Mohon tunggu...
Evelyn Asrila Sare
Evelyn Asrila Sare Mohon Tunggu... Lainnya - Bunda Ev

Saya adalah seorang 'guru' bagi anak-anak dengan ruang kelas tanpa sekat. Bersama berproses dan kami menemukan kebahagiaan dalam tiap hal yang kami pelajari. Saya belumlah seorang penulis namun terus berjuang untuk menulis. Bukan bertujuan untuk menjadi seorang penulis namun saya berharap ada jejak kebaikkan yang bisa saya bagi untuk orang-orang yang membaca tulisan saya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bunda Penuh Cinta

2 November 2021   13:51 Diperbarui: 2 November 2021   14:01 667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Malam ini, saat senandung pujian dalam untaian Rosariomasih sayup terdengar, Mama ingat, kita pernah merapalnya bersama dimalam-malam kebersamaan kita. 
Walau kala itu yang mama sadari,  kau hanya menyukai suara mama menyenandungkan lagu Maria Bunda Kita."Ave," katamu, meminta mama sekali lagi memuji sang Bunda dalam lirik lagu yang menyejukkan. Mama masih bisa merasakan hangatnya sinar matamu. Biasnya menembus jantung, tak ada lagi yang gelap di hati Mama. Lihat! kau menatap mama dan tersenyum. Senyum yang memantul dari serpihan cintamu.
Sampai saat itu, di hari ke 26, bulan Oktober. Hari masih sangat pagi.  Sekali lagi mama nyanyikan pujian itu sembari menggenggam erat tanganmu. Menahan laju air mata. Sekuat yang mama bisa, walau lemah jiwa mama. 

Saat itu, kau sudah lebih tenang. Sangat tenang. Tak ada tangisan lagi. Dan, kau terus bernyanyi. Bernyanyi bersama mama hingga menutup mata, kemudian pergi dan tak pernah kembali.
Putri kecilku  Matahariku. Jika dengan menyanyikan lagu pujian cara untuk memanggilmu kembali, apalah arti doa-doa yang sunyi. Suara lirih ini menyanyi dalam tetes-tetes air mata. Ia mengalir dalam rindu sampai suatu ketika tersadar bahwa kau bersemai di hati Mama.
Palung kasihku, anakku. Pada senja yang melambat pulang, sinarnya menghilang. Tapi kau tetap menyala tanpa redup redam padam di hati mama. Kau pulang tanpa mengambil sinarmu pergi meninggalkan mama.
Mahligaiku, pergi bersama senandung Bunda penuh cinta yang abadi selamanya. Tidurlah, Sayang. Izinkan mama menyanyikan lagu ini kembali untuk mengenang cinta antara kita yang tidak akan pernah mampu direnggut maut.Ave Maria, Bunda kita, penuh cinta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun