Mohon tunggu...
Faisal Rahman
Faisal Rahman Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Pendidik di MAN 1 Murung Raya Kalimantan Tengah

Hobi saya nonton, topik favorit saya sejarah dan psikologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Interpersonal Menggunakan Pendekatan Behavioral dengan Teknik Latihan Asertif (Best Practice)

25 November 2023   17:19 Diperbarui: 26 November 2023   08:08 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PEMBAHASAN

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan

Berkaitan dengan layanan konseling

Guru BK perlu melakukan tindakan pengentasan dengan menerapkan teknik konseling yang sesuai saat konseli memiliki masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh dirinya. Selain itu guru BK juga perlu melakukan monitoring konseli agar mereka konsisten dengan perubahan yang direncanakan pada saat kegiatan konseling. Dalam hal ini, jika konseli memiliki keterampulan komunikasi interpersonal yang rendah, maka Guru BK perlu memberikan pemahaman kepada konseli untuk meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal pada dirinya sendiri.

Berkaitan dengan pendekatan konseling yang diperlukan

Berdasarkan hasil analisis permasahan dan hasil wawancara yang telah dilakukan, pada permasalahan ini guru BK menerapkan teknik latihan asertif pada pendekatan behavioral. Latihan asertif dalam pendekatan konseling behavioral adalah sebuah cara yang digunakan untuk mengajarkan individu mengenai cara mengekspresikan perasaan positif dan negatif secara terbuka dan langsung (Arga Satrio Prabowo dan Asni, 2018).


Menurut Ibid (Sri Rizqi Wahyuningrum, dkk. 2021), langkah-langkah latihan asertif adalah sebagai berikut:

  • Rasional Strategi, Konselor memberikan rasional/menjelaskan maksud penggunaan strategi Konselormemberikan overview tahapan-tahapan implementasi strategi;
  • Identifikasi keadaan yang menimbulkan persoalan, Konselor meminta konseli menceritakan secara terbuka permasalahan yang dihadapi dan sesuatu yang dilakukan atau dipikirkan pada saat permasalahan timbul;
  • Membedakan perilaku asertif dan tidak asertif serta mengeksplorasi target, Konselor dan konseli membedakan perilaku asertif dan perilaku tidak asertif serta menentukan perubahan perilaku yang diharapkan;
  • Bermain peran, pemberian umpan balik serta pemberian model perilaku yang lebih baik, Konseli bermain peran sesuai dengan permasalahan yang dihadapi Konselor memberikanumpan balik secara verbal Pemberian model perilaku yang lebih baik Pemberian penguatpositif dan penghargaan.
  • Melaksanakan latihan dan praktik, Konseli mendemonstrasikan perilaku yang asertif sesuai dengan target perilaku yang
    diharapkan;
  • Mengulang latihan, Konseli mengulang latihan kembali tanpa bantuan;
  • Tugas rumahdan tindak lanjut, Konselor memberikan tugas rumah pada konseli, dan meminta konseli mempraktikan
    perilaku yang diharapkan dan memeriksa perilaku target apakah sudah dilakukan dalam kehidupan sehari-hari;
  • Terminasi, Konselor menghentikan program bantuan.

 

Pelaksanaan praktik dilakukan dalam dua kali pertemuan. Pada pertemuan 1 penulis melakukan tahapan-tahapan konseling behavioral yaitu: Tahap awal. pada tahap ini dilakukan pernyataan tujuan dimana Guru BK menerima dan mengembangkan hubungan baik dengan konseli, Guru BK membicarakan topik yang netral kepada konseli, dan menjelaskan tujuan konseling. Setelah pernyataan tujuan, Guru BK memberikan penjelasan tentang langkah-langkah seperti menanyakan kepada konseli apakah pernah diberikan konseling sebelumnya dan rasional konseling kepada konseli. Kemudian Guru BK mengarahkan kegiatan dengan menjalin kesepakatan dengan konseli terkait kontrak waktu, kontrak tugas dan kontrak kerjasama. 

Setelah tahap awal dilalui berlanjut ke tahap inti. Pada tahap inti Guru BK melakukan asesmen terhadap konseli dengan cara mengeksplorasi masalah, kemudian dilanjutkan dengan menentuka tujuan (Goal Setting). Dalam goal setting Guru BK dan Konseli
menyusun dan merumuskan tujuan yang ingin dicapai dalam konseling. Selanjutnya Guru BK memulai pelaksanaan teknik (pemberian tindakan) menggunakan latihan asertif. Pada saat pemberian tindakan, Guru BK melakukan latihan asertif sesuai langkah-langkah yang telah diuraikan sebelumnya. Pada tahap ini diketahui bahwa konseli berhasil membedakan perilaku asertif dan perilaku tidak asertif, selanjutnya konseli dapat mengidentifikasi perilaku tidak asertif yang harus harus dirubahnya. Selain itu pada saat Guru BK mengarahkan konseli dalam bermain peran, ternyata konseli cukup baik dalam mempraktikkan sikap asertif yang diinginkan. Pertemuan 1 diakhiri pada tahap ini dengan diberikannya tugas rumah kepada konseli. Tugas rumah yang diberikan kepada konseli berupa tabel pelaksanaan latihan asertif secara mandiri di luar jam sekolah selama 5 hari kalender.

Pertemuan 2 dilakukan pada hari ke enam setelah konseli dianggap selesai mengerjakan tugas rumahnya. pada pertemuan ini konseling behavioral masuk pada tahap pengakhiran. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain Guru BK dan Konseli bersama-sama membuat kesimpulan mengenai hasil proses konseling. Dari hasil latihan asertif selama lima hari, melakukan evaluasi proses dan evaluasi hasil menggunakan lembar evaluasi yang diberikan kepada konseli guna melihat sejauh mana tingkat keberhasilan yang sudah dicapai oleh konseli. Dari hasil evaluasi ini dapat digunakan sebagai bahan perbaikan oleh guru BK.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun