Mohon tunggu...
Faisal yamin
Faisal yamin Mohon Tunggu... Nelayan - Belajar menulis

Seorang gelandangan pikir yang hobi baca tulisan orang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kreativitas Itu Tanpa Batas

26 Juni 2021   19:36 Diperbarui: 26 Juni 2021   22:47 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam itu dia duduk di lantai pandopo. Di hadapannya telah ada kanvas dengan beberapa kaleng chat. Sesaat tangannya mulai merai batang pensil dan mengerakkannya di atas kanvas itu.

Dia terlihat lincah membuat coretan itu tanpa pola juga tanpa makna. Melihatnya, saya yang bukan seorang pelukis tidak paham apa yang di gambarnya. Dengan penasaran saya sabar mengamati tangannya yang linca itu membubuhi warnah. Lalu, perlahan pola dari coretan itu mulai terlihat.

Iya, wajah seorang perempuan yang terlihat samar-samar. Aku yang tidak menanyakan wajah siapa yang dia gambar. Sebab mengabil langkah untuk bertanya hanya akan membuat konsentrasinya hilang. Saya bersabar lagi, sesekali bercerita dengan rekan di sebelah saya yang juga terlihat penasaran.

Sementara si pelukis itu terlihat asik bercengkrama dengan lukisannya. Lalu saya mengamati wajah itu yang semakin kentara, senyumnya khas dengan kecamata yang mantap di matanya. Iya, itu wajah ibu ketua jurusan pendidikan dasar.

"Ternyata yang kau gambar itu wajah ibu kajur ya, saya sedari tadi penasaran dengan wajah itu." Ucap saya dengan nada bercanda kepadanya.

Mendengar ucapan saya, dia langsung tertawa dan melepaskan pensil yang dia pegang lalu mengambil sebatang kretek dan di nyalahkan.


"Ijin kak, menambah konsentrasi." Ujarnya sebelum hanyut dengan lukisan yang dibuatnya.

Sang pelukis itu bernama Anto, yang adalah satu Junior. Melihatnya saya tentu berdecak kagum dengan kepiawaiannya dalam melukis. Terlebih lagi ketika saya mengetahui bahwa seni melukisnya terlahir secara alami tanpa di bimbing apalagi masuk di kelas seni lukis.

"Saya belajar sendiri kak, hanya modal nekat dan berbekal tekad juga kerja keras." Ucapnya ketika dia selesai menuntaskan lukisanya itu.

Dari ratusan mahasiswa, hanya dia seorang yang piawai melukis. Dan dari kemampuanya itu maka dia diberi tanggung jawab untuk melukis sebanyak tiga puluh lukisan dengan genre yang berbeda. Iya, lukisan itu nantinya di pajang diacara pengelaran seni dalam rangka memperingati harla PGSD Unkhair.

"Sudah satu lukisan yang kau buat, masih dua puluh sembilan lagi lukisan yang kau buat. Semangat semoga sukses ya. Waktu kita tidak banyak." Ujar saya mencoba memotivasi.

Moment penyerahan lukisan / dokpri
Moment penyerahan lukisan / dokpri
***

Di suatu pagi, Al terlihat sibuk mencari pola dan konsep gapura (pintu masuk) yang akan di buat mengunakan bambu. Sementara rekan yang lainnya bekerja sama membersihkan dan memotong setiap bambu yang baru di tebang oleh mereka dari lereng gunung.

"Bang, konsepnya bagaimana ini?" Tanya Ahmat

"Sebantar Ahmat, saya lagi berfikir konsep gapuranya." Jawab Al sembari berfikir

Setelah mendapat pola dan konsep, Al kemudian menuntun teman-temannya membuat rangka berbentuk persegi panjang dari kayu berukur 5x5 cm. Bambu itu di belah dan dirangkai mengikuti pola yang telah di buat. Setelah selesai di rangkai bambu itu, tak lupa mereka menancapkan tiga batang bambu yang masih untuk di tengah-tengah persegi panjang dengan ukuran yang berbeda.

Sebanyak dua buah persegi dengan masing-masing tiga bambu itu mereka buat. Lalu, batang bambu yang berdiri itu di atasnya akan di letakkan dua batang bambu yang berbentuk silang. Ketika selesai di buat gapura bambu, Al juga menuntun rekan-rekannya membuat stand mengunakan palet sebagai tempat di pajangnya lukisan-lukisan.

"Kau punya bakat tukang yah Al." Ujar Lekos dengan nada canda.

