Mohon tunggu...
Silfi Fahima
Silfi Fahima Mohon Tunggu... Novelis - menulis, membaca dan bercerita

semua hal akan terasa lebih bermakna jika kita lakukan bersama dengan orang yang kita cinta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Anak Perempuan atau Laki-laki, Ya?

12 Oktober 2021   10:13 Diperbarui: 12 Oktober 2021   12:26 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Singosari, 6 Oktober 2021 (Dokpri)

Sebelum kita membahas lebih jauh kita akan sedikit menelaah kebiasaan antara perempuan dan laki-laki. 

Perempuan, cewek, wadon, nisaun, woman dan apapun sebuatan untuk seorang perempuan. Mereka identik dengan kelemah lembutan yang ada pada diri mereka. Berparas cantik, ada yang bilang perempuan memiliki tingkat kerajinan lebih tinggi. Perempuan juga terkenal dengan sulit dipahami apa yang mereka inginkan, lebih banyak berbicara dan kerempongan yang ada pada mereka. 

Laki-laki, cowok, Lanang, Rijal, man. Identik dengan ketegasan, tanggung jawab besar, berjiwa kepemimpinan dan memiliki kepintaran yang tinggi. Laki-laki kebanyakan bersifat sedikit ada rasa egois, wajar saja hal itu dikarenakan mereka merupakan seorang yang terpilih menjadi pemimpin, sehingga apapun yang menjadi keputusan mereka adalah sesuatu yang sudah dipikirkan dengan matang terlebih dahulu.

Perempuan dan laki-laki merupakan perbedaan yang dapat kita sebut sebagai gender atau jenis kelamin secara sosial. Dimana hal tersebut dibuat oleh seluruh masyarakat untuk membedakan diantara keduanya. Gender dibuat oleh masyarakat secara turun temurun yang dapat dipengaruhi oleh beberapa aspek yakni, budaya setempat, kepercayaan, penafsiran agama, keyakinan, politik, sistem pendidikan, ekonomi, dan lain sebagainya.

Seseorang sebelum dinyatakan dengan gender maka terlebih dahulu akan dinyatakan sebagai laki-laki atau perempuan berdasarkan jenis kelamin biologis yang ada pada mereka atau biasa di sebut dengan seks. Yang dimaksud dalam hal ini adalah jenis kelamin biologis atau alat reproduksi yang ada pada diri masing-masing. Dimana hal tersebut akan ada sejak mereka lahir dan tidak dapat diubah secara alamiah. 


Seks merupakan pondasi yang menjadi dasar seseorang dikenali jenis kelaminnya sebagai perempuan atau laki-laki. Dengan didukung beberapa hal yang menjadi pembeda dan hanya dimiliki oleh setiap jenis kelamin secara khusus yang tidak dimiliki oleh jenis kelamin lainnya. 

Gender dapat dipengaruhi oleh beberapa hal salah satunya adalah gen. Gen adalah suatu segmen pendek DNA. Gen mengarahkan sel untuk menghasilkan protein dan memproduksi diri sendiri. 

Seperti yang sudah tertera diatas, perbedaan antara laki-laki dan perempuan tidak hanya terdapat dapat jenis kelamin secara sosial ataupun biologis saja, namun juga pada perilaku dan sifat pada keduanya. Terdapat istilah stereotip gender yang merupakan penekanan akan keyakinan terhadap perilaku yang terdapat pada pria atau wanita. Terdapat juga istilah maskulin dan feminim yang bersifat umum sehingga terkesan ambigu. Sehingga saat ditetapkan pada salah satu diantara keduanya atau bahkan mencap satu diantaranya menjadi berlainan istilah, menimbulkan dampak yang sangat signifikan. 

Feminim dalam hal ini berasal dari bahasa Prancis femininine yang merupakan kata sifat adjektif yakni kewanitaan. Menunjukkan sifat perempuan seperti kelembutan, kesabaran, kebaikan dan lain sebagainya

Kebalikan dari itu terdapat maskulin yang berarti kejantanan yang menjelaskan akan sifat sosok pria, yang tegas, memiliki aura tanggung jawab yang besar. 

Dalam perkembangannya anak tidak membedakan apakah ia perempuan ataupun laki-laki. Sehingga apapun yang mereka lakukan sering berbeda dengan jenis kelamin mereka. 

Lalu apakah hal demikian baik ? 

Dalam perkembangan dan pertumbuhan anak sebaiknya jangan pernah membatasi apapun yang anak kita lakukan. Biarkan mereka menelaah dan mengamati sendiri apa yang mereka lakukan. Sebaiknya kita juga tidak menghalangi dan membedakan mana antara mainan laki-laki dan perempuan. 

Hal tersebut dapat menjadi penghambat kemampuan anak. Ingat mereka berkah menentukan apa yang mereka sukai. Jangan khawatir dengan berjalannya waktu mereka akan menyadari apa yang seharusnya mereka lakukan. 

Lalu bagaimana dengan cewek tomboi dan cowok yang seperti perempuan ?

Secara harfiah mereka masih sama dengan jenis kelamin yang mereka miliki sejak lahir. Untuk mengantisipasi hal demikian, walaupun kita membiarkan mereka untuk mengeksplorasi apapun yang mereka mau namun tetap awasi apa yang anak lakukan. Sehingga hal demikian berpeluang kecil untuk terjadi. 

Dampak yang akan terjadi juga tidak akan sedahsyat yang kita kira. 

Mendidik anak dengan baik sudah banyak dijelaskan oleh banyak ilmuan dan suri tauladan bagi umat manusia juga sudah banyak

mencontohkan apa yang harus kita lakukan dalam mendidik anak laki-laki ataupun perempuan.

Menjadikan anak laki-laki atau perempuan agar menjadi anak yang baik dan memiliki sifat yang baik dapat kita lakukan dengan mengusahakan apapun yang terbaik untuk anak.

Diantaranya usaha sebelum anak tersebut lahir atau masih dalam masa kandungan. Dimana ibu dapat mendengarkan hal-hal positif yang menjadikan interaksi antara anak dan ibu. Hal tersebut dapat menjadi satu dampak positif dan respon positif terhadap anak.

Setelah lahir orang tua bisa memberikan nama yang cantik dan baik untuk anak. Banyak orang yang berkata bahwa nama adalah sebuah doa. Sehingga nama yang anak kita miliki adalah sebuah harapan dan doa orang tua agar anak mereka sesuai dengan apa yang orang tua harapan.

Seperti memberikan nama anak Bejo jika orang Jawa terdahulu berkeinginan agar anak tersebut menjadi anak yang Bejo atau dapat kemudahan dimanapun ia berada.

Ada juga yang memberikan anaknya dengan nama selamet. Dimana orang tuanya berharap agar anak mereka selalu selamat dalam segala hal. Selamat dimana orang tersebut berada.

Atau dengan nama bunga, harapan orang tua mereka agar si anak menjadi anak dengan secantik bunga dan memiliki nama yang wangi kedepannya sehingga dapat membanggakan kedua orang tua mereka.

Dalam mendidik anak memang tidak boleh asal mendidik dan mengasuh karena anak akan bergantung kepada siapa yang merawat. Dan antara anak laki-laki dan perempuan memiliki emban dan beban yang sama dimana menjadikan anak sesuai dengan kepribadian mereka dan berkembang dengan baik dan sesuai dengan umur mereka.

Dr. Muhammad Nur Abdul Hafizh Sawaid.prophetic parenting cara nabi saw mendidik anak

John w santrock.life Span development edisi 13

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Identitas_gender#:~:text=Gen%20juga%20mempengaruhi%20identitas%20gender,berpengaruh%20di%20dalam%20kehidupan%20anak

https://wageindicator-data-academy.org/countries/data-akademi-garmen-indonesia-bahasa/sensitivitas-gender/konsep-gender-dan-seks#:~:text=Pengertian%20Gender%20(Jenis%20Kelamin%20Sosial,%2C%20ekonomi%20dan%20lain%2Dlain

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Stereotip_gender

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Femininitas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun