Mohon tunggu...
ezra julianty
ezra julianty Mohon Tunggu... Mahasiswa universitas jambi

Mahasiswa universitas jambi

Selanjutnya

Tutup

Hukum

memberikan analisis berupa opini terkait polusi suara bawah air (underwater noises pollution) terhadap keberlangsungan mahluk hidup

12 Oktober 2025   13:00 Diperbarui: 12 Oktober 2025   12:58 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Memberikan Analisis Berupa Opini Terkait Polusi Suara Bawah Air
(Underwater noises pollution) Terhadap Kelangsungan Hidup Mahluk Laut
Ezra Julianti Situmeang
B1A124045
Email:ezrajulianty@gmail.com

PENDAHULUAN
Laut  merupakan bagian permukaan bumi yang paling luas,Menurut national geographic sekitar 71% permukaan bumi adalah air.dengan jumlah yang fantastis tersebut tidak heran jika laut sangat diincar oleh berbagai negara.mulai dengan mengambil sumber daya alam nya yang melimpah,seperti fauna dan flora dalam laut yang dimaanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari,serta keindahan alam nya yang diminati yang berpotensi menjadi kawasan pariwisata,dan pembangunan pertambangan migas dibawah laut yang saat ini memberikan pengaruh ekonomi global dunia.laut juga menjadi salah satu batasan antar negara atau penghubung antarnegara.karena potensi nya tersebut kini laut sudah banyak mendapatkan perkembangan dunia,teknologi-teknologi canggih yang mulai digunakan untuk mengeksplorasi laut,mengambil dan mengembangkan serta menjadi objek sains.namun,dari semua kegiatan tersebut,ternyata memiliki impact yang negatif juga.ada satu dampak negatif yang jarang dibahas namun,memberikan dampak yang signifikan terhadap ekosistem laut.polusi suara tidak seperti polusi -polusi lain yang dampaknya langsung bisa dirasakan dan terlihat secara langsung.polusi suara bawah laut hanya bisa dirasakan oleh mahluk-mahluk laut,oleh karena itulah,kita jarang memperhatikan soal polusi suara bawah laut ini.karena tidak berdampak oleh kita.

PEMBAHASAN
Menurut IFAW (Internasional fund for animal welfare) polusi suara Adalah bentuk polusi lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas manusia—seperti pelayaran komersial, eksplorasi minyak, survei seismik, pemasangan turbin angin lepas pantai, dan sonar militer—yang menghasilkan suara yang tidak alami dan berlebihan di bawah air.
Definisi lain polusi suara laut disebut Kebisingan yang dihasilkan secara sengaja maupun tidak sengaja dari aktivitas manusia biasanya dianggap sebagai kebisingan antropogenik, dan lebih khusus lagi di lingkungan laut, kebisingan laut. Dengan demikian, polusi kebisingan laut didefinisikan sebagai sumber suara antropogenik apa pun yang terjadi di lingkungan laut, yang dapat menimbulkan dampak buruk bagi kehidupan laut.
Polusi suara memberikan dampak negatif terhadap kehidupan laut seperti menyebabkan perubahan perilaku dan fisiologis pada hewan.banyak hewan laut seperti mamalia laut menggunakan suara,siulan dan nyanyian  untuk berkomunikasi dengan anak-anaknya,mencari makanan ,menemukan pasangan dan menghindari bahaya.namun,suara-suara alami bisa dapat terendam oleh suara-suara aktivitas manusia.seperti kavitasi baling-baling dari kapal, sonar dari kapal angkatan laut yang mencari sumber minyak dan gas baru, dan kebisingan konstruksi saat infrastruktur baru dibangun, semuanya memancarkan suara yang menembus jauh ke dalam laut, meningkatkan polusi suara bawah air. Dalam buku “marine noise and marine mammals “oleh national academies press AS (2003).disebutkan ada beberapa sumber kebisingan laut,yang dikelompokkan menjadi enam kategori, pelayaran, survei seismik, sonar, ledakan, aktivitas industri, dan lain-lain.suara antropogenik laut juga dibahas dalam buku "Marine Environmental Pollution.”dalam babnya yang berjudul “other important marine pollutants.” Menyebutkan bahwa Kebisingan bawah laut akibat pelayaran merupakan polutan yang signifikan dan tersebar luas dengan potensi memengaruhi ekosistem laut dalam skala global (Clark dkk. 2009 ; Williams dkk. 2014 ; Merchant dkk. 2015 ). Faktanya, kebisingan kapal meningkat seiring dengan meningkatnya penggunaan pelayaran dalam transportasi, dan kapal menjadi sumber kebisingan antropogenik yang paling umum dan tersebar luas di lautan (Erbe dkk. 2019 ; Vakili dkk. 2020 ).dalam buku ini juga disebutkan bahwa  Kebisingan antropogenik dapat dikategorikan sebagai kebisingan impulsif berintensitas tinggi atau kebisingan stasioner berfrekuensi rendah (Peng et al. 2015 ). Polusi kebisingan laut berintensitas tinggi atau akut memiliki durasi yang pendek dan sering dipancarkan berulang kali, pada frekuensi mulai dari beberapa hertz (Hz) hingga ratusan ribu Hz. Kebisingan berintensitas rendah atau polusi kebisingan laut kronis memiliki durasi yang lebih panjang dengan frekuensi di bawah 1 kHz (1000 Hz). Pemancangan tiang pancang, peledakan bawah air, eksplorasi seismik, dan aplikasi sonar aktif menghasilkan kebisingan berintensitas tinggi sementara kapal dan perahu menghasilkan kebisingan stasioner berfrekuensi rendah (Codarin et al. 2009 ; Peng et al. 2015 ).
Impact terhadap mahluk laut:
Akibat dari kebisingan laut akibat aktivitas manusia juga dibahas dalam jurnal “Pendekatan akustik solusi dampak polusi suara bawah air terhadap biota alut.” oleh Henry M.Manik.departemen ilmu dan teknologi kelautan ,fakultas perikanan dan ilmu kelautan,IPB University.efek potensial suara buatan manusia (man-made-sound) terhadap biota laut:
•1.kematian:baik kematian langsung atau kerusakan jaringan dan/atau fisiologis yang cukup parah sehingga kematian terjadi yang mengakibatkan berkurangnya populasi biota laut.
•2.efek fisik dan fisiologi:jaringan kerusakan fisik atau efek fisiologis lainnya,seperti gangguan makan,pertumbuhan dan perkembangbiakkan kurang berhasil.
•3.gangguan pendengaran:perubahan jangka pendek/jangka Panjang dalam sensitivitas pendengaran (temporary threshold shift dan permanent threshold shift).gangguan pendengaran dapat mempengaruhi kemampuan hewan untuk menangkap mangsa dan menghindari predator,dan penurunan komunikasi antar individu.
•4.efek penyamaran:masking suara yang dibuat organisme pemangsa dapat menyebabkan berkurangnya makan sehingga berdampak pada pertumbuhan.masking suara yang digunakan untuk orientasi dan navigasi dapat mempengaruhi kemampuan ikan untuk menemukan habitat yang disukai termasuk daerah pemijahan (spawning era),mempengaruhi rekruitmen,pertumbuhan,kelangsungan hidup,dan reproduksi.
•5.respon perilaku:misalnya perpindahan dari habitat yang disukai ,sehingga memengaruhi proses makan,pertumbuhan predasi,keberlangsungan hidup dan keberhasilan reproduksi.
Menurut jurnal , A noisy spring: the impact of globally rising underwater sound levels on fish.’’Dr Slabbekoorn dan para koleganya di Belanda, Jerman dan Amerika Serikat menyimpulkan kehidupan bawah laut tidaklah sesepi yang diperkirakan manusia. "Manusia selalu berfikir bahwa ikan hidup dalam kesunyian," kata ahli biologi Dr Hans Slabbekoorn dari Universitas Leiden, Belanda.setiap spesies ikan memiliki kemampuan dan sensitivitas berbeda dalam hal pendengaran. Secara umum, ikan mampu mendengar suara yang berfrekuensi antara 30-1000Hz,meski dengan adaptasi khusus beberapa jenis ikan mampu mendengar suara dengan frekuensi lebih tingga yaitu antara 3000-5000Hz.
"Tingkatan dan distribusi suara di bawah air terus meningkat di seluruh dunia namun hampir tidak diperhatikan," kata Dr Slabbekoorn.Saat ini, sebagian besar riset terfokus pada dampak bunyi-bunyian terhadap mamalia laut seperti paus dan lumba-lumba.Namun, polusi suara juga mempengaruhi kehidupan ikan, misalnya kemampuan bereproduksi, berkomunikasi dan menghindari predator.Sebagai contoh, sejumlah penelitian melaporkan ikan hering Atlantik, kod dan tuna sirip biru ternyata menghindari lingkungan yang terlalu berisik.dampak lain juga dirasakan oleh ikan kakap merah muda, McCauley et al. menemukan bahwa kebisingan yang dihasilkan oleh senapan angin yang beroperasi sangat merusak telinga kakap merah muda ( Pagrus auratus ), sehingga mengakibatkan hilangnya sel-sel rambut epitel sensorik.Selain itu, sel-sel koklea yang rusak tidak diperbaiki atau diganti hingga 58 hari setelah paparan senapan angin.dalam jurnal ”Noise in the Sea and Its Impacts on Marine Organisms”. Oleh Chao Peng, Xinguo Zhao, and Guangxu Liu 1College of Animal Sciences, Zhejiang University
Begitu banyaknya dampak yang dihasilkan dari kebisingan antropogenik.seperti ikan,dan mamalia laut yang hidup di permukaan bawah laut.
Kementerian kelautan dan perikanan juga menanggapi soal polusi suara bawah laut.Menurut Kementerian kelautan dan perikanan (kkp) Polusi gelombang suara atau ocean noise dan sampah laut (marine debris) menjadi 2 hal yang mengancam keberadaan mamalia laut yang berada atau singgah di perairan Indonesia. "Lestari menuturkan, tidak seperti hewan endemik, hewan yang bermigrasi jauh seperti mamalia laut perlu mendapatkan perhatian khusus. Terlebih, ancaman utama yang mereka hadapi juga terkait dengan perbuatan manusia.
Pemerintah Indonesia telah menetapkan mamalia laut sebagai jenis ikan yang dilindungi sejak 1999. Artinya, pemanfaatan langsung biota laut tersebut dilarang sama sekali.

Solusi untuk Memerangi Polusi Kebisingan Bawah Air
Penanggulangan polusi suara laut membutuhkan upaya terkoordinasi dari pemerintah, industri, dan konservasionis. Berikut adalah solusi praktis—beberapa telah terbukti berhasil, sementara yang lain masih menjanjikan untuk pengembangan di masa mendatang:
The Silent Killer: How Noise Pollution Is Affecting Marine Animals.Posted by Enrico Gennari on February 3, 2025

Solusi Terbukti
1. Teknologi Kapal yang Lebih Senyap
Organisasi Maritim Internasional (IMO) telah menetapkan pedoman yang mendorong penerapan desain kapal yang lebih senyap untuk meminimalkan polusi suara bawah air. Langkah-langkah ini mencakup modifikasi desain lambung kapal dan penggunaan baling-baling yang lebih senyap, yang dapat secara signifikan mengurangi tingkat kebisingan yang dihasilkan oleh kapal.
2. Metode Pengurangan Kebisingan yang Inovatif
Teknologi seperti tirai gelembung —penghalang gelembung yang diciptakan oleh kompresor—secara efektif digunakan selama konstruksi lepas pantai untuk menyerap dan menyebarkan gelombang suara, sehingga secara signifikan mengurangi transmisi kebisingan bawah air. Meskipun tidak secara langsung terinspirasi oleh jaring gelembung paus bungkuk, teknologi ini menunjukkan penggunaan gelembung udara yang serupa untuk memanipulasi akustik bawah air.
Pendekatan yang Menjanjikan
1. Kawasan Konservasi Laut (KKL)
Penetapan habitat yang sensitif terhadap kebisingan sebagai Kawasan Konservasi Laut (KKL) dapat membantu mengurangi dampak aktivitas yang mengganggu seperti pelayaran dan pengeboran di wilayah kritis. Meskipun kebisingan merambat jauh dan cepat di bawah air, KKL tetap dapat memberikan sedikit kelonggaran dengan mengatur aktivitas manusia di dalam zona yang telah ditetapkan ini, sehingga menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi spesies yang paling terdampak polusi kebisingan. Namun, penelitian dan bukti lebih lanjut diperlukan untuk menilai efektivitasnya secara menyeluruh dan untuk menentukan bagaimana kawasan tersebut dapat dikelola dan ditegakkan secara efektif.
2. Peraturan Internasional
Inisiatif global bertujuan untuk mengatur polusi kebisingan bawah laut secara lebih efektif. Perserikatan Bangsa-Bangsa sedang mengupayakan kerangka kerja komprehensif untuk melindungi keanekaragaman hayati laut , termasuk langkah-langkah mitigasi kebisingan. Namun, strategi implementasi yang lebih jelas dan komitmen yang lebih kuat diperlukan untuk memastikan kemajuan yang berarti.
3.Transisi ke Praktik Industri yang Lebih Tenang
Industri yang bergantung pada aktivitas lepas pantai yang bising, seperti ekstraksi minyak dan gas, sedang menjajaki alternatif yang lebih senyap. Peralihan ke sumber energi terbarukan seperti energi pasang surut dan gelombang dapat mengurangi ketergantungan pada aktivitas yang intensif kebisingan. Selain itu, regulasi emisi kebisingan yang lebih ketat dapat mendorong industri untuk berinovasi dan mengadopsi metode operasional yang lebih senyap.
4. Kesadaran dan Advokasi Publik
Meningkatkan kesadaran tentang dampak polusi suara sangatlah penting. Upaya advokasi dapat mendorong kebijakan seperti subsidi untuk teknologi yang lebih senyap dan regulasi yang menegakkan praktik berkelanjutan. Misalnya, regulasi kebisingan yang lebih ketat di jalur pelayaran dan lokasi pengeboran lepas pantai, beserta insentif untuk teknologi peredam kebisingan, dapat mendorong perubahan di seluruh industri.

Peraturan hukum tentang polusi kebisingan laut
Saat ini belum ada standar internasional untuk pengaturan polusi suara laut. Pemerintah daerah dan bahkan pelabuhan-pelabuhan tertentu telah menetapkan peraturan mereka sendiri. Misalnya, Pelabuhan Vancouver menawarkan diskon kepada kapal yang secara sukarela mematuhi pedoman lingkungan mereka. Di Uni Eropa, ambang batas wajib untuk kebisingan bawah laut baru-baru ini telah ditetapkan guna memastikan spesies dan habitat terlindungi dari polutan ini. Negara-negara Anggota Uni Eropa kini akan memasukkan ambang batas ini ke dalam strategi kelautan terbaru mereka dan mengambil tindakan untuk memastikan kebisingan di perairan mereka tidak melebihi batas tersebut.
Namun, lembaga-lembaga internasional mulai memperhatikan hal ini. Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS) adalah perjanjian yang paling luas jangkauannya tentang aktivitas maritim, dengan 168 negara peserta . Pasal 211 UNCLOS bertujuan untuk mencegah dan mengurangi pencemaran lingkungan laut dari kapal, meskipun tidak secara spesifik menjelaskan untuk mencapai hal ini.
penjelasan serupa dari aturan unclos mengenai pencemaran laut juga deijelaskan dalam jurnal yang berjudul “The Role of UNCLOS 1982 in maintaining  and proctecting the international marine environment.” Anita Dian Eka Kusuma,Akbar Kurnia Putra,2024.
Saat ini,lebih dari 100 negara telah meratifikasi perjanjian unclos 1982,yang mencakup berbagai peraturan hukum maritim.berdasarkan unclos ,pencemaran laut didefinisikan sebagai masuknya zat atau energi oleh manusia,baik secara langsung maupun tidak langsung, kedalam lingkungan laut yang mengakibatkan dampak merugikan seperti hambatan terhadap kegiatan maritim ,termasuk penangkapan dan pemanfaatan laut lainnya yang sah,sebagaimana tercantum dalam pasal (14) .konvensi ini mewajibkan negara-negara untuk mencegah dan mengendalikan pencemaran kaut di wilayah yuridiksi mereka.
Organisasi Maritim Internasional (IMO), badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa yang bertanggung jawab untuk mengatur transportasi laut, juga telah menetapkan pedoman untuk pengurangan kebisingan radiasi bawah air dari pelayaran guna mengatasi dampak buruk terhadap kehidupan laut. Pedoman ini mencakup berbagai strategi pengurangan kebisingan dalam desain, konstruksi, modifikasi, dan/atau operasi (seperti pengurangan kecepatan kapal). Namun, pedoman asli sayangnya tidak diadopsi secara luas oleh anggota industri. Oleh karena itu, versi revisi pedoman ini telah dikembangkan untuk meningkatkan penerapan dan memantau efektivitasnya. IMO juga menyetujui fase pengembangan pengalaman (EBP) yang dimulai pada tahun 2023 untuk mengumpulkan informasi tentang praktik terbaik dan pembelajaran dari penerapan pedoman kebisingan bawah air ini. (IFAW) International found for animal welfare

Kesimpulan:dalam artkel opini ini mengkaji dampak dari polusi suara bawah air (underwater noises pollution) terhadap keberlangsungan hidup mahluk laut.dan melampirkan aktivitas apa saja yang menyebabkan polusi suara bawah air seperti pelayaran komersial, eksplorasi minyak, survei seismik, pemasangan turbin angin lepas pantai, dan sonar militer.dan dampak langsung terhadap hewan laut:kematian,efek fisiologi dan psikologis,gangguan pendengaran dan perubahan perilaku.

Referensi
Wawan Setiawan,National Geographic Indonesia 2022. Efek Polusi Suara Penambangan Dasar Laut Hingga Ratusan Kilometer.juli 14. https://nationalgeographic.grid.id/read/133369085/efek-polusi-suara-penambangan-dasar-laut-hingga-ratusan-kilometer?page=all
International Fund for Animal Welfare | IFAW 2024. Ocean noise pollution: What is it and why is it a problem?.juli 30.https://share.google/ozLkVQoUd4FTN0XEj
HM.Manik 2021 Pendekatan Akuatik Solusi Dampak Polusi Suara Bawah Air Terhadap Biota Alut. https://share.google/AeUwKoM6yJ9U5tffl
Hans Slabbekoorn,2010.A noisy spring: the impact of globally rising underwater sound levels on fish. https://www.cell.com/trends/ecology-evolution/abstract/S0169-5347(10)00083-2?cc=y%3D&_returnURL=http%3A%2F%2Flinkinghub.elsevier.com%2Fretrieve%2Fpii%2FS0169534710000832%3Fshowall%3Dtrue
 Chao peng,Xinguo Zhao.2015.Noise in the sea and its impact on marine organisms. https://www.researchgate.net/profile/Guangxu-Liu-2/publication/282437934_Noise_in_the_Sea_and_Its_Impacts_on_Marine_Organisms/links/564fb9c008ae4988a7a86239/Noise-in-the-Sea-and-Its-Impacts-on-Marine-Organisms.pdf?_tp=eyJjb250ZXh0Ijp7ImZpcnN0UGFnZSI6InB1YmxpY2F0aW9uIiwicGFnZSI6InB1YmxpY2F0aW9uIn19
Anita Dian Eka Kusuma,Akbar Kurnia Putra,2024. pencemaran laut juga deijelaskan dalam jurnal yang berjudul The Role of UNCLOS 1982 in maintaining  and proctecting the international marine environment. https://scholar.google.com/citations?view_op=view_citation&hl=id&user=7-B5s7EAAAAJ&citation_for_view=7-B5s7EAAAAJ:-f6ydRqryjwC

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun