Seolah-olah masa libur bukan ruang untuk bersama, tapi jeda agar kita bisa lebih produktif sendiri. Padahal, libur bukan tentang apa yang bisa kita capai, tapi apa yang bisa kita bagi. Bukan tentang pencapaian, tapi tentang keterhubungan.
Apa yang Dicari Anak Saat Libur?
Bukan mainan baru. Bukan juga perjalanan ke tempat wisata yang mahal. Yang mereka butuhkan sering kali lebih sederhana: Waktu. Perhatian. Kehadiran.
Saya ingat masa kecil saya sendiri. Liburan yang paling saya kenang bukan ketika keluarga pergi ke luar kota. Tapi saat ayah membuatkan teh manis dan kami duduk di teras rumah, mendengarkan hujan. Itu saja.
Kenangan itu tidak berisik. Tapi membekas. Karena ada seseorang yang benar-benar hadir, tanpa tergesa. Tak banyak kata, tak ada foto, tapi rasanya seperti rumah.
Anak-anak tidak butuh momen spektakuler. Mereka hanya butuh orang dewasa yang bersedia duduk bersama mereka, tanpa terganggu.
Liburan yang berkesan bukan tentang apa yang dilakukan, tapi tentang siapa yang hadir.
Karena kehadiran, ketika tulus dan utuh, bisa menjadi tempat anak berteduh dari segala yang asing dan keras dari dunia luar.
Bagaimana Menemani Anak di Masa Libur Tanpa Harus Menjadi Superhero?
Kita tidak perlu menjadi orangtua ideal. Cukup jadi orangtua yang hadir. Penuh. Utuh. Manusiawi.
Berikut ini bukan tips. Lebih seperti catatan kecil dari kegagalan dan pengakuan:
- Buat jadwal liburan bersama anak. Duduk bareng dan tanya: "Kamu pengin ngapain minggu ini?" Biarkan mereka merasa punya suara. Bukan karena kita tidak tahu, tapi karena kita ingin tahu apa yang mereka pikirkan.
- Biarkan mereka bosan. Anak yang bosan akan belajar menemukan kesenangannya sendiri. Kita tidak harus jadi badut setiap hari. Cukup jadi jangkar: tempat mereka kembali saat mereka perlu.
- Masak bareng. Tak usah bikin cookies ala Pinterest. Cukup goreng pisang dan biarkan mereka menaburkan gula sendiri. Biarkan dapur berantakan. Biarkan tawa masuk ke dalam adonan.
- Cerita sebelum tidur. Bahkan untuk anak yang sudah bisa baca sendiri, suara orangtua tetap menenangkan. Cerita bukan untuk mengantar tidur, tapi untuk membangun ikatan yang tak kasat mata.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!