"Nekad saja Lek." Jawab Al

"Benar Al, kau seperti tukang. Ruapanya kau kesasar dan salah masuk jurusan ni."

"Iya, saya juga bingun. Bapak bukan tukang, kakek juga bukan. Dari mana bakat ini di turunkan ya." Mendengarnya semua pun tertawa.

"Tapi saya yakin, kita punya kreatifitas yang masih mengendap Lek."

Dengan kesungguhan dan kerja keras juga kebersamaan. Mereka mampu menyelesaikan tugas yang di berikan.

"Saya yakin, dari keringan dan kerja keras kita banyak senyum dan bahgia nantinya hadir disini." Ucap Al.

Gapura, dok.Imha
Gapura, dok.Imha

Sementara, dalam kegiatan pengelaran seni, tidak hanya seni lukis yang dipajang. Tapi juga pementasan drama, tarian juga karya sastra. Alhasil, setiap mahasiwa di tuntut untuk mengerakan seluru kemampuan dan kreatifitas untuk ikut terlibat dalam kegiatan ini. Tidak terkecuali saya sendiri yang di percayakan mengembeleng mahasiswa yang berkeinginan untuk melakukan pementasan drama juga menulis dan membaca puisi.

Dalam persiapan kegiatan, bagi saya ada pengalaman menarik dan banyak hal yang saya dapati. Misalnya dalam persiapan pementasan drama. Hampir setiap pemain yang di pilih bukanlah ahli bermain seni peran. Mereka hadir dengan jiwa polos mereka dan hanya berbekal nekad dan kerja keras.

Personil drama dalam pementasan / dokpri
Personil drama dalam pementasan / dokpri

Begitu juga dengan personil tarian yang akan di tampilkan. Hampir seluruh personil yang bersedia untuk menari mempunyai bentuk tubuh yang keras. Sementara tarian yang di bawakan menuntut setiap personilnya memiliki badan yang lentur. 

Tarian Soya-soya / dokpri
Tarian Soya-soya / dokpri

Maka sekali lagi mereka berbekal nekad dan kerja keras juga mengusir semua keraguan di depan. Alhasil mereka bisa tampil memuaskan dari latihan yang panjang dengan berbagai letih dan tekanan yang di dapati.

Tarian Soya-soya  / dokpri
Tarian Soya-soya  / dokpri
"Kami tidak punya bakat nulis apalagi baca puisi kak." Ucap beberapa junior saya.

"Lalu, kalian punya bakat apa?" Tanya saya

"Kami hanya punya tekad yang kuat, semangat yang membara dan kepercayaan diri yang tinggi." Ujar mereka yang membuat saya langsung tersenyum.

"Ingat, ini sebuah kalimat yang saya yakini dalam diri  bahwa kita punya kualitas, dan untuk mengeluarkan kulitas dalam diri kita maka kita butuh kepercayaan diri yang tinggi dan usaha juga kerja keras." Kata saya kepada mereka.

Pembacaan puisi / dokpri
Pembacaan puisi / dokpri
***

Setelah berbagai proses dan persiapan kegiatan pengelaran dalam rangka memperingati Harla PGSD Unkhair itu pun dilaksanakan tepat Bulan Desember 2020. Hari itu, konsep yang dirancang sangat baik. Semua orang yang kami bina bisa melakukan yang terbaik. Setiap personil drama terlihat lihai memainkan perannya membuat drama yang disugukan menarik dan luar biasa.

Staf dosen / dokpri
Staf dosen / dokpri
Begitu juga dengan tarian yang di pentaskan dan pastinya puisi yang di tulis dan di bacakan sangat menarik. Sebuah sajian yang indah, semua yang hadir menikmatinya. Ini adalah sebuah sejarah yang diukir, sebab konsep tersebut menjadi yang pertama bagi mahasiswa PGSD. Iya, kegiatan itu dibuat dengan usaha dan kerja keras, dengan kegigihan dan penuh kreativitas.

Dok.Imha
Dok.Imha
Dari proses kegiatan itu banyak hal yang telah saya dapati dan mengubah saya. Saya yakini, bahwa:

"Masing-masing kita punya kualitas (kreativitas), yang kita lakukan adalah menggeser keraguan di depan lalu menemukannya. Dan akhirnya kita harus berbuat dengan kerja keras dan kepercayaan diri yang tinggi."

(Hanya berbagi pengalaman, selamat membaca)

Fores, 26 Juni 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun