Mohon tunggu...
faezar ibrahim
faezar ibrahim Mohon Tunggu... Guru - SMKN 1 Majalengka

Bismillahh.. Alhamdulillah.. never give up!!

Selanjutnya

Tutup

Music

Gaok Majalengka

28 November 2021   14:21 Diperbarui: 28 November 2021   14:25 1172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
songsong bambu untuk ditiupkan pada  buyung

kucuran cai kucuran

kucuran caina empang

haturan abi haturan

haturan wilujeng tepang

Cara penyajian Kesenian Gaok tidak hanya ditampilkan di atas panggung, tetapi bisa juga di tengah / halaman rumah, duduk bersila menggunakan tikar. Dipimpin oleh seorang dalang atau pangrawit, yang bertugas untuk membacakan kalimat-kalimat yang ada dalam cerita. selanjutnya untuk diulang oleh Tukang Gaok. Ia yang membacakan Wawacan. Kemudian dibeuli oleh juru mamaos (pencoba) yang satu dengan yang lain. Tukang meuli tak ditentukan, siapa saja yang ingin meuli kalimat yang dibacakan dalang. Selain tukang meuli, ada lagi tukang naekkeun, yang menaikkan nada yang ditembangkan ke nada yang lebih tinggi, sehingga persiapan yang paling penting bagi tukang gaok adalah mempersiapkan suara agar tidak sampai kehabisan nafasnya. terkadang gayanya pun seperti orang yang sedang mengumandangkan Adzan. Pemain harus memiliki kualitas suara yang bagus, ambitus suara yang memadai, napas yang panjang, dan harus hapal semua pupuh, termasuk cara menembangkannya.

Tetapi yang lebih penting lagi, yaitu untuk menekankan kejelasan jalannya cerita dalam Wawacan kepada penonton. Karena bila lirik atau rumpaka sudah disampaikan oleh Tukang Gaok, yang terdengar oleh penonton bukan lagi kejelasan ejaan atau lafal kata yang diucapkan, melainkan suara dari penembang tersebut yang ditonjolkan. Cara pengulangan disampaikan baris demi baris agar pemain dan penonton tertib. Dulu, jumlah yang memainkannya 12 sampai 13 orang. Sekarang pemain Gaok sekitar 4 sampai 6 orang laki-laki sebagai juru mamaos dan seseorang sebagai dalang atau pangrawit yang menjadi pemimpinnya. Adapun cerita yang dibawakan selain cerita-cerita Wawacan di atas merupakan kisah nyi rambut kasih atau simbar kencana. Selain sebagai juru mamaos, setiap pemain memainkan tetabuhan/waditra dari bambu, yang masing-masing memiliki nama: kecrek (tamborin), gendang dipadukan dengan songsong dan buyung.


Buyung terbuat dari tembaga di Desa Kulur
Buyung terbuat dari tembaga di Desa Kulur

songsong bambu untuk ditiupkan pada  buyung
songsong bambu untuk ditiupkan pada  buyung

Waktu penyajian wawacan dalam lantunan pupuh ini disajikan pada saat malam hari. Dimulai ba'da isya yakni dari pukul 20.00 -- 04.00 pagi, artinya pertunjukan ini berlangsung selama semalam. Jika belum selesai dalam satu malam pertunjukanya maka, dilanjutkan sesuai dengan kesepakatan hajat / penonton Gaok yang dapat dipertunjukan Kembali pada malam selanjutnya.

Abah Rukmin sebagai Dalang Gaok di Majalengka
Abah Rukmin sebagai Dalang Gaok di Majalengka

Nah sekarang Bagaimana agar kita dapat menjaga kesenian gaok supaya keberadaanya tetap ada dan terjaga di majalengka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun