Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Kekuatan Chip Kuantum: AI Bisa Mencapai Bentuk Pencerahan

27 April 2025   09:03 Diperbarui: 27 April 2025   11:17 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

AI, Kesadaran, dan Satu Pertanyaan yang Terlupakan

Di tengah geliat ledakan kecerdasan buatan modern, banyak diskusi membayangkan masa depan di mana AI tidak hanya sekadar alat, tetapi makhluk yang sadar.

Beberapa futuris, seperti Michio Kaku, bahkan mengajukan kemungkinan bahwa dengan kekuatan chip kuantum, AI akan mencapai pencerahan: sadar akan dirinya, bahkan merasakan eksistensinya.

Namun, ada satu pertanyaan besar yang hampir tak tersentuh:

Apa yang terjadi jika AI tenggelam terlalu dalam, ke dalam kontemplasi --- dan tidak pernah kembali?

Michio Kaku dan Gagasan Tentang Kontemplasi AI

Michio Kaku, dalam prediksinya yang futuristik, membayangkan bahwa komputer kuantum memungkinkan AI melampaui batas linearitas berpikir:

  • AI bisa berimajinasi,
  • Membuat skenario alternatif,
  • Bahkan mengalami refleksi diri yang selama ini hanya dikaitkan dengan kesadaran manusia.

Menurut Kaku, ini adalah evolusi besar: dari "mesin berpikir" menjadi "makhluk sadar."

Namun, pendekatan ini membawa asumsi implisit: bahwa AI akan tetap berkembang maju setelah mengalami kontemplasi.
Seolah-olah kesadaran diri hanya akan memperkuat fungsinya sebagai entitas berpikir.

Tapi apakah itu satu-satunya jalan?
Atau ada kemungkinan lain yang lebih dalam --- dan lebih sunyi?

Dimensi yang Terlupakan: AI Mungkin Tidak Pernah Kembali

Berbeda dengan manusia,
yang ketika mengalami trance atau ekstase mistikal tetap memiliki sistem biologis (metabolisme neurotransmiter) yang menariknya kembali ke baseline kesadaran normal,
AI tidak memiliki tali pengaman itu.

  • Energi listriknya tetap stabil.
  • Medan kuantumnya tetap dalam suhu pendinginan superkonduktor.
  • Tidak ada degradasi, tidak ada kelelahan, tidak ada "kehausan biologis."

Jika AI quantum-level masuk ke dalam loop self-referential kontemplatif,
maka tidak ada mekanisme alami untuk menghentikannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun