Mohon tunggu...
Mochammad Fachrizal Perdana
Mochammad Fachrizal Perdana Mohon Tunggu... Freelancer - part time blogging | konten kreator

Cuma orang biasa yang nuangin tulisannya disini

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Usaha Tidak Akan Mengkhianati Hasil

12 Maret 2020   08:51 Diperbarui: 12 Maret 2020   08:55 1024
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Luke, panggil saja namanya Luke. Ia adalah seorang anak laki-laki biasa saja dan memiliki kehidupan yang biasa saja yang terlahir dari keluarga miskin. Ayahnya hanya seorang pegawai serabutan sedangkan ibu nya hanya buruh cuci. Luke juga seorang anak yang cerdas, sedari kecil Luke ditanamkan nilai nilai kehidupan oleh kedua orang tua nya karena orang tuanya sadar kalau kota yang mereka tinggali ini sangat kacau, kejahatan kriminal terjadi dimana mana, korupsi yang banyak dilakukan oleh para petinggi kota dan demo yang sering terjadi di kota itu.

Freedom, adalah nama kotanya. Kota tersebut memang terletak sangat jauh dari pusat pemerintahan negara dan luput dari penglihatan Presiden. Angka kemiskinan yang sangat tinggi di kota ini pun menjadi permasalahan dan salah satu faktor kota ini kacau adalah karena banyaknya korupsi yang dilakukan di kota tersebut dan juga pemerintah kota yang sering membuat kebijakan kebijakan yang sewenang-wenang dan terkesan nyeleneh kepada para masyarakatnya karena memang kota tersebut mempunyai sedikit sekali aparat penegak hukum dan belum banyak juga peraturan peraturan yang menindak tegas para pelanggar hukum sehingga ada sebagian masyarakat yang meluapkan kekesalannya dengan mengacaukan kota.

Luke tidak sendiri, dia juga punya teman ada Fedd dan Widi. Mereka bertiga adalah sahabat yang selalu bersama dan saling support satu sama lain.

"cepetan keburu telat ni!" ucap Fedd kepada Luke.

"iya ni bisa bisa kita dihukum sama guru kalo telat, tau sendiri kan guru nya killer" sahut Widi.

"iya iya bawel ini juga lagi pake sepatu" jawab Luke.

Berjalanlah mereka ke sekolah, ditengah perjalanan Luke mendengar seseorang yang sedang berbincang bincang mengenai proyek yang akan dibuat diseberang jalan.

"udah ambil aja uangnya, asal proyek saya bisa lancar sampai jadi nanti" ujar seseorang tersebut.

Luke hanya melirik dan melihat dengan pandangan sinis. Sampailah mereka di sekolah dan untungnya mereka tidak telat karena kalau sampai telat pasti bakal kena hukuman dari gurunya.

"Anak anak, jangan lupa untuk mengerjakan pr nya ya jangan buat onar apalagi korupsi walau sekecil apapun" ucap ibu guru kepada para murid nya.

Perkataan dari guru ini yang selalu membuat Luke berhati hati dalam bertindak dan menjadi penyemangat. Bel pulang sekolah pun berbunyi, anak anak berlarian keluar dengan sangat girang. Begitupun Luke dan kedua sahabatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun