Mohon tunggu...
Faizal Chandra
Faizal Chandra Mohon Tunggu... Relawan - Guru Matematika

terus belajar dan terus belajar untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Waspadai Tontonan Anak

17 Maret 2018   23:59 Diperbarui: 18 Maret 2018   00:12 3670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

4. orangtua menyimpan video tersebut

Kejadian anak yang menonton video porno bisa saja terjadi ketika orangtuanya menyimpan video tersebut, terkadang anak tidak sengaja mengklik dan menonton video yang terdapat dalam handphone orang tuanya.

Lantas apa yang harus dilakukan orangtua jika mendapati anaknya menonton video porno?

1. Jangan panik

Perasaan shock dan sedih itu sudah pasti ada. Namun sebagai orangtua, sedapat mungkin bisa bertindak bijak dan tenang saat menghadapi kepanikan. Jangan panik, karena bila panik, maka biasanya disertai dengan sikap emosional yang tidak pada tempatnya. Anak yang dimarahi dengan emosi tingkat tinggi cenderung akan semakin menutup diri dan tak mau terbuka menyampaikan perasaannya.

Saat anak ketahuan menonton video porno, ada kemungkinan akan mencoba berani berbohong demi menyelamatkan dirinya. Tentu ia tak ingin orangtuanya tahu sepak terjangnya baik di dalam maupun di luar rumah. Oleh karena itu, hindarilah meluapkan kekesalan dengan kalimat yang menyakitkan. Hal tersebut hanya akan melukai perasaan anak dan ia akan semakin jauh dari kontrol orangtuanya. Bila merasa kesal, mau marah, maka kuasailah diri kita dahulu sampai kita merasa lebih tenang.

2. Bicara pada anak seperti layaknya kepada sahabat

Setelah kita merasa mampu menguasai diri, barulah ajak anak untuk bicara dari hati ke hati.Tanyakan bagaimana perasaan anak, apakah yang ia pikirkan sejak melihat video tersebut. Biarkan anak bicara sampai selesai, jangan dipotong. Namun, bila anak terlihat bingung, rangkul dia sehingga menjalar magnet positif yang mendamaikan dari orangtuanya.

Setelah anak selesai menyampaikan segala ekspresinya, berilah motivasi dan pesan-pesan moral, anak bisa kita ajak untuk lebih berpikir bijak terhadap apa yang ia lakukan. Poin-poin penting yang perlu disampaikan:

  1. Beri kesadaran bahwa perilaku itu adalah hal negatif yang dimurkai oleh Allah SWT dan harus dibuang sejak awal agar tidak menjadi bibit negatif bagi dirinya dan masa depannya sendiri.
  2. Beri kesadaran bila sering melihat aurat bisa menjadi penyakit akal dan jiwa.
  3. Ajak anak untuk berdialog apa guna Allah menciptakan mata, yaitu untuk melihat hal-hal yang baik. Kelak, mata kita akan ditanya oleh Sang Pencipta untuk apa dia digunakan.
  4. Setelah itu, ajak anak untuk beristighfar, memohon ampun kepada Allah dan berjanji untuk tidak lagi melihat video seperti itu.
  5. Buat kondisi anak merasa nyaman dengan Anda selaku orangtuanya, sampai ia tidak sadar kalau Anda sedang menginterogasinya, terlebih bila dialog itu dilakukan sambil menyantap kue kesukaan. Gunakan nada suara rendah ketika berbicara dengan anak. Hal ini untuk menyamakan gelombang alfa yang ada di otak anak, sehingga tidak timbul gap antara orangtua dan anak. Dengan kalimat yang tidak menekan si anak, tanyakan bagaimana ia bisa sampai melihat video tersebut? Apakah karena sengaja atau tidak? Jangan kaget mengapa bisa ada unsur ketidak-sengajaan, begitu banyak jebakan link video di internet yang memancing pengguna internet untuk nge-klik.

3. Beri kesibukan anak dengan kegiatan positif.

Ajaklah anak untuk lebih banyak melakukan aktivitas fisik di luar rumah, misalnya bergabung dengan klub olahraga, klub sains, klub seni untuk lebih mengembangkan minat, bakat dan kemampuan sosialisasi anak. Aktivitas permainan yang berinteraksi dengan alam juga baik dalam mengembangkan kematangan emosional anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun