Mohon tunggu...
Fadli Herman
Fadli Herman Mohon Tunggu... -

Teacher

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Garis Tangis Pengungsi Kelud

5 Maret 2014   00:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:14 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Garis Tangis Pengungsi Kelud

Karya Fadli Herman

Di layar kaca
engkau menyaksi derita

Kami diungsi!

Berkisah sorot mata
tentang nasib
tentang anak-anak yang ditelan debu
tentang suami yang tak berkabar

Dering telepon
deru truk relawan
tenda sesak
bising tangis anak-anak
antrian bertalu di depan jamban

Oh, semalam
letusan dan petir
memecah hening
menghempaskan asa

Takut dan histeria
terbawa lari
Lelah

Malam ini
semangkuk mie lalu kantuk
bocah-bocah lelap beralas plastik

Di luar tenda
biarlah kuterjaga
menanti anakku ditemu
menjemput kekasihku di bawah gerimis

Esok
Kami ingin berladang
walau lahar telah melahap habis
Kami ingin menggembala
meski tersisa hanya belulang

Dari tepi lembah ini
Mulut Kelud terus menyembur merah
mengalir bak darah luka nganga

Ampunilah kami . . .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun