"Kau kah itu?"
"Aku kenapa?"
"Kau si penyair yang rapuh?"
"Iya, tidak hanya rapuh."
"Lalu?"
"Aku juga penyair yang biasa memahat bulan dan melipat senja."
"Sehebat itu kah?"
"Aku tak hebat, hanya pembaca yang menghebatkan aku."
"Dan aku mengagumimu."
"Aku juga mengagumimu."
"Kenapa demikian?"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!