Mohon tunggu...
Eko Raharjo
Eko Raharjo Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis yang sedang Belajar Menulis

Fast Learner, Researcher, Risk Examiner, Lecturer, Copywriter

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Sedikit Memikirkan Nasib Pengemudi Ojek Online

31 Januari 2017   16:46 Diperbarui: 31 Januari 2017   18:42 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Edukasi pintar Ojek Online ( doc. tribunews)

Merebaknya teknologi saat ini memunculkan berbagai inovasi teknologi dan aplikasi, salah satunya ojek online. dengan metode pemesan melalui gadget, personality pemesan dan pengemudi ojek menjadi pilihan tersendiri. privasi dan kebebasan menjadi pilihan kenapa ojek online tetap laku di kota-kota besar.

Aroma persaingan ojek online merebak, beberapa penyedia aplikasi tertarik masuk menjadi start up penyedia layanan ojek. pun bagi pioner market, juga memutar otak bagaimana melakukan diversifikasi layanan ojek online. mulai menggandeng gerai makanan untuk mengantarkan makanan, menggandeng perkantoran untuk mengantarkan paket atau surat dan bahkan menggandeng store tertentu untuk mengantarkan pesanan barang ke pelanggan.

Semua inovasi tersebut dilakukan karena banyaknya peminat dan pelamar yang berminat menjadi pengojek.ditambah lagi angka pengangguran dan beberapa bursa kerja konvensional yang masih menerapkan pola kerja konvensional, menjadi pertimbangan bagi seseorang untuk memilih menjadi pengemudi ojek untuk melakukan hal ini.

kebebasan dan pola pengukuran kerja yang bisa dilakukan oleh diri sendiri merupakan pilihan bagi pengemudi ojek. banyak yang dulunya bekerja dan terikat jam kerja tertentu harus melepas atau memilih menjadi pengemudi ojek karena adanya kebebasan waktu tersebut.

Menurut berbagai data dari berbagai sumber, data pengemudi ojek ini mencapai 200 ribu-an orang, dimana jika dilihat multiplier efeknya cukup banyak keluarga-keluarga yang menggantungkan hidupnya kepada pengemudi ojek online ini. berharap setoran atau orderan yang rutin sesuai kemampuan fisik mengantarkan pelanggan menjadi daya tarik ojek online.

Pengemudi ojek dapat mengukur berapa uang yang ingin didapat dengan kemauan untuk mengantar kan orang diluar target yang ada. mau mendapatkan uang banyak maka effort yang dilakukan juga harus banyak.

Perlindungan pemerintah.

Pengemudi ojek ini jika dilihat dari data cukup beragam, rata-rata diusia produktif, dengan motor -motor keluaran terbaru, mereka membagi penghasilan antara, biaya hidup, angsuran motor, biaya kesehatan dan lain-lain. mereka berjuang menunggu orderan disamping himpitan hitung-hitungan bisnis dari perusahaan yang terus juga berupaya menghasilkan untung meskipun tipis.

Rata-rata pengemudi ojek masih berhitung bahwa mengikuti ojek online masih lebih pasti pendapatannya meskipun harus menunggu order masuk. artinya mereka setidaknya memiliki harapan ada orderan masuk jika dibandingkan dengan harus menjadi ojek pangkalan yang tidak pasti kapan orderan datang ataupun kalo datang harus bergiliran dengan ojek pangkalan lainnya.

Dengan Multiplier efek ini seharusnya sebelum terlambat, pemerintah seharusnya memberikan perhatian atau setidaknya mengikuti terus perkembangan perusahaan ojek online ini, jangan sampai mereka mengalami kesulitan pengaturan cashflow dan perang harga yang pada akhirnya menghancurkan mereka sendiri. efek rambatan dari bangkrutnya perusahaan ojek online ini cukup banyak, misalnya : harus merumahkan jumlah pengemudi ojek online, berapa keluarga atau anak yang merasakan putus penghasilan karena ayahnya berhenti bekerja, efek kriminalitas yang mungkin akan meningkat dsb.

Sudah seharusnya pemerintah ikut memperhatikan bagaimana pengemudi ojek online ini juga menerima edukasi tentang financial, bagaimana pola hidup , bagaimana mengatur cashflow pribadi atau hal hal lain yang berdampak kepada peningkatan kesejahteraan pengemudi ojek sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun