Mohon tunggu...
Fairuz Ainur Syafa Mustofa
Fairuz Ainur Syafa Mustofa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Sastra Inggris at UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Kenalkan dirimu lewat sebuah karya tulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Indonesia Jadi Negara Maju? Perbaiki SDM nya Dulu!

26 Januari 2024   18:52 Diperbarui: 26 Januari 2024   18:53 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Kemenko PMK

Sobat Kompasianer pasti pernah menjumpai orang yang dimana ia diberikan edukasi atau sekedar diingatkan malah marah dan tidak terima, sedangkan cara kita memberikan edukasi atau cara mengingatkannya sudah dengan cara yang baik dan benar. Lantas itu akan membuat kita jengkel dengan orang tersebut.

Zaman semakin maju dan teknologi semakin berkembang, pastinya banyak orang-orang yang memberikan beberapa edukasi lewat platform sosial media. Mulai dari edukasi mengenai pendidikan, parenting, life style, dan lainnya. Kebanyankan orang merasa senang dengan adanya edukasi tersebut, tapi ada beberapa orang yang mungkin kurang suka dengan edukasi tersebut. Secara garis besar, mereka yang kurang menyukai edukasi tersebut karena tidak sesuai dengan pendapat mereka, mungkin merasa dirinya lebih pintar daripada orang yang mengedukasi bahkan merasa tersinggung.

Hal ini dapat dilihat dengan berbagai komentar negatif pada setiap konten yang ingin memberi edukasi. Contohnya saja ada salah satu konten kreator yang menanggapi sebuah video trend 'Hi kids, this is your dad/mom' yang tengah viral di sosial media. Terlihat di video trend tersebut bahwa ada dua sejoli yang mengikuti trend itu dan faktanya adalah si laki-laki itu berusia 20 tahun, sedangkan si anak perempuan masih berusia 15 tahun.

Sang konten kreator pun lantas menanggapi video tersebut yang bertujuan untuk memberikan edukasi tentang bahaya Child Grooming. Child Grooming sendiri adalah upaya atau salah satu teknik memanipulasi pikiran anak untuk tujuan tertentu. Tujuan yang paling sering dari teknik ini adalah untuk eksploitasi dan pelecehan seksual.

Lantas apakah tanggapan sang konten kreator ini yang bertujuan untuk mengedukasi disambut baik? Sebagian besar warganet setuju dengan tanggapan sang konten kreator dan memberikan banyak apresiasi serta penjelasan lebih detail tentang Child Grooming beserta potensi kecil yang dapat terjadi. Akan tetapi, tak sedikit juga yang tidak terima atas tanggapan sang konten kreator. Mereka berspekulasi bahwa sang konten kreator merasa iri karena tidak memiliki pasangan sehingga memberikan tanggapan tersebut.

"Apaan si mba nya sok asik bgt orang mau pacaran umur berapa juga hak dia kali, Iri hati emng susah" tulis salah satu warganet yang kontra dengan edukasi tersebut.

Disisi lain, ada juga warganet yang mengatakan bahwa orang yang diberi edukasi tapi malah kontra dan menghujat adalah tanda dari kualitas SDM yang rendah. Mungkin istilah SDM rendah bukanlah suatu hal yang asing bagi kita, istilah tersebut diperuntukkan bagi orang yang tidak memiliki sumber literasi atau pengetahuan yang tinggi dan luas tapi selalu merasa benar.

"Welcome to Indonesia, dimana edukasi di bilang baperan dll, mau heran tapi SDM rendah" tulis salah satu warganet yang geram dengan warganet kontra.

Secara garis besar, penyebab SDM rendah sendiri tak lain dan tak bukan ialah kurangnya akses pendidikan di beberapa daerah di Indonesia dan di wilayah yang sulit terjangkau. Selain itu SDM rendah bisa disebabkan oleh mental 'yang gitu-gitu aja', maksudnya apa?. 'Mental yang gitu-gitu aja' disini adalah mindset serta mental yg rendah, yang gampang patah karena kritik dan saran.

Kita disini membutuhkan reformasi/revolusi mental agar negara kita bisa menjadi negara maju. Revolusi Mental sendiri adalah gerakan untuk mengubah cara pikir, cara kerja, dan cara hidup bangsa Indonesia yang mengacu pada nilai-nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong berdasarkan Pancasila yang berorientasi pada kemajuan dan kemodernan.

Lantas apa langkah yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk dapat mengurangi jumlah SDM rendah agar Indonesia menjadi negara yang maju?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun