Mohon tunggu...
Fachrul Khairuddin
Fachrul Khairuddin Mohon Tunggu... Akuntan - Akuntan

Terus Menulis!!!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Theory of Discoustic, Budaya dan Adat yang Menjadi Lagu Rakyat

17 Oktober 2015   22:16 Diperbarui: 18 Oktober 2015   07:11 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Penampilan Theory of Discoustic (video Youtube: Dely Luhukai)"][/caption]

Folk song (lagu rakyat) mungkin sedang dirindukan. Musiknya yang merdu dan syairnya yang bercerita seperti oase di tengah "kekeringan" musik Indonesia. Menikmatinya dengan segelas kopi atau teh adalah sedikit dari kebahagiaan.

Payung Teduh memulai kerinduan itu pada 2010. Melalui karya berkelas seperti Resah, Berdua Saja, dan Untuk Perempuan yang Sedang Dalam Pelukan, kelompok musik  itu meneduhkan setiap pendengarnya.  

Jauh di salah satu sudut kota Makassar, sebuah kelompok musik sederhana juga ingin ambil bagian dalam menyemarakkan kerinduan akan lagu rakyat itu. Mereka adalah kelompok Theory of Discoustic (ToD).

Sejak menggeliat pada 2013, sudah delapan karya yang mereka lepas secara bebas di dunia maya. Tiga di antaranya adalah Lengkara, Teras Khayal, dan Satu Haluan.

Yang menarik, mereka memasukkan unsur etnik yang kuat dalam lagu-lagu mereka. Walhasil, mendengar lagu-lagu ToD seumpama mendengar dongeng dari nenek moyang orang Indonesia di masa silam. Seolah-olah berada di ruang antah-berantah. Budaya dan adat memang menjadi inspirasi utama ToD dalam menciptakan karya. 

Digawangi Dian Megawati (vocal), Reza Enem (steel guitar), Nugraha Pramayudi (nylon guitar), Fadli FM (bass), Hamzarullah (drum), dan Adriady Setia Dharma (keyboard), ToD mencoba mendongengkan kepada kita tentang Indonesia.

Pembaca sekalian, adakah yang tahu apa arti lengkara? Lengkara adalah salah satu kata dalam bahasa Indonesia yang berarti mustahil. Dalam liriknya, ToD bersyair:

Alam raya berlimpah bukan sebuah lengkara

Hmmm, mendengar lagu ToD memperkaya bahasa Indonesia kita. Bukankah untuk tujuan itu lagu-lagu Indonesia diciptakan?

Kolektor musik asal Malaysia, The WKND, mengomentari musik ToD, “providing a cinematic vibe through their music that fills your imagination with their tales through acoustic folk music (Menyediakan getaran sinematik melalui musik mereka yang mengisi imajinasi Anda dengan cerita-cerita mereka melalui musik rakyat akustik)".     

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun