Liga 1 2016-2017 menyisakan satu-dua laga sisa untuk menentukan juara, namun kemungkinan juara sudah dipegang oleh tiga tim: Bali United, Bhayangkara United, dan Madura United. Menariknya, tiga tim tersebut terbentuk secara instan melalui kekuatan modal.
Bali United
Tahun 2011 menjadi tahun yang berat bagi klub sepakbola Indonesia. Penyebabnya: klub sudah tidak boleh lagi memakai dana APBD. Keberatan itu juga dialami Persisam Putra Samarinda.
Akhirnya, klub kota Samarinda tersebut dibeli oleh pengusaha Yabes Tanuri pada 2015. Alasan Yabes cukup mulia: lepas dari APBD, dia merasa sudah saatnya sepakbola dikelola secara profesional dan sudah saatnya dia turut ambil bagian.
Karena kala itu di Samarinda ada dua klub sepakbola: Persisam dan Pusamania Borneo FC (juara Divisi Utama), Yabes memutuskan untuk memindahkan markas Persisam. Hasil diskusi dengan tim manajemen: dipilihlah Bali.
Alasan pemilihan Bali cukup brilian: satu, di Bali sudah tidak ada klub sepakbola setelah Gelora Dewata habis; dua, supporter Bali tidak terkenal suka bikin rusuh; tiga, di Bali sudah ada stadion sepakbola.
Dalam perjalanannya, nama Persisam diubah menjadi Bali Pusam lalu kemudian menjadi Bali United FC.
Bhayangkara FC
Musim 2014-2015 menjadi musim kelam bagi persepakbolaan Indonesia. Kepengerusan PSSI terpecah dua, Liga pun terbagi dua. Hal tersebut menyebabkan klub sepakbola Indonesia juga terbagi dua, salah satunya Persebaya Surabaya: satu ikut Liga Primer Indonesia; satu ikut Liga Super Indonesia.
Mereka pun berganti nama beberapa kali: Bonek FC dan Surabaya United. Hingga pada awal musim 2016-2017, Surabaya United turut serta dalam Bhayangkara Cup. Di turnamen pramusim tersebut, mereka bertemu dengan PS Polri. Pertemuan keduanya memunculkan kesepatakatan dari kedua belah pihak manajemen: mereka merger.