Mohon tunggu...
Faisal Basri
Faisal Basri Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar, menulis, dan sesekali meneliti.

Mengajar, menulis, dan sesekali meneliti.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Ketimpangan Ekonomi Antar Pulau

6 Mei 2015   23:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:18 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I-2015 sebesar 4,7 persen, turun cukup tajam dibandingkan dengan triwulan IV-2015 maupun keseluruhan tahun 2014 sebesar 5,0 persen. Kinerja paling buruk dialami Kalimantan yang pada triwulan I-2015 hanya tumbuh 1,1 persen. Penurunannya pun paling tajam dibandingkan pertumbuhan tahun 2014 sebesar 3,2 persen. Berarti merosot sebesar 210 basis poin. Terburuk kedua adalah Sumatera. Pada triwulan I-2015 Sumatera hanya tumbuh 3,5 persen, turun 120 basis poin dibandingkan tahun 2014 yang tumbuh 4,7. Maluku dan Papua di urutan ketiga terburuk dengan pertumbuhan 3,7 persen pada triwulan I-2015, turun sebesar 60 basis poin dari tahun 2014 sebesar 4,3 persen. Ketiga pulau atau kelompok pulau itu tumbuh di bawah rerata nasional. Jawa mengalami penurunan paling kecil dari 5,6 persen tahun 2014 menjadi 5,2 persen pada triwulan I-2015, namun masih lumayan jauh lebih tinggi (50 basis poin) dari rerata nasional yang 4,7 persen. Hanya Sulawesi dan Nusa Tenggara (Bali, NTB, dan NTT) yang menikmati kenaikan pertumbuhan, yakni dari 6,9 persen menjadi 7,3 persen untuk Sulawesi dan dari 5,9 persen menjadi 8,9 untuk Nusa Tenggara. Nusa Tenggara menikmati kenaikan tertinggi sebesar 300 basis poin. Namun, karena keduanya hanya menyumbang masing-masing sebesar 5,7 persen dan 3,0 persen terhadap nasional, dampaknya tidak signifikan untuk menyangga pertumbuhan ekonomi nasional.

Perlu dicermati dengan seksama fenomena provinsi-provinsi yang memiliki kekayaan alam cukup melimpah. Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Papua, Riau, Kalimantan Timur, dan Aceh mengalami pertumbuhan di bawah rerata nasional pada tahun 2014. Juga kerap pada tahun-tahun sebelumnya. Status otonomi khusus untuk Aceh dan Papua belum mampu mengakselerasikan pertumbuhan di sana. Belakangan Kalimantan Timur juga menuntut otonomi khusus.Bukannya kemakmuran yang mereka nikmati, melainkan harus menanggung kerusakan alam yang parah. Keadilan harus segera ditegakkan.

l

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun