstal aplikasi Parental Control di Play Store.

3. Aktifkan Mode Terbatas (Restricted Mode) pada youtube, walaupun tak menjamin 100% tapi paling tidak kita sudah berusaha untuk meminimalisir. Caranya klik akun youtube lalu masuk ke pengaturan umum dan aktifkan Restricted Mode. Dengan mengaktifkan fitur Restricted Mode atau Mode Terbatas, Youtube akan memfilter video-video yang dianggap memiliki konten pembatasan usia maupun konten yang berpotensi tidak pantas oleh mereka. Fitur Restricted Mode sendiri akan aktif secara otomatis baik itu melalui web browser ataupun pada aplikasi Youtube.

Sumber : Drodpoin
Sumber : Drodpoin
4. Subcribe channel youtube yang khusus anak-anak sebanyak mungkin,sehingga yang muncul di beranda tontonan youtubenya adalah konten anak-anak, beberapa rekomendasi channel youtube yang cocok untuk di subscribe antara lain, adalah: Make Me Genius, Paman Apiq, Whis Kids Science, ini budi.org, DM Creative School.

5. Aktifkan fitur Kontrol Orang tua (Parental Controls) di Playstore, caranya masuk ke akun playstore klik pengaturan pilih Kontrol orang tua dan aktifkan, buat password dan tentukan batasan usia nya.

www.tabloidpulsa.co.id
www.tabloidpulsa.co.id
6. selalu dampingi anak saat bermain Gadget

7. berikan pendidikan seks kepada anak

 

Sekian artikel dari penulis, mohon maaf jika terdapat banyak kesalahan

Wassalamualaikum Wr. Wb.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun