Mohon tunggu...
Fahri Ali Ashofi
Fahri Ali Ashofi Mohon Tunggu... Lainnya - Anak masa lalu

Fahrialiashofi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kisruh Politik: Demokrat Bukan yang Pertama dan Terakhir

8 Maret 2021   03:03 Diperbarui: 8 Maret 2021   06:44 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

PDI Perjuangan melaksanakan Kongres I pada 27 Maret sampai 1 April 2000 di Hotel Patra Jasa, Semarang, Jawa Tengah. Megawati ditetapkan sebagai Ketua Umum DPP PDI Perjuangan periode 2000-2005 secara aklamasi tanpa pemilihan. Hingga saat ini, kendali PDI Perjuangan tidak pernah terlepas dari peran Megawati. Pada Kongres IV PDI Perjuangan di Bali tanggal 8-12 April 2015, sosok Megawati kembali dikukuhkan sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan periode 2015-2020.

2. Golongan Karya (Golkar)

Sebagai partai besar di masa orde baru dan cenderung melekat dengan purnawirawan TNI. Nyatanya Golkar di masa pemerintahan Jokowi pernah mengalami gonjang-ganjing dualisme kepemimpinan. 

Pimpinan pertama di pimpin oleh Aburizal Bakrie yang terpilih di kongres yang di Bali. Sementara pimpinan kedua di pimpin oleh Agung Laksono yang terpilih dalam kongres di Ancol, Jakarta. 

Berlatar belakang dari perbedaan sudut pandang. Perpecahan partai Golkar tidak bisa dielak lagi. Kubu Agung Laksono yang merapat kepada Koalisi Indonesia Hebat (KIH) mendapatkan respon negatif dari rival separtainya di bawah komando Aburizal Bakri. 

Singkatnya, konflik di Partai Golkar meluas dan menyebar ke kader-kader partai Golkar. Konflik yang semula adalah konflik elitis menjadi konflik struktural, dan puncaknya di Rapimnas VII di Yogyakarta pada tanggal 18-19 November 2014. 

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Yasonna Laoly mengambil keputusan dengan menyatakan kubu Agung sebagai pemimpin partai yang sah. Yasonna berpendapat putusan tersebut sudah sesuai berdasarkan pasal 32 ayat 5 UU No. 2 tahun 2011 tentang Partai Politik yang berisi permasalahan internal partai harus bermuatan mahkamah partai dan hasilnya bersifat final dan mengikat. 

Singkatnya dualisme kepemimpinan Golkar mampu diselesaikan dengan baik ketika para sesepuh partai berlambang beringin membentuk tim transisi yang di pimpin oleh Bacharuddin Jusuf Habibie dan Jusuf Kalla (JK). 

Tujuan dibentuknya tim transisi adalah untuk menentukan peserta, panitia, tanggal, tempat dan aturan-aturan yang aspiratif dan akutabe untuk terselenggaranya rapat pimpinan nasional (rapimnas) dan musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub). 

Setelah tim transisi menjalankan tugasnya. Pembukaan pendaftaran untuk calon Ketum pun di buka. Delapan kader Golkar tersebut adalah Aziz Syamsuddin, Setya Novanto, Ade Komarudin, Mahyudin, Indra Bambang Utoyo, Airlangga Hartarto, Priyo Budi Santoso, dan Syahrul Yasin Limpo.

Di dalam pemilihan Ketum Golkar pada tanggal 14 Mai 2016 dan menetapkan Setya Novanto terpilih sebagai ketua umum Golkar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun