Mohon tunggu...
Fahira Melani Putri
Fahira Melani Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Perkenalkan nama saya Fahira Melani Putri, saya adalah mahasiswa Teknologi Pendidikan di Universitas Terbuka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wayang Kulit dan Pancasila: Menyinari Dunia dengan Nilai-nilai Luhur Budaya Indonesia

22 Mei 2024   21:00 Diperbarui: 22 Mei 2024   21:09 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tribratanews.polri.go.id

Perkenalkan nama saya Fahira Melani Putri, mahasiswa dari Prodi Teknologi Pendidikan Universitas Terbuka. Artikel ini merupakan hasil kerja saya dalam rangka menyelesaikan tugas tutorial 2 dari mata kuliah Pancasila. Saya ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Yatti Rosmiati M. Pd., yang telah memberikan arahan dan motivasi selama proses pembelajaran. Tak lupa, terima kasih juga saya ucapkan kepada semua teman-teman yang telah berkesempatan membaca tulisan ini. Semoga artikel ini dapat memberikan nilai tambah dan wawasan baru bagi kita semua.

Mengapa Wayang Kulit Bisa Menjadi Warisan Budaya Indonesia?

Indonesia, sebuah negara yang kaya akan kebudayaan, memiliki warisan budaya yang unik dan menarik yang dikenal dengan nama wayang kulit. Wayang kulit tidak hanya merupakan bentuk seni pertunjukan yang menghibur, tetapi juga sarana yang efektif untuk mempromosikan nilai-nilai luhur Pancasila di kancah internasional. Indonesia, sebuah mozaik budaya yang megah, menawarkan kepada dunia warisan yang tak ternilai dengan wayang kulit—seni pertunjukan yang mengagumkan dan penuh makna. 

Dalam lipatan-lipatan kulit yang terukir dan bayangan yang bergerak, tersembunyi pesan-pesan filosofis yang mendalam, yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila, fondasi ideologis bangsa Indonesia. Artikel ini akan menggali bagaimana wayang kulit tidak hanya bertahan sebagai bentuk seni yang klasik tetapi juga berperan sebagai duta yang mempromosikan nilai-nilai luhur Pancasila di kancah internasional.

jatengprov.go.id
jatengprov.go.id
 

Wayang kulit, dengan tokoh-tokoh yang dihidupkan oleh dalang, bukan sekadar pertunjukan. Ini adalah kanvas hidup dimana epik Mahabharata dan Ramayana tidak hanya diceritakan kembali, tetapi juga diinterpretasikan ulang untuk menyampaikan pesan moral dan sosial yang relevan dengan zaman kita. Setiap gerakan wayang, setiap irama gamelan, dan setiap dialog yang dilontarkan, adalah manifestasi dari prinsip-prinsip Pancasila yang berusaha mengajarkan kita tentang harmoni, kebijaksanaan, dan keadilan.

Pancasila, sebagai dasar filosofis negara Indonesia.


Pancasila, yang terdiri dari lima sila yang mulia, adalah bintang penunjuk bagi masyarakat Indonesia dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial—semua ini adalah nilai yang universal, yang tidak hanya penting bagi Indonesia tetapi juga bagi dunia yang semakin terhubung namun terfragmentasi. Wayang kulit, sebagai medium yang telah diakui UNESCO, menawarkan jalan untuk menyampaikan nilai-nilai ini dengan cara yang menarik dan menghibur.

Upaya Mempromosikan Wayang Kulit sebagai nilai-nilai luhur Pancasila di Kancah internasional

Dalam dekade terakhir, wayang kulit telah melangkah lebih jauh dari panggung tradisionalnya. Melalui festival internasional, pertukaran budaya, dan bahkan media digital, wayang kulit telah menjangkau penonton yang lebih luas dan beragam. Kampung Pancasila di Yogyakarta, misalnya, telah menjadi contoh bagaimana wayang kulit modern dapat digunakan untuk mengedukasi tentang Pancasila. Pusat Studi Pancasila di Universitas Gadjah Mada juga telah memanfaatkan platform digital untuk merayakan Hari Lahir Pancasila, membawa wayang kulit ke ruang-ruang baru dan audiens yang lebih luas.

online.internationalfolkart.org
online.internationalfolkart.org

Beberapa contoh ada kolaborasi antara seniman Indonesia dengan seniman dari negara lain dalam seni pertunjukan wayang kulit. Salah satu contohnya adalah pameran yang dikembangkan oleh Museum of International Folk Art di Santa Fe, New Mexico, yang berfokus pada gaya wayang kulit dari Surakarta, yang sering disebut Solo. Pameran ini tidak hanya menampilkan pertunjukan wayang kulit tetapi juga menekankan pentingnya wayang kulit sebagai salah satu bentuk seni tertinggi di Indonesia, yang mengajarkan moral penting dan melibatkan kontemplasi filosofis sambil menghibur penonton dengan humor dan aksi khusus.

online.internationalfolkart.org
online.internationalfolkart.org

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun