Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menulis di Kompasiana

28 Agustus 2022   19:02 Diperbarui: 28 Agustus 2022   20:36 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dana pensiun menjadi trending topic hari-hari ini. Bukannya tidak ada alasan mengapa topic ini ramai dibicarakan. Pernyataan menteri keuangan Srimulyani tentang dana pensiun bisa saja menjadi pemicunya. Bahwasannya menurut beliau dana pensiun dari ASN, TNI dan Polri sangat membebankan APBN.

Terlepas dari persoalan dana pensiun dari ASN, TNI dan Polri barangkali kita semua juga digugat untuk bertanya pada diri apakah kita sudah siap dengan dana pensiun. Tentu jawaban kita sangat variatif. Saya sendiri sudah memikirkan dana pensiun dari sekarang. Sebab perlu ada kemandirian keuangan di masa tua.

Kelemahan kebanyakan orang, termasuk saya tentunya adalah tidak pernah melakukan perhitungan secara rinci tentang dana pensiun. Kelemahan ini mesti diperbaiki mengingat masa produktif kita ada batasnya. Salah satu rumusan yang baik dalam menghitung berapa dana pensiun yang dipersiapkan sebagaimana dijabarkan dalam Kompas.com adalah:

Jumlah biaya hidup per bulan x estimasi umur hidup

Contoh: Kamu ingin pensiun di umur 50 tahun.

Prediksi kamu bisa hidup sampai 70 tahun.

Biaya hidup sebesar Rp 8 juta sebulan.

Total dana pensiun = Rp 8 juta x 12 (jumlah bulan dalam setahun) x 20 = Rp 1,92 miliar.

Walaupun saya belum melakukan perhitungan secara matematis seperti di atas saya tetap melakukan investasi. Saya pribadi lebih suka menginvestasikan dana dengan membeli aset tanah. Alasannya sangat simpel. 

Manusia terus bertambah setiap hari sementara tanah tidak pernah bertambah luasnya. Lagi pula harga tanah semakin hari semakin naik dan sangat tidak memiliki resiko sedikitpun jika dibandingkan dengan membeli aset lain seperti emas dan lain sebagainya.

Selain investasi tanah saya juga memikirkan bagaimana cara agar di masa pensiun nanti tetap menghasilkan sesuatu.Salah satu cara untuk tetap menghasilkan sesuatu di masa tua adalah tetap menulis di Kompasiana. 

Mengapa? Kompasiana tidak pernah tidak menghargai usaha setiap usaha penulis. Pemberian rewads setiap bulan merupakan penghasilan tambahan bagi para penulis yang serius menekuni dunia tulis menulis. 

Pekerjan tulis menulis ini bisa dilakukan semua orang tanpa batas usia. 

Menekuni dunia tulis menulis dalam rumah besar Kompasiana adalah salah satu usaha untuk mempersiapkan diri untuk tetap berpenghasilan. Banyak senior kita yang sudah membuktikan hal ini. Saya tidak menyebutkan satu per satu tetapi fakta sudah membuktikan hal itu. Mudah-mudahan semakin serius menekuni dunia tulis menulis semakin hari tulisan yang diposting semakin memiliki kualitas. 

Sehingga setiap artikel bisa berguna bagi semua pembaca.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun