Mohon tunggu...
BAMUSWARI
BAMUSWARI Mohon Tunggu... Balai Musyawarah Indonesia

BAMUSWARI (Balai Musyawarah Indonesia) adalah NGO yang berkomitmen memperkuat demokrasi, keadilan hukum, pelestarian kebudayaan, dan pemberdayaan masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Seni

"Barong Bali: Sejarah, Ritual, dan Transformasi Sakralitas dalam Kebudayaan Bali"

2 September 2025   19:27 Diperbarui: 2 September 2025   19:27 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama nongnongkling diambil dari bunyi gamelan yang mengiringinya. Tampilan Barong yang satu ini juga hampir mirip Barong Brutuk ataupun Wayang Wong. Barong Nongnongkling umumnya ditampilkan di Kabupaten Klungkung.

Kesimpulan: Sejarah Barong Bali sangat kaya, mencakup akulturasi budaya pra-Hindu dan pengaruh Hindu serta Tionghoa. Berawal dari kepercayaan animisme pada roh binatang pelindung, Barong berkembang menjadi unsur sentral kesenian dan ritual Bali. Fungsi utamanya adalah menjaga keseimbangan kosmis dan melindungi masyarakat dari kekuatan jahat, baik melalui upacara suci maupun pertunjukan seni. Keberagaman jenis Barong (Ket, Bangkal, Macan, Gajah, Asu, Landung, Brutuk, dst.) mencerminkan kekayaan warisan budaya antar-komunitas adat di Bali yang menegaskan Barong Bali sebagai warisan budaya tak ternilai yang terus dilestarikan.

Daftar Pustaka

  • Eiseman, F. B. (1990). Bali: Sekala and Niskala, Volume I: Essays on Religion, Ritual, and Art. Periplus.
  • Geertz, C. (1973). The Interpretation of Cultures. Basic Books.
  • Kieven, L. (2013). Following the Cap-Figure in Majapahit Temple Reliefs: A New Look at the Religious Function of East Javanese Temples, 14th and 15th Centuries. Brill.
  • Lansing, J. S. (1983). The Three Worlds of Bali. Praeger.
  • MacRae, G. (2010). Managing culture and managing tourism in Bali: The case of the village of Ubud. International Journal of Heritage Studies, 16(1--2), 104--118. https://doi.org/10.1080/13527250903441865
  • Ramseyer, U. (2002). The Art and Culture of Bali. Oxford University Press.
  • Rubianto, L. (2016). Tarian Barong di Bali: Sakralitas, hiburan, dan pariwisata. Jurnal Seni Pertunjukan Indonesia, 14(2), 45--63.
  • Titib, I. M. (2003). Teologi dan Simbol-Simbol dalam Agama Hindu. Paramita.
  • UNESCO. (2015). Three genres of traditional dance in Bali. UNESCO Intangible Cultural Heritage. https://ich.unesco.org
  • Vickers, A. (2012). Bali: A Paradise Created. Tuttle Publishing.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun