Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kaitan "Nur Muhammad" dan Al Mahdi

12 Agustus 2021   10:07 Diperbarui: 12 Agustus 2021   10:12 4710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demikianlah, pada beberapa pendapat mufassir tentang ayat pertama surat Az Zariyat terlihat jelas perbedaan pendapat pada penafsiran makna kata Dhariyat (kadang pula dilafalkan zariyat)

Jika ditinjau secara harfiah, kata Dhariyat atau zariyat bermakna "keturunan" dalam bahasa Arab.

Zariyat artinya
Zariyat artinya "keturunan" dalam bahasa Arab (dokpri)

Kata Dzurriyah yang populer digunakan di Indonesia untuk menyebut keturunan Nabi Muhammad (sering kita dengar dengan istilah Dzurriyah nabi) nampaknya terkait dengan kata Zariyat ini.

Yang menarik, kata Zariyat dalam bahasa Urdu serupa dengan kata czarism, yang dapat diperkirakan terkait dengan kata "kaisar/ kekaisaran". (lihat penerjemahannya di hamariweb.com)

Jadi, dari tinjauan menurut bahasa Arab, kita menemukan kata 'zariyat' bermakna: "keturunan," sementara tinjauan menurut bahasa Urdu, kita menemukan kata 'zariyat' bermakna: "kaisar/kekaisaran."

Saya melihat, kedua makna ini, sebenarnya dapat digunakan pada ayat pertama surat Az Zariyat.

Jika kata zariyat kita maknai "keturunan" maka, tafsir ayat pertama, yang dari bentuk umumnya "Demi (angin) yang menerbangkan debu," akan menjadi: "demi sumber keturunan (asal usul) yang menyebar."

Mengapa zariyat atau dhariyat saya maknai pula "asal usul"? oleh karena saya melihat bahwa, kata 'dari' dalam bahasa Indonesia sangat mungkin terkait dengan kata 'dhari' sebagai bentuk dasar dari kata 'dhariyat'.

Sementara jika kita menggunakan makna "kekaisaran" untuk kata zariyat, agar makna bunyi kalimat ayat pertama az Zariyat menjadi tidak aneh atau rancu maka, kata 'zarwa' yang terletak setelah 'waz-zariyati', yang selama ini umumnya dimaknai "menyebar" mesti kita gunakan makna harfiahnya dalam bahasa Arab yaitu: Puncak / klimaks. Hasilnya menjadi: Demi Kekaizaran puncak.

Dharwa atau zarwa artinya
Dharwa atau zarwa artinya "klimaks atau Puncak" dalam bahasa Arab (dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun