Mohon tunggu...
Faiz Akmaluddin
Faiz Akmaluddin Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya memiliki ketertarikan pada bidang bahasa dan sastra. Tetapi hobi saya yang sebenarnya adalah fotografi makanan. Saya selalu mengambil foto makanan yang saya anggap menarik secara visual.

Selanjutnya

Tutup

Music

Analisis lagu "Bulan Yang Baik" karya Sal Priadi

19 Oktober 2025   10:00 Diperbarui: 19 Oktober 2025   13:26 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

"Bulan Yang Baik" adalah lagu yang menampilkan bahasa puitis sederhana, melodi yang tenang, dan suasana penuh harap. Melalui pengulangan frasa dan citra alam, lagu ini mengajak pendengar masuk ke ruang batin yang intim, tempat rindu, doa, dan rasa aman bergabung. Artikel singkat ini membaca lirik untuk menafsirkan makna utama lagu, lalu menelaah nilai-nilai yang dapat diambil pendengar.

 

Analisis lirik

 

Baris pembuka, "Dengan kekuatan bulan yang paling baik," menempatkan bulan sebagai sumber kekuatan dan kebaikan. Bulan di sini berfungsi sebagai metafora harapan dan penerangan dalam kegelapan. Kalimat berikutnya, "Harapanku besar dunia kembali asyik," memperluas makna pribadi menjadi hasrat kolektif, seolah yang dirindukan bukan hanya kebahagiaan individu, tapi kondisi dunia yang kembali "asyik" atau menyenangkan.

 

Frasa "Kelak langit terang aku bisa terbang" memuat imaji pembebasan, yakni keinginan melampaui batas-batas dan bergerak bebas ketika keadaan menjadi terang atau membaik. Kata "terbang" menunjukkan aspirasi yang optimis, sementara "meski mendung tetap bebas 'tuk berkunjung" menegaskan bahwa kebebasan batin bisa dipertahankan meski keadaan luar tak sempurna.

 

Potongan lirik "Lari ke hadapan orang yang kusayang, Tuhan bolehkah ini yang aku perjuangkan?" menggabungkan tindakan (lari), objek kasih (orang yang disayang), dan dimensi spiritual (permohonan pada Tuhan). Di sini kita menemui konflik ringan antara kerinduan personal dan pertanyaan etis atau religius tentang layak tidaknya perjuangan itu, menunjukkan kematangan reflektif si-pelaku lirik.

 

Bagian paling berulang dan emosional adalah pengulangan bait tentang "Ingin kubenamkan wajahku penuh, Di telapak tanganmu yang wangi." Telapak tangan yang wangi sekaligus "terbuka, nyaman menenangkan" membentuk citra keamanan dan kasih yang lembut. Mengubur wajah di telapak tangan adalah metafora ketergantungan penuh, penyerahan diri, dan mencari penghiburan. Pengulangan memberi tekanan pada kebutuhan emosional yang mendalam, bukan sekadar romantisme ringan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun