Mohon tunggu...
Fahed Syauqi
Fahed Syauqi Mohon Tunggu... Penulis - Cirebon, NGO Enthusiast, CEO Berlin Community, Director of Medcamp, Researcher at Center World Trade Studies UGM

Luruskan niat, perbanyak shalawat

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Kenapa Ibu Disebut Mother?

19 November 2020   17:52 Diperbarui: 19 November 2020   17:54 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buah Hati Ibu (Dokpri)

Matahari mulai meredupkan sinarnya. Suara burung yang saling saut menyaut menandakan kegembiraan saat menunggu hujan tiba. Walau terkadang hanya rintikan air namun keberkahan sangat terasa. Saat diri ini masih sangat belia, sosok ibu selalu memanjatkan doa yang terbaik untuk setiap buah hatinya. Beliau tidak pernah mengeluh disetiap rintangan yang dihadapinya. Beliau selalu sisipkan kelapangan hati yang tak akan pernah lekang oleh zaman.

Ibu kenapa engkau sangat sabar? Jawabnya hanyalah singkat, karena buah hati terletak jauh didalam hati yang mengukirkan keindahan dari untaian sanubari. Pada saat itu perjuanganmu sangatlah berat hingga keringatmu penuh kehangatan disetiap dekapan kehidupan. Mata lelahmu selalu terjaga dikala aku terlelap disaat tikus yang berlalu-lalang tidak dapat menyambar pada jari-jemari buah hatimu.

Engkau juga pernah bercerita bahwa aku sering mengalami kejang-kejang, dimana diri ini hanya dapat bersandar pada mu. Semasa kecilku dulu, penyakit kejang-kejang tersebut sulit untuk diobati karena pada saat itu sudah dicoba berbagai dokter namun hasilnya pun tak berarti. Hingga akhirnya kau bawa diriku kepada kiai atau guru spiritual yang dapat mengetahui gejala tersebut. Sontak engkau terkejut karena hasilnya diri ini terikat oleh kekuatan jin, dimana menurut sang kiai, aku telah disenangi oleh sesosok makhluk ghaib dan aku selalu diberi ramuan yang diletakkan pada jidat agar aku dapat tidur lelap. 

Saat ku mulai tumbuh remaja, ibu selalu mengajariku tata krama. Ibu adalah sekolah pertamaku, dimana engkau selalu membimbingku dikala aku sempat mengenal kata cinta. Cinta itu memang telah mengubah diriku untuk lebih mengenal kasih sayang yang seutuhnya. Pada saat itu aku pernah kepergok dalam menjalin asmara, dimana pada saat itu gawaiku tengah digenggam oleh ibu.

Akhirnya ibu memperingatkan untuk tetap fokus belajar karena masalah asmara bisa diselesaikan ketika engkau sudah tumbuh dewasa. Pada saat itu aku sempat terpuruk karena aku tidak dapat memberi kabar kepada yang tercinta, namun lambat laun aku mulai mengerti bahwa cinta yang didasari oleh ilmu maka dia akan tumbuh tak lekang oleh waktu.

Pada saat itu, ibu selalu memberiku arahan mengenai asmara, dimana kita harus percaya bahwa lelaki yang baik pasti akan mendapatkan perempuan yang baik begitupula sebaliknya. Oleh karenanya, belajarlah untuk memperbaiki diri sehingga kelak bukan hanya jatuh cinta namun dapat membangun rasa cinta yang baik. Karena beliau sering bercerita tentang kisah cintanya sewaktu bapakku suka dengan ibu, dimana bapak mencoba untuk mengirim surat dengan lantunan-lantunan puisi arab, namun apa yang terjadi? Ibuku hanya membalas singkat dengan salam dan langsung membalas "tolong to the point aja". Sontak bapakku terkejut dan meyakinkan diri untuk memperbaiki diri agar dapat melamar ibu.

Perjuangan cinta mereka pun tidak berhenti sampai disitu, bapakku pergi ke Jakarta untuk melamar ibu dengan modal seadanya, dimana beliau hanya memiliki ongkos untuk berangkat saja. Karena niat yang baik akhirnya rezeki pun datang dan dapat pulang dengan cara mengisi khutbah di masjid.

Tidak akan adanya cahaya bulan jika tidak hadirnya mentari, begitupula dengan tidak akan adanya generasi hebat tanpa bimbingan para orangtua terlebih bimbingan sekolah pertama yang biasa kita kenal dengan satu kata yakni ibu. Aku semakin beranjak dewasa, dimana kehidupan pun sudah semakin berubah. Aku merantau kurang lebih hampir 6 tahun lamanya ketika masa aliyah sampai kuliah. Ketika kuliah tidak sama sekali berkurangnya kasih sayang orang tua. Apa tanda dari itu semua? mereka selalu mengingatkan pentingnya sholat dan membaca Al-Qur'an. Pada saat aku sedang gundah gulana maka bersujudlah dan melapangkan dada.

Aku sangat setuju ketika ibu merupakan manifestasi dari adanya tuhan, dimana pada saat itu ketika aku berkesempatan belajar di China tepatnya di SIAS INTERNATIONAL UNIVERSITY, aku selalu diingatkan bahwa jangan lupa untuk menyempatkan membaca Al-Qur'an. Pada saat itu aku mengalami musim salju, dimana suhu disana sampai menyentuh -13 derajat celcius, namun apa yang terjadi ketika diri ini teringat dalam pusaran pesan ibu?. Betul sekali sob, pagi hari tepatnya pukul 05.00 aku menyempatkan membaca Al-Qur'an.

Aku sempat heran pada saat itu karena walau cuaca dingin, ketika aku membuka dan mulai membaca Al-Qur'an, aku merasakan kehangatan pada hati dan tubuhku. Pada saat itu aku mengerti bahwa manfaat Al-Qu'ran memang sangat nyata melalui pesan ibu yang tertanam jauh di dalam dada.

Salju mungkin dapat membuat wilayah sekitar membeku namun Al-Quran mempunyai cara yang jitu untuk menghangatkan hati dan tubuh yang kaku. Pengalaman tersebut tidak jauh dari kata ibu. Oleh karena itu Mother merupakan singkatan dari "Mengorbankan seluruh jiwa dengan Ruh kasih sayang". Kenapa disini saya menggunakan kata Ruh?. Karena doa ibu menembus lorong waktu yang dapat mengubah setiap perilaku sehingga kita dapat menjadi generasi yang manfaat dan berkah selalu. Semoga engkau selalu diberi kebaikan disetiap langkahmu ibu. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun