Mohon tunggu...
Muhammad Ridwan
Muhammad Ridwan Mohon Tunggu... Penulis - Fakultas Pertanian

Siswa Asal SMA Negeri 1 Pangkep. Mahasiswa S1 Agritech Universitas Hasanuddin. Hobi Menulis Puisi dan Hobiku tidak Untuk dilombakan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bendera Kemanusiaan

9 Juni 2019   16:47 Diperbarui: 9 Juni 2019   16:50 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di atas puncak bawakaraeng
Tancapkan bendera kemanusiaan

Kemarin bulusaraung menjerit luka
Meneteskan air mata duka
Ketika menyaksikan
Ambon mengobral nyawa
Sampit kehilangan saudara
Poso kekeringan air mata
Aceh bergelimang darah
Lantaran pedang dan badik
Pada mengukir kekejaman diatas lembaran
Sejarah

Angin mammirik tak sanggup mengucap kata
Ketika losari mengantar berita duka yang luka
Ketika aceh, Ketika ambon, Ketika sampit
Ketika poso, Ketika nias
Luka-luka

Tubuh-tubuh yang rapuh bersimbah darah
Tergores pedang tertusuk badik bertuah
Gentayangan sebelum terkubur
Kaku terbungkus darah yang mengucur
Diatas lumpur
Diatas air mata menjerit anak-anak kurus yang lugu
Diatas doa tubuh-tubuh mungil telanjang tanpa ayah dan ibu
Lantaran pedang dan badik terhunus tak lagi bergurau

Dikaki langit dipangkuan jagad
Tubuh kecil yang mungil penuh lumpur
Tanpa kain pembungkus menengadah ke tiang cakrawala
Tuhan telah kau rampaskah nyawa ayah dan ibuku
Dengan pedangmu yang kejam
Sisakan aku saudara tempat berbagi
Agar tak ada lagi luka di Aceh
Agar tak ada lagi luka di Ambon
Agar tak ada lagi luka di Poso
Agar tak ada lagi luka di Sampit
Agar tak ada lagi luka-luka

Di atas puncak bawakaraeng
Tancapkan bendera kemanusiaan

Dari kibaran sayapmu kawan
Melambai tangan kedamaian
Dari rona rautmu kawan
Merekah senyum keadilan
Dari kokoh tiangmu kawan
Terpancar kilau mutiara menyejukkan

Di atas puncak bawakaraeng
Tancapkan bendera kemanusiaan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun