Mohon tunggu...
Fadda Farikha Salsabila
Fadda Farikha Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kritikalitas Kurikulum Merdeka Perspektif Teori Konstruktivisme

12 Mei 2024   21:06 Diperbarui: 12 Mei 2024   21:48 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendahuluan 

Dalam menanggapi tantangan abad ke-21, pendidikan reformasi di banyak negara termasuk Indonesia dalam menghadapi era globalisasi yang cepat dengan tuntutan industri serta masyarakat akan kebijakan pendidikan yang bersifat krusial dalam membentuk individu yang siap menghadapi dinamika dunia modern. Konsep kurikulum merdeka mengusung pembaharuan dalam segi akademik dan memberikan penekanan kuat pada pengembangan karakter dan keterampilan dengan kebutuhan zaman.

Pada hakikatnya, kurikulum merdeka adalah semangat kemandirian dan kebebasan dalam proses pembelajaran. Konsep ini memberikan paradigma baru yang tidak hanya mengutamakan pengetahuan dari guru ke siswa tetapi juga memberikan ruang bagi siswa untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki. Di balik dari kata merdeka belajar terdapat keyakinan bahwa setiap individu memiliki potensi yang unik dan perlu diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi dan mengembangkan potensi tersebut sesuai dengan minat dan bakat mereka.

Kritikalitas terhadap kurikulum merdeka dengan mencermati bahwa perubahan kurikulum bukanlah sebuah tugas yang mudah akan transformasi pendidikan yang membutuhkan waktu, sumber daya dan komitmen yang kuat dari semua pihak terkait. Selain itu juga perlu adanya pertanyaan akan esensi pendidikan itu sendiri, Apakah sebenarnya yang kita harapkan dari pendidikan? Apakah hanya sekedar menghasilkan individu yang pintar secara akademis atau lebih dari itu?.

Era saat ini banyak tuntutan kreatif, inovatif dan leadership pada pendidikan yang harus mampu menceritakan individu yang tidak hanya cerdas tetapi juga mandiri, berpikir kritis dan memiliki integritas moral. Selain itu, kritikalitas terhadap kurikulum Merdeka perlu adanya analisis terhadap dampak sosial dan kulturalnya. Sebagai negara yang kaya akan keberagaman budaya Indonesia dihadapkan pada tantangan untuk menciptakan pendidikan yang tidak hanya merata tetapi juga sensitif terhadap keberagaman lokal dan kebutuhan masyarakat adat. Pendidikan tidak hanya menjadi alat untuk meningkatkan mobilitas sosial tetapi juga sebagai wahana untuk memperkuat identitas dan martabat bangsa.

Pembahasan 

Pengembangan kurikulum Merdeka menjadi bagian dari upaya transformasi pendidikan di Indonesia. Teori konstruktivisme pendidikan menjadi bagian untuk mengevaluasi kritik kualitas kurikulum merdeka. Salah satu aspek dari konstruktivisme adalah bahwa setiap individu memiliki konstruksi pengetahuan yang unik berdasarkan pengalaman dan persepsi mereka. Kurikulum Merdeka memberikan ruang bagi fleksibilitas dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi minat dan kebutuhan mereka.

Namun, dari lensa konstruktivisme perlu adanya pertimbangan akan tantangan yang mungkin timbul dalam implementasinya. Persiapan guru untuk mengadopsi pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa akan beralih dari paradigma pengajaran yang berpusat pada guru ke pendekatan yang lebih kolaboratif dan responsif terhadap kebutuhan siswa untuk memerlukan perubahan paradigma dan pelatihan yang intensif bagi para pendidik. Konstruktivisme berperan akan interaksi sosial dalam pembelajaran melalui kolaborasi dengan sesama siswa dan interaksi dengan lingkungan belajar mereka untuk memperluas dan membangun pengetahuan baru.

Teori konstruktivisme juga memberikan umpan balik yang konstruktif dalam pembelajaran. Guru tidak hanya berperan sebagai pemberi informasi tetapi juga fasilitator yang membimbing siswa dalam proses konstruksi pengetahuan mereka. Dengan menghubungkan teori konstruktivisme dengan kritikalitas kurikulum Merdeka perlu diakui bahwa pendekatan ini bukan solusi yang dapat diterapkan begitu saja tanpa adanya pertimbangan.

Kesimpulan 

Konstruktivisme pada pembelajaran yang berpusat pada siswa memungkinkan mereka untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan membangun pengetahuan mereka sendiri melalui interaksi dan lingkungan belajar mereka. Kurikulum Merdeka dengan semangat Merdeka belajar memiliki visi dengan menawarkan paradigma baru yang membebaskan pendidikan dari kekakuan struktural dan memberikan ruang bagi siswa untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka. Kritikalitas terhadap kurikulum merdeka merupakan panggilan bahwa visi inklusif dan responsif terhadap kebutuhan siswa terwujud secara efektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun