Di atas puncak bawakaraeng
Tancapkan bendera kemanusiaan
Kemarin bulusaraung menjerit luka
Meneteskan air mata duka
Ketika menyaksikan
Ambon mengobral nyawa
Sampit kehilangan saudara
Poso kekeringan air mata
Aceh bergelimang darah
Lantaran pedang dan badik
Pada mengukir kekejaman diatas lembaran
Sejarah
Angin mammirik tak sanggup mengucap kata
Ketika losari mengantar berita duka yang luka
Ketika aceh, Ketika ambon, Ketika sampit
Ketika poso, Ketika nias
Luka-luka
Tubuh-tubuh yang rapuh bersimbah darah
Tergores pedang tertusuk badik bertuah
Gentayangan sebelum terkubur
Kaku terbungkus darah yang mengucur
Diatas lumpur
Diatas air mata menjerit anak-anak kurus yang lugu
Diatas doa tubuh-tubuh mungil telanjang tanpa ayah dan ibu
Lantaran pedang dan badik terhunus tak lagi bergurau
Dikaki langit dipangkuan jagad
Tubuh kecil yang mungil penuh lumpur
Tanpa kain pembungkus menengadah ke tiang cakrawala
Tuhan telah kau rampaskah nyawa ayah dan ibuku
Dengan pedangmu yang kejam
Sisakan aku saudara tempat berbagi
Agar tak ada lagi luka di Aceh
Agar tak ada lagi luka di Ambon
Agar tak ada lagi luka di Poso
Agar tak ada lagi luka di Sampit
Agar tak ada lagi luka-luka
Di atas puncak bawakaraeng
Tancapkan bendera kemanusiaan
Dari kibaran sayapmu kawan
Melambai tangan kedamaian
Dari rona rautmu kawan
Merekah senyum keadilan
Dari kokoh tiangmu kawan
Terpancar kilau mutiara menyejukkan
Di atas puncak bawakaraeng
Tancapkan bendera kemanusiaan