Mohon tunggu...
Ahmad faridfahmi
Ahmad faridfahmi Mohon Tunggu... Hoteliers - Jejak

Juang rantau

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hujan

25 Januari 2020   10:49 Diperbarui: 25 Januari 2020   10:44 0
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

setiap hujan yang turun ia termenung seperti menghitung tiap-tiap rintik yang jatuh (matematika), ia jadi gila atau terlampau ambisius menghitung takdir tentang dirinya tentang cita-citanya juga cintanya yang kandas oleh ramalan angka (takdir).

sore ini ia bercerita lagi pada gerimis yang tak kunjung jadi hujan, ia bercerita seperti menggerutu tapi aku yang disisinya bisa paham dengan alur cerita masa demi masa yang ia ceritakan atau aku terpaksa mengerti? 

sebenarnya kata yang diucapkan cukup mudah dimengerti tapi nada tinggi dan intonasi yang mengebu seolah membuat ia menggerutu pilu disaat aku disampingnya semakin menjadi ia bertutur cerita, cerita hari ini bukanlah lanjutan cerita kemarin tapi jika dipahami dan runtut kisahnya saling terpaut

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun