Jika berada di suatu lingkungan membuat kita lebih semangat, termotivasi, dan berbuat baik, berarti itu lingkungan yang tepat. Sebaliknya, kalau lingkungan justru membuat kita stres, malas, atau terpengaruh ke arah buruk, lebih baik dihindari.
5. Sesuaikan dengan nilai yang kita pegang.
Pilihlah lingkungan yang sejalan dengan prinsip hidup kita. Dengan begitu, kita bisa tumbuh menjadi pribadi yang konsisten dan tidak mudah terombang-ambing.
Lingkungan sosial yang sehat dan baik memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan seseorang. Dari keluarga sebagai lingkungan pertama, seseorang mulai belajar nilai, norma, dan kebiasaan. Ketika ia tumbuh dan berinteraksi dengan lingkungan yang lebih luas, pola pikir serta kepribadiannya akan ikut terbentuk dari cara orang-orang di sekitarnya berperilaku. Jika lingkungan sosial penuh dengan nilai positif, seperti saling menghargai, gotong royong, dan kepedulian, maka individu yang hidup di dalamnya akan terbiasa bersikap baik, disiplin, serta bertanggung jawab. Lingkungan yang harmonis juga memberi rasa aman dan nyaman, sehingga seseorang lebih percaya diri dan termotivasi untuk berkembang.Sebaliknya, jika lingkungan tidak sehat, penuh konflik atau kebiasaan buruk, maka perkembangan kepribadian bisa terhambat dan cenderung mengarah ke hal-hal negatif.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa lingkungan sosial adalah cermin diri seseorang. Semakin baik kualitas lingkungan sosial, semakin positif pula perkembangan sikap, kepribadian, dan kontribusi individu terhadap masyarakat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI