Nama : Faishal Ezra Fadhila
Nim : 2019870033
Kelas: BOR
Matakuliah : Pendidikan Inklusif
Dosen :Dr.Taufik Yudi Mulyanto
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan dengan anak-anak pada umumnya. Anak berkebutuhan khusus (dulu di sebut sebagai anak luar biasa) didefinisikan sebagai anak yang memerlukan pendidikan dan layanan khusus untuk mengembangkan potensi kemanusiaan mereka secara sempurna (Hallahan dan Kauffman, 2003: 12).
Anak-anak berkebutuhan khusus ini tidak memiliki ciri-ciri perkembangan psikis ataupun fisik dengan rata-rata anak seusianya. Namun meskipun berbeda, ada juga anak-anak berkebutuhan khusus menunjukan ketidakmampuan emosi, mental, atau fisiknya pada lingkungan sosial. Terdapat beberapa jenis anak berkebutuhan khusus yang seringnya kita temui yaitu tunarungu, tunanetra, tunadaksa, tunagrahita, tunalaras, autis, down syndrome, dan retradasi mental (kemunduran mental).
Proses pengolahan ilmu di otak anak-anak berkebutuhan khusus itu relatif kurang. Pada awal kehidupan sel-sel otak mulanya sedikit, ketika usia 6 tahun, sel-sel otak mulai bertahmbah, hingga akhirnya pada usia 14 tahun dapat berkembang lebih pesat. Anak berkebutuhan khusus hanya tertuju pada 1 pusat perhatian (topik menarik) dalam proses otak. Yang berinteligensi tinggi akan menghadapi kesulitan dalam pembelajaran normal, suka merasa bosan dan cenderung main-main sendiri.
Ketika belajar, anak berkebutuhan khusus kerap melakukan kesalahan sensory memory karena memori mereka hanya pendek sekali jaraknya, mudah lupa, fakta tersimpan tetapi tidak dalam 1 kerangka konteks yang terjadi. Anak-Anak Berkebutuhan Khusus sebenarnya bisa memberi respon terhadap sesuatu dalam pembelajaran, tetapi mereka sulit menghadapi situasi baru. Dalam perihal interaksi sosial anak-anak berkebutuhan khusus kurang kontak mata, represif, sulit berinteraksi baik dengan teman-teman maupun para guru, tak bisa berempati, memahami maksud orang lain, interaksi, kesulitan menyampaikan keinginan, takut dan cenderung menghindari orang lain dan sulit memahami isyarat verbal-nonverbal.
Anak-Anak berkebutuhan khusus kerap kali kurang tangkas dan keseimbangan dalam perihal Gerak Motorik Kasar, sedangkan dalam Gerak Motorik Halus. Anak-anak berkebutuhan khusus kerap kurang terampil dan terkordinir dalam melaksanakan salah satu tugas. Ada beberapa jenis penanganan anak berkebutuhan khusus yang bisa dipraktikan baik pihak orang tua maupun pihak-pihak lainnya agar anak berkebutuhan khusus ini dapat mengembangkan kemampuannya dalam belajar dan berinteraksi dengan lingkungan sosial di sekitarnya.