Mohon tunggu...
Eko Raharjo
Eko Raharjo Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis yang sedang Belajar Menulis

Fast Learner, Researcher, Risk Examiner, Lecturer, Copywriter

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Berusaha Menjadi Orang Tua yang Baik

9 Oktober 2017   15:29 Diperbarui: 9 Oktober 2017   15:36 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source Wisdomtimes.com

Menyikapi pada perubahan pola generasi bekalang ini, seperti munculnya istilah generasi milenial, generasi Y atau generasi X. Ataupun pro kontra digitalisasi dari anak-anak kita, bagaimana menyikapi perkembangan teknologi serta pengaruhnya kepada anak kita. Merupakan topic parenting yang hangat dibicarakan di seminar manapun. Berikut oleh-oleh saya mengikuti beberapa topic parenting. setidaknya kita kembali diingatkan mengenai peran orang tua dalam perkembangan jiwa anak dan pola parenting kepada anak, berikut beberapa tips untuk menjadi orang tua super bagi anak kita.

mencintai anak tanpa syarat.

Siapa sih yang tidak mencintai anaknya, sejatinya mencintai anak merupakan anugrah dan fitra atas titipan tuhan tersebut. Mencintai tanpa syarat bukan berarti memanjakan semua kebutuhan anak.

Beberapa pakar menyebutkan kenakalan anak merupakan sign bagi orang tua untuk lebih diperhatikan. Mencintai disini merupakan satu paket dengan menerima kondisi anak baik fisik maupun mental secara menyeluruh baik dalam kondisi orang tua sadar ataupun tidak sadar.

Jadilah orang yang anda ingin anak anda akan menjadi seperti apa

Teladan yang paling baik bagi anak tidak lain yakni orang tua maka meskipun orang tua memiliki karakter yang mungkin kurang baik, seharusnya disadari begitu menjadi orang tua maka ada beban berubah yang sangat tinggi terkait karakter apa yang diinginkan kepada anak minimal harus di contohkan dalam keseharian oleh orang tua.

Pilih kata-kata bijak

Sehari ada 24 jam mungkin tidak selama itu kita menemani, namun terpotong kira-kira 8 -10 jam untuk tidur. Jika ditakar secara angka secara logika mana mungkin sisa waktu itu kita gunakan untuk berkata negatif, namun kenyataannya pilihan kata itu bergantung kepada emosi orang tua.

Fluktuasi emosi ini yang harus benar-benar kita pahami. Karena kita tidak bisa menuntut anak untuk tetap dalam kondisi emosi yang stabil justru lebih kepada orang tua lah yang belajar menstabilkan emosi, agar ketika berkomunikasi dengan anak menjadi lebih bijaksana dan nyambung.  

Jelas dalam Aturan dan Penjelasan

Kadang kala sebagai orang tua kita menganggap bahwa anak memiliki pola komunikasi yang sama dengan kita, tanpa kita sadari anak menilai kepada aturan yang orang tua buat, konsistensi dan ketegasan aturan ini.

Jika aturan terlalu longgar maka anak dapat cenderung memanfaatkan atau kurang tegas dalam aturan anak juga dapat memanfaatkan kelemahan aturan tersebut. Maka perlu fleksibilitas dalam pelaksanaan aturan tersebut tanpa kehilangan ketegasan tentunya.

Penerapan Aturan dan latar belakang aturan ini sebenarnya ada tujuannya agar anak belajar menaati peraturan dan konsekuensi atas aturan --aturan yang disepakati.

Momen special keluarga

Bagi sebagian masayarakat dewasa ini momen kebersamaan ini menjadi barang langka, hal ini harus disadari bahwa momen special ini sebenarnya dalah usahan kita untuk meninggalkan kenangan baik di pikiran anak --anak bahwa kebersamaan dan kehangatan keluarga menjadi adalah hal yang harus dicontoh dan ditiru oleh anak --anak kelak dimasa depan. Setidaknya dengan adanya momen special keluarga maka ada rasa kehangatan dan keterbukaan antara anak dan orang tua. Persaaan dihargai dan menumpahkan keluh kesah mungkin bisa dalam momen special tersebut.

Plan B (contingency plan)

Sebagai mahluk yang dikaruniai oleh otak dan pikiran, maka manusia menjadi wajib untuk memikirkan hal --hal dimasa mendatang dengan pengalaman masa lalunya. Manajemen terbaik pun selalu menyiapkan plan B untuk setiap kondisi yang akan dihadapinya. Begitu juga dengan anak, sebagus apapun rencana kita misalnya untuk pendidikan anak maka perlu rencana lain seandainya misalkan anak berubah keinginan atau terjadi sesuatu kepada anak tersebut.

Bagaimana sebagai orang tua mengetahui hal ini, tentunya dengan belajar dan banyak membaca mengenai hal 0hal yang terjadi dimasyarakat setidaknya orang tua paham tidak hanya lingkungan internal anak namun juga paham mengenai lingkungan ekstrenal anak dan perubahannya.

Agama dan Moral

Masih sangat dipercaya sampai saat ini mengenai landasan yang utama bagi seorang anak adalah Agama dan Moral. Didalam agama telah diajarkan permasalahan yang cukup detail mengenai aturan kehidupan, hal yang dianjurkan dan hal yang dilarang. Begitupula norma atau moral untuk media pembanding dalam pikiran mengenai hal yang baik dan buruk dalam anak menjalani kehiupan kedepannya.

Contoh atau teladan Agama yang paling dekat dalam agama misalkan jika muslim, ajaran sholat berjamaan menjadi contoh untuk keletaladalan dalam dispilin diri dan keteraturan pembagian waktu. Perlu disadarkan kepada anak mengenai latar belakang setiap prilaku beragama dan ber moral.

Belajar Teknis Terapi sederhana

Kaitan dengan kondisi mental dan emosional setiap orang berbeda-beda dan tipikal orang yang berbeda-beda. Namun permasalahan emsional menjadi sama karena seperti dijelaskan dalam ilmu psikologis bahwa secara umum pola otak manusia sama. Perlunya teknis terapi sederhana ini baik untuk pribadi orang tua sendiri dalam memahami proskologi diri dan untuk pribadi anak karena dalam pola parenting tidak sedikit hal yang bisa diselesaikan dengan beberapa terapi sederhana.

Semoga tips yang saya peroleh dari seminar parenting dapat kita aplikasikan atau setidaknya menjadi perenungan singkat, sudah sampai tahap manakan pola parenting yang telah kita lakukan disamping tentunya bacaan lain nya. Semga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun