Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Perhatian Terhadap Kesehatan Mental Polisi

1 Mei 2024   10:51 Diperbarui: 1 Mei 2024   11:21 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jenazah RAT anggota Satlantas Polresta Manado yang bunuh diri di Mampang, Jakarta Selatan. (KOMPAS.com/FIRDA JANATI)

Tingkat bunuh diri sudah mengkhawatirkan. Tidak hanya terjadi pada masyarakat umum. Lembaga kepolisian pun sudah terdampak kejadian serupa. 

Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel mengungkapkan perbedaan tingkat bunuh diri antara anggota polisi dan warga sipil. Menurutnya, tingkat bunuh diri di kalangan polisi lebih tinggi daripada masyarakat umum, dengan angka sekitar 18 per 100.000 orang dibandingkan dengan 11 per 100.000 orang di masyarakat umum. Data ini disampaikan oleh Reza dalam Rapat Pimpinan Nasional salah satu satuan kerja Polri yang membahas masalah gangguan kejiwaan di kalangan personel polisi. (Kompas.com - 01/05/2024)

Bunuh diri tidak hanya menjadi isu kesehatan mental, tetapi juga mencerminkan berbagai tekanan dan tantangan yang dihadapi oleh anggota kepolisian dalam menjalankan tugas mereka sehari-hari. Dengan demikian, laporan ini mengundang kita untuk mengkaji lebih dalam faktor-faktor apa saja yang mungkin memengaruhi kesehatan mental para petugas kepolisian dan bagaimana kita dapat meresponsnya dengan lebih baik sebagai masyarakat yang peduli.

Perlunya Perhatian Terhadap Kesehatan Mental Anggota Kepolisian

Dalam konteks meningkatnya angka bunuh diri di kalangan anggota kepolisian, sungguh tidak dapat dipungkiri bahwa perlunya perhatian ekstra terhadap kesehatan mental mereka adalah suatu keperluan yang mendesak. Data yang menggambarkan peningkatan dramatis angka bunuh diri di kalangan polisi di atas bukanlah sekadar statistik, melainkan cerminan dari krisis yang perlu segera kita tangani.

Sebagai masyarakat, kita tidak bisa menutup mata terhadap kenyataan pahit ini. Anggota kepolisian, yang sehari-harinya bertugas untuk melindungi dan melayani masyarakat, sebaiknya mendapatkan perlindungan dan perhatian yang sama dalam hal kesehatan mental. Mereka adalah pilar penting dalam menjaga ketertiban dan keamanan, namun seringkali terabaikan dalam upaya mendukung kesejahteraan psikologis mereka.

Kesehatan mental adalah aspek yang sangat penting dalam menjaga kualitas hidup seseorang. Namun, tekanan yang dialami oleh para petugas kepolisian, baik dari lingkungan kerja maupun dari tugas-tugas yang diemban, dapat menyebabkan stres kronis, depresi, dan bahkan menyebabkan pikiran untuk mengakhiri hidup. 

Oleh karena itu, perlunya perhatian ekstra terhadap kesehatan mental para anggota kepolisian tidak boleh diabaikan lagi. Ini bukan hanya masalah moral, tetapi juga masalah kemanusiaan yang membutuhkan tanggapan yang tepat dan berkelanjutan.

Data  di atas menggarisbawahi bahwa profesi sebagai petugas kepolisian membawa risiko tinggi terhadap kesehatan mental. Mungkin saja, para polisi seringkali terpapar pada situasi-situasi traumatis dan tekanan kerja yang konstan, yang dapat menyebabkan stres kronis dan masalah kesehatan mental lainnya. Dalam konteks ini, bunuh diri dapat dipandang sebagai salah satu akibat yang mengerikan dari tekanan dan trauma yang mereka hadapi dalam menjalankan tugas mereka.

Kita sering mendengar bahwa profesi yang memerlukan keterlibatan langsung dengan kekerasan atau konflik, seperti polisi, memiliki risiko tinggi terhadap gangguan mental. Bahkan, sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa para petugas kepolisian memiliki tingkat bunuh diri yang dua kali lipat lebih tinggi daripada rata-rata masyarakat umum. Ini adalah bukti yang menggugah hati kita untuk bertindak segera.

Hal lain yang perlu kita perhatikan adalah peran kultur dan tekanan kerja di lingkungan kepolisian dalam meningkatkan risiko gangguan mental dan bunuh diri. Kultur yang dominan di kepolisian sering kali menekankan ketangguhan, keberanian, dan ketahanan mental yang tinggi, yang dapat memicu stigma terhadap ekspresi emosi dan pencarian bantuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun