Mohon tunggu...
Fadiatur Rahmi
Fadiatur Rahmi Mohon Tunggu... -

Seorang perempuan Aceh kelahiran Kota wisata Sabang. Sedari kecil sampai sekarang ia percaya bahwa Kakek buyutnya berasal dari India. saat ini tinggal dan menetap di Banda Aceh menggeluti hobinya cuap-cuap untuk memenuhi sistem kredit satuan sembari terkadang menarikan jemarinya diatas tuts-tuts keyboard hingga melarikan diri pada game-game asyik yang begitu mengusik untuk ditelisik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Alasan Tepat untuk Segera Mewujudkan Mimpi

4 April 2016   00:01 Diperbarui: 4 April 2016   00:25 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="cat-sad from onegreenplanet.org"][/caption]Pernah merasa diremehkan? Atau dalam bahasa sastranya dipandang sebelah mata. Hal seperti ini bisa disebut absurd dan semua orang pernah mengalaminya. Begitupun aku yang hanya manusia biasa. Dianggap hina itu biasa dan diremehkan bukan pula sesuatu yang luar biasa.

Sadar akan diri yang tidak lahir dari keluarga bangsawan kaya raya tentu menjadikanku bergelut dengan tantangan dan hambatan yang datang silih berganti ketika hendak menanjak menggapai mimpi. Jatuh, bangun, berguling, terjerembab dan kemudian bangun lagi adalah sedikit dari sekian banyak lika liku perjalanannya, hingga tak dianggap ada sampai pada tahap tak terlihat nyata pun turut mewarnai perjalanan.

Masih tentang diremehkan, Beberapa hari lalu aku kembali mengalaminya, lupa ini perlakuan yang keberapa kalinya dalam hidup, tetapi yakinlah ini bukan yang pertama dan sangat mungkin bukan pula untuk terakhir kalinya.

Sedihkah aku? Sakit hati? Bisa iya, namun tidak menutup kemungkinan pula untuk tidak sakit hati dan tidak sedih. Karena justru dari sering diremehkan aku belajar untuk bangkit, berusaha keras menunjukkan eksistensi diri dan membangunkan mimpi-mimpi untuk segera diwujudkan.

Banyak orang besar dan tokoh dunia lahir dari kehidupan yang selalu diremehkan dan direndahkan. Dan tidak sedikit pula, mereka yang memiliki bakat luar biasa justru down atau terjatuh setelah dianggap tak ada apa-apanya. Nach, ketika kita mengalami perlakuan serupa, silahkan memilih ingin menyikapinya seperti apa. Dan, syukur aku memilih opsi pertama, ketika diremehkan justru aku belajar untuk tegak berdiri serta kencang berlari meninggalkan mereka yang memandang sebelah mata.

Masa depanku adalah milikku, bukan milik mereka yang mencibir di jalan, dan tak pernah bertemu di masa lalu. Tetapi, satu hal yang sangat ingin kusampaikan, pada siapapun yang pernah meremehkanku; terimakasih, pernah mencibirku, karena ternyata kutemukan alasan pada tatapanmu untuk terus menguatkan diri dan karenanya pula aku belajar untuk bangkit menatap masa depan bersama mimpi-mimpi yang sebentar lagi akan menjadi nyata. Semoga kita bertemu lagi di suatu hari, saat bibir manismu tak lagi mampu mencela karena aku datang dengan segudang wibawa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun