Langkah Kecil yang Membuka Peluang Besar
isah Hariono dan mahasiswa PMM ini membuktikan bahwa digitalisasi usaha rumahan tidak harus dimulai dari langkah besar atau investasi mahal. Terkadang, yang dibutuhkan hanyalah pengetahuan praktis, kemauan untuk belajar, dan sedikit bantuan teknis.
Dari bengkel kayu di desa, produk Hariono kini bisa menjangkau pembeli di kota-kota besar tanpa ia harus meninggalkan tempat produksi. Dan di balik layar, mahasiswa PMM telah menjadi jembatan antara dunia tradisional dan pasar modern.
"Kalau dibantu seperti ini, jadi tahu apa yang belum dikerjakan. Banyak cara jualan yang ternyata belum saya coba," tutup Hariono.
Perjalanan digitalisasi di bengkel kayu Pak Hariono dan sentra gerabah desa ini memperlihatkan bahwa perubahan besar sering kali dimulai dari langkah kecil. Sebuah foto produk yang diambil dengan pencahayaan alami, deskripsi sederhana yang ditulis di media sosial, hingga keberanian membuka diri terhadap teknologi, semua menjadi bagian dari proses panjang menuju kemandirian usaha di era digital.
Mahasiswa PMM hadir bukan sebagai "penolong" semata, melainkan sebagai rekan belajar. Mereka mengamati, memahami, dan bekerja bersama para pengrajin, memastikan setiap ilmu yang diberikan bisa langsung dipraktikkan. Tidak ada bahasa teknis yang rumit, tidak ada tuntutan yang membebani  hanya langkah demi langkah yang membumi, sesuai ritme kehidupan pengrajin.
Bagi Hariono, pengalaman ini bukan sekadar menambah ilmu, tetapi juga membuka mata bahwa pasar tidak lagi terbatas pada jarak. Pembeli dari kota besar, bahkan dari luar pulau, kini bisa memesan talenan atau pasa brambang tanpa harus berkunjung langsung ke bengkel. Proses yang dulunya memakan waktu berhari-hari kini cukup diatur lewat layar ponsel.
Bagi mahasiswa, pengalaman ini meninggalkan pelajaran berharga: teknologi hanyalah alat, dan keberhasilan transformasi terletak pada kemauan manusia untuk belajar dan beradaptasi. Mereka menyaksikan sendiri bahwa usaha rumahan, yang mungkin dianggap kecil oleh sebagian orang, menyimpan potensi besar jika diberi dukungan yang tepat.
Ke depan, tantangan tentu akan ada --- mulai dari konsistensi penggunaan media digital, keterbatasan akses internet, hingga perubahan tren pasar. Namun, fondasi sudah diletakkan. Hariono kini memiliki katalog digital, pemahaman dasar tentang branding, dan jejaring pembeli yang lebih luas. Dan di desa itu, cerita sukses ini mulai menginspirasi pengrajin lain untuk ikut mencoba.
Pada akhirnya, kisah ini mengajarkan bahwa kolaborasi antara pengetahuan akademis dan kearifan lokal dapat melahirkan inovasi yang nyata. Di setiap sudut bengkel, di antara tumpukan kayu dan debu pengamplasan, ada harapan yang tumbuh harapan bahwa karya desa suatu hari nanti akan menembus batas, menyapa dunia, dan tetap membawa aroma khas rumah tempat ia lahir.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI