Mohon tunggu...
Faisal Ihkam
Faisal Ihkam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta

-

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Industri Garmen dan Fast Fashion: Dampak dan Solusi untuk Menciptakan Keberlanjutan

5 Mei 2023   00:05 Diperbarui: 5 Mei 2023   00:02 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Proses produksi industri fast fashion juga menghasilkan limbah yang mengandung bahan kimia pencemar, terutama jika limbah tersebut dibuang langsung ke laut atau sungai. Hal ini menyebabkan pencemaran air yang mengganggu ekosistem hewan dan tumbuhan yang hidup di laut atau sungai. Kemudian produk fast fashion yang sudah tidak laris atau sudah jelek dibuang dan menjadi sampah yang sulit didaur ulang. Ketika produk tersebut dibuang dan berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA), menghasilkan gas metana yang mencemari lingkungan (Leman, Pd, et al., 2020) . Tren fast fashion juga berkembang pesat karena adanya media sosial, influencer, dan online shopping yang menilai pakaian, berfoto dengan pakaian baru dan bagus, serta mengajak para penonton atau penggemar untuk membeli pakaian (Ledezma, 2017).

Namun, fast fashion juga memiliki beberapa nilai positif, diantaranya adalah keuntungan bagi konsumen dan produsen, Produsen mendapatkan keuntungan dari permintaan konsumen yang terus bertambah karena pangsa pasarnya merupakan generasi muda yang sangat mudah dipengaruhi oleh sesuatu yang sedang tren (Haug & Busch, 2016). Sedangkan konsumen diuntungkan dengan adanya fashion item yang sedang tren dan dijual dengan harga yang terjangkau.

Dengan banyaknya dampak negatif dari fast fashion maka dapat dilakukan beberapa upaya pemanfaatan limbah dan juga penyelesaian masalah dari fast fashion.

1. Dijual kembali.

Pakaian yang tidak digunakan lagi dapat dijual kembali, dengan cara dilakukan penyortiran terhadap pakaian yang masih layak pakai, antara pakaian yang masih layak dan sudah tidak layak untuk dipakai. Pada pakaian bekas yang masih layak akan disortir kembali berdasarkan model, style, dan tren, sehingga dapat dijual kembali. Pada pakaian dinilai tidak sesuai model, style, dan tren yang ada, akan disumbangkan ke organisasi amal

2. Melakukan Daur ulang.


Daur ulang dapat dilakukan dengan menggabungkan dua pakaian, mengubah desain dan menambahkan dekorasi/bahan untuk meningkatkan nilai jual dan menarik peminat (Putri & Suhartini, 2018). Sedangkan pakaian yang sudah tidak layak pakai didaur ulang dan diubah menjadi produk lain yang bernilai ekonomi, seperti keset dan kain lap.

Proses daur ulang terdiri dari tiga metode antara lain: mekanis, biokimia dan kimia (Dissanayake & Weerasinghe, 2021). Metode yang digunakan dalam gagasan ini adalah mekanis. Proses daur ulang dimulai dengan pemilahan pakaian berdasarkan jenis dan warna untuk mengurangi penggunaan pewarna. Pemotongan, penghancuran dan pemotongan dilakukan (Hawley, 2006, Dissanayake & Weerasinghe, 2021). Proses ini menghasilkan benang yang dapat digunakan untuk membuat produk baru seperti kain perca dan keset. Sedangkan limbah dari proses penghancuran dapat diolah kembali menjadi lembaran-lembaran yang dapat digunakan sebagai insulator dan pengedap suara (El Wazna dkk, 2017 Dissanayake dkk, 2018, Peña-Pichardo dkk, 2018).

Daftar Referensi

Endrayana, J. P., & Retnasari, D. (2020). PENERAPAN SUSTAINABLE FASHION DAN ETHICAL FASHION DALAM MENGHADAPI DAMPAK NEGATIF FAST FASHION.

PANGESTU, R. (2022, Juli 12). Fesyen Berbasis Mikroba – Tren Industri Tekstil Ramah Lingkungan. Retrieved from beranda inspirasi: https://berandainspirasi.id/fesyen-berbasis-mikroba-tren-industri-tekstil-ramah-lingkungan/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